Unknown

 Author : Luxi Dailinda Rizki

Cast : Oh Sehun, Park Hyura, Lee Gi kwang, other

Genre : Marriedlife, family, other



“Sehunnie, cepat kemari. Aku mau memasangkan dasimu.” Hyura sedikit berteriak.
“Ne, aku datang.” Sehun berlari menuju Hyura dengan memegang satu tumpuk roti isi.
“Ya!! Kau ini, kalau begini caranya baju kerjamu akan kotor.”Hyura menarik roti ditangan Sehun dan meletakkannya diatas gelas susu Sehun.
Sehun mempoutkan bibirnya. “andwae. Jangan letakkan rotiku disitu! Aku akan langsung memakannya!” Sehun melahap roti dalam satu kali suap.
“Aiss.. percuma saja bicara padamu. Nah selesai, sekarang kau sudah rapi dan pastinya tampan.”
“mmnnnejhuy, Gomawwoeummmm.” Jawab Sehun dengan suara yang tidak jelas karena roti didalam mulutnya.
“Ya, apa yang kau bicarakan eoh? Aku tidak mengerti.” Hyura menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Glekk.. Sehun menelan rotinya bersama susu.
“Aahh,, Ya! Uri yeppeo Hyura. Aku berangkat dulu ne, jaga dirimu.” Sehun mengusap kepala Hyura.
Hyura hanya mengangguk.
“Oh ya, kau hari ini ada kuliah tidak?”
“eobseo. Aku free hari ini. Apa kau mau mengajakku jalan-jalan?” mata Hyura seketika berbinar.
“Aiss,, aniya. Aku sibuk dan tidak ada waktu untuk sekedar jalan-jalan konyol. Ingat Hyura aku ini karyawan baru jadi harus serajin mungkin bekerja. Agar presdir diperusahaanku tidak kecewa sudah menerimaku, neo arraseo?”
Hyura kembali mengangguk.
“Ya!! Kenapa wajahmu berubah seperti itu eoh? Kau jangan sedih. Aku janji kita akan jalan-jalan lagi. Aku akan mengajakmu kesuatu tempat.” Sehun tersenyum.
“jeongmalyo? Apakah tempat yang kau bicarakan itu adalah tempat yang sangat indah seperti tempat yang kau tunjukkan kepadaku saat kita masih pacaran dulu?”
“ye?? Apakah aku pernah menunjukkanmu itu? Kurasa tidak. Atau aku hanya tidak ingat?”
“Ya.. kau harus ingat itu. Kau tau itu tempat yang pernah indah yang pernah aku kunjungi. Sebuah bukit dengan hamparan rumput hijau. Kau masih juga tidak ingat? Aiss.. sudahlah. Aku marah padamu, jangan coba-coba dekati aku.” Hyura memalingkan mukanya.
Sehun merangkul pundak Hyura dan menariknya keluar kamar apartemen. Hyura akan mengantarkan Sehun sampai lantai 1 apartemen. Tittit.. Sehun menekan tombol di lift untuk menuju lantai dasar. Sehun melihat hyura sekilas tersenyum lalu menggenggam tangannya.
“Hyura~ya. Aku janji aku akan membeli rumah untuk kita, jadi kita tidak perlu tinggal di apartemen lagi.”
“Oh, ne. aku suka tinggal dimanapun asal bersamamu.” Hyura merangkul pinggang Sehun.
“haha, apa kau mau tinggal bersamaku didalam kandang harimau eoh?”
“ya!! Tidak seperti itu maksudku sehunnie.” Hyura mencubit pinggang Sehun.
“Kau mulai genit eoh?” Sehun mengusap rambut panjang istrinya itu.
Pintu lift terbuka, karena mereka sudah berada di lantai dasar.
“Jaga dirimu, kalau kau bosan. Kau keluar saja. Tapi ingat, kau jangan keluar sendirian. Harus bersama chingumu ne.”
“ne, arraseo. Sehunnie, kau janjikan hari ini mengantarkanku ke rumahku. Aku ingin bertemu Chanyeol oppa.”
“Aiss, eotteokhae? Aku mungkin akan banyak pekerjaan di kantor hari ini. Kau mau kesana jam berapa? Mungkin aku bisa mengantarmu.”
“Chanyeol oppa sampai ke Korea mungkin sekitar jam 11, tapi jika kau banyak tugas aku bisa menunggumu sampai jam 1.” Hyura tersenyum kecil.
“Ah, kau memang istri yang baik. Jaga dirimu ne. aku pergi.” Sehun melambaikan tangannya.
Hyura memang sudah sangat bahagia hidup bersama Sehun, jika Hyura bahagia aku mungkin akan berusaha bahagia walaupun dia tidak bisa bersamaku sekarang. Aku memang lebih dulu mencintaimu Hyura. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa jika takdir sudah menyatakan jika kau harus bersamanya tidak bersamaku. Aku bahagia jika kau bahagia. Sekarang mungkin aku belum bisa mengahapus seluruh bayanganmu didalam hatiku, tapi aku masih berusaha untuk itu. Bukankah itu yang kau inginkan? Aku menolaknya Hyura, hatiku menolaknya.
Deg, langkah Hyura terhenti karena ada seseorang mencengkram tangannya. Hyura berbalik arah menghadap orang itu.
“oppa, kenapa bisa disini? Apa oppa mau bertemu Sehun? Sehun baru saja pergi kerja.”
“Ah,, emm. Ne, aku ingin bertemu Sehun. Aiss.. tapi sial nasib belum berpihak padaku.”
Hyura tersenyum. “Oppa, mianhae ne. aku harus kembali ke kamar. Apartemen kami masih berantakan belum sempat membereskannya.”
“Ah, ne. Hyura, kau ada kuliah hari ini ?”
“ohh,, aa  niya.” Jawab Hyura gugup. Didalam hatinya Hyura sangat gelisah akan hal ini. Hyura sudah menduga jika Gikwang akan mengajaknya keluar, dan itu pastinya akan menyakiti Sehun.
“Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat.”
“Ahh.. ne. geundae oppa mianhae, hari ini oppaku pulang dari china karena sudah menyelesaikan studynya, jadi aku tidak bisa. Mianhae.”
“jinja? Chanyeol pulang hari ini? Ah, bolehkah aku ikut bersamamu. Chanyeol sahabatku saat sekolah dulu, aku sangat merindukannya.
Hyura POV
“Ahh.. ne. geundae oppa mianhae, hari ini oppaku pulang dari china karena sudah menyelesaikan studynya, jadi aku tidak bisa. Mianhae.” Aku berusaha menyusun kata sebaik mungkin agar Gikwang oppa mengurungkan niatnya.
“jinja? Chanyeol pulang hari ini? Ah, bolehkah aku ikut bersamamu. Chanyeol sahabatku saat sekolah dulu, aku sangat merindukannya.
Aiss, bodoh sekali aku. Bagaimana bisa aku lupa jika dulu gikwang oppa dan Chanyeol oppa berteman baik. Alasan apa lagi yang harus aku katakan pada gikwang oppa. Aku tidak mau membuat Sehun marah lagi padaku.
“mian oppa, aku bersama Sehun.” Akhirnya aku menemukan alasan yang cukup meyakinkan.
“Ah, itu akan lebih bagus eoh? Kita bertiga akan pergi kerumahmu. Hyura oppa pergi dulu ne, oppa kekantor. Kau mau pergi jam berapa?”
“mungkin jam 1 oppa.”
“Ah ne, aku akan datang kesini. Annyeong.” Gikwang oppa berlalu pergi.
Aku hanya menghela nafas kasar dan kembali ke kamar.
“Apa yang telah aku lakukan? Aku melakukan hal bodoh lagi. Sehun akan marah lagi padaku karena ini.” Dengan ocehanku aku membereskan tempat tidur.
“Sehunnie, jeongmal joahyo. Uri Sehunnie neo eodiseo? Jeongmal beogoshipdda. Kau baru saja pergi beberapa jam lalu, aku sudah sebegini merindukanmu.” Tanpa kusadari aku selesai menyapu seluruh ruangan apartemen.
“Ah, sudah bersih eoh? Jika ruangan sudah bersih, aku juga harus bersih. Bukankah Sehun akan menjemputku siang ini?” Aku tersenyum.
Dengan malas aku melangkahkan kakiku menuju kamar mandi, aku mengguyur seluruh tubuhku dengan air segar. Lumayan, jika hanya untuk menghilangkan rasa pusing yang sekarang melanda kepalaku. Selesai mandi aku segera berganti pakaian lalu menyiapkan makan siang untuk Sehun nanti.
“Apartemen sudah bersih, makanan juga sudah, ahh..”
Tittititit… Call :Uri kyeopta nampyeon ???
“Yoboseyo? Wae Hyura?” Sehun menjawab telfonku.
“anniya, kapan kau pulang? Aku merindukanmu.”
“Ahh, mianhae. Mungkin sebentar lagi. Aku masih banyak pekerjaan. Bisakah kau menunggu sebentar?”
“Ne.”
“Gidaryo. Aku tutup ne, Saranghae.” Bippp.
“Nado saranghae Sehunnie, neomu neomu saranghae.” Aku meletakkan ponselku diatas meja makan dan meletakkan tanganku menopang dagu.
“Sehunnie, aku akan menunggumu.”
Hyura POV end
Zrtzrtzrt… Ponsel Hyura bergetar.
1 pesan baru. Gikwang oppa.
“Hyura~ya, apa Sehun sudah pulang? Aku akan segera ke apartemen. Annyeong.”
Hyura kembali menghela nafasnya. Hyura meletakkan ponselnya ketampat semula tanpa membalas pesan singkat dari Gikwang. Tidak lama setelah itu ponsel Hyura kembali beraktivitas, tapi kali ini bukan bergetar lagi tetapi berdering menyanyikan lagu Davichi-it Because I missing you today. Tapi itu tidak bertahan lama karena Hyura dengan cepat menjawab panggilannya.
Gidarida neol gidarida cham manhi ureosseo, dashi mannado anilgeol nan annika, gidarida neol gidarida jeongmal…
ye? Yoboseyo? Wae geurae oppa?”
“bukakan pintu untukku. Palliwa!”
“Geundae oppa? Sehun belum pulang aku tidak berani membukakan pintu untuk namja lain.”
“Aiss, kau ini! Kau mengira aku ini siapa? Aku kakak iparmu, hyung Sehun. Apa kau tidak menerimaku berkunjung ke apartemen adikku sendiri eoh?”
“Ne oppa, chamkaman.”
Cekrekk.. Hyura membuka pintu. Gikwang sudah berada di muka pintu dengan serangkai bunga ditangannya.
“untukmu.” Gikwang menyerahkan bunga itu pada Hyura.
Hyura terlihat ragu menerima bunga dari gikwang. Gikwang yang melihat itu langsung membuka suara..
“Jebal! Terima bunga dariku. Sehun tidak mungkin marah karena ini kan? Aku tau bagaimana adikku. Kau tenang saja. Jika bocah itu marah padamu karena ini aku janji tidak akan lagi memberimu bunga.” Gikwang menyunggingkan senyum termanisnya.
“Ahh,, wangi apa ini? Wangi masakanmu kah?” Gikwang langsung memasuki apartemen Hyura tanpa basa-basi lagi.
Gikwang langsung menempatkan dirinya di kursi makan.
“Hyura~ya, kajja kita makan.”
“Geundae oppa…” Hyura menatap Gikwang dengan pandangan yang tidak mengandung arti.
“Wae? Apa tidak boleh?”
Hyura dengan cepat menggelengkan kepalanya.
“Lalu? Tunggu apalagi? Kajja kita makan. Aku sudah tidak sabar mencicipi masakanmu.”
Hyura hanya diam lalu menarik kursi makan dan duduk disana. “oppa makan dulu saja, aku nanti. Aku masih ingin menunggu Sehun datang. Aku ingin makan bersamanya.”
“oh, ne. aku makan dulu ne.”
Begitu cintakah kau dengan adikku? Kau rela menunda makan siangmu hanya untuk menunggunya pulang dan makan bersamanya. Aku memang sudah tidak bisa lagi menempati hatimu Hyura. Ucap gikwang dalam hati.
***
Gidarida neol gidarida cham manhi ureosseo, dashi mannado…..
Oh, sehun menghubungiku.” Dengan cepat Hyura menjawab panggilan dari Sehun.
“yoboseyo? Sehunnie eodie?”
“Ah, mianhae yeobo. Aku tidak bisa mengantarmu. Kau pergi bersama chingumu saja ne, jeongmal mianhae.”
“Ah arasseo, annyeong.” BIPP Hyura menutup panggilan Sehun dengan ekspresi tidak baik.
“Wae? Apa sehun tidak bisa?”
“ne, geundae,, nan gwenchana. Sehun sangat sibuk jadi dia tidak bisa hari ini. Tapi aku bersama sehun tidak hanya hari ini kan? Aku bisa kerumah oppaku bersama Sehun kapanpun aku mau.”
“Kau memang istri yang baik.” Gikwang mengusap kepala Hyura.
“berarti aku dan sehun tidak salah mencintai yeoja sepertimu. Sehun sangat beruntung bisa bersamamu. Aku iri pada bocah itu.”
“oppa…”
“Mianhae hyura, aku masih belum bisa melupakanmu. Menghilangkanmu dari hatiku, jangankan untuk itu setiap hari aku selalu sulit mengilangkan bayanganmu difikiranku. Memang ini seperti kata-kata konyol. Tapi ini nyata Hyura. Aku masih belum bisa mendapatkan yeoja penggantimu, masih belum bisa. Hyura saranghae..” Gikwang tiba-tiba memeluk Hyura.
“Oppa jebal!! Jangan seperti ini. Aku mohon oppa.”
Gikwang melepaskan pelukannya pada Hyura.
“Mianhaeyo.. tidak seharusnya aku begini. Aku sendiri yang merelakanmu pergi bersama Sehun. Aku terlihat sangat tidak konsisten dengan pilihanku. Mianhaeyo.”
“Ah, aku yakin nanti. Kau pasti akan menemukan yeoja itu oppa. Yeoja yang lebih baik dariku.”Hyura memegang pundak Gikwang.
“oppa jadikan mengantarkan aku bertemu chanyeol oppa? Bukankah oppa juga merindukannya?”
“Ah, geurae. Itu pasti. Geundae aku harus mencuci ini dulu. Akan sangat tidak sopan kan jika aku tidak mencucinya? Aku sudah menumpang makan disini. Kau makanlah dulu, jika sudah selesai bawa saja kebelakang aku juga akan mencucinya.”
“Aiss oppa, tidak usah seperti itu. Nanti aku akan membereskannya sendiri. Oppa tunggu didepan saja.”
“andwae, jika aku mau mencucinya kau mau apa?”
Hyura tersenyum. “ah jika kau mau cucilah oppa, itu akan sedikit mengurangi kerjaku hari ini.”
***
Hyura sekarang tengah berada didalam mobil Gikwang. Mereka akan segera ke rumah Hyura karena Hyura sangat ingin bertemu oppanya. Sekitar 20 menit mereka sudah sampai ditempat yang dituju. Baru saja gikwang menhentikan laju mobilnya Hyura langsung keluar dan masuk kerumah lalu berhambur kepelukan chanyeol.
“Oppaaa.. jeongmal beogoshipdda.”
“Ne, nado saengi.” Chanyeol mengelus rambut hyura lembut.
“Kau kesini bersama siapa eoh? Apa bersama bocah sok popular itu?”
“Ya!! Oppa, Sehun memang popular, bilang saja jika oppa iri kalah saingan dengannya.”
“Aiss, bagaimana bisa kau menjadi istri bocah itu, apa dia bisa menjagamu dengan baik eoh? Apa dia bisa menghidupimu?
Bukk.. Hyura memukul pundak Chanyeol. “Tentu saja oppa!! Sekarang Sehun sudah punya pekerjaan sendiri, dia juga sudah lama menyelesaikan kuliahnya, oppa saja baru selesaikan? Berarti oppa tidak lebih hebat dari Sehun.”
“Ne, arra arra. Oppa mengalah demi adik cantik oppa ini.” Chanyeol mencolek hidung Hyura.
“Yaa!! Chanyeol~ah kau sudah pulang eoh?? Lama tidak bertemu teman lama.” Gikwang bersalaman dengan Chanyeol.
“tentu saja. Kau masih kuliah ?”
“anniya, aku juga baru saja lulus. Sama sepertimu.”
“Bagaimana bisa kau kalah dengan adikmu? Adikmu sepertinya lebih tanggap eoh? Kuliah saja kau kalah dengannya begitupun soal cinta untuk merebut hati adik kecilku ini saja kau masih kalah dengannya. Aku kecewa padamu Gikwang.” Chanyeol merangkul pundak Gikwang.
“Hahaha, mungkin dia lebih baik dariku.” Gikwang tersenyum.
“Yaa!! Hyura. Seharusnya kau menikah dengan gikwang saja. Aku lebih setuju jika seperti itu. Hubunganku dengan gikwang akan semakin baik.”
“Oppa, aku tidak suka oppa seperti itu. Aku lebih tahu mana yang lebih baik untukku, jadi oppa jangan bicara apapun tentang pilihanku. Aku memilih Sehun, karena aku tahu jika Sehun adalah terbaik untukku bukan namja lain. Oppa jangan pernah katakan itu lagi. Jika oppa lebih menyukai gikwang oppa daripada Sehun kenapa tidak oppa saja yang menikah dengannya. Jangan urusi aku, urusi saja diri oppa, sampai sekarang bukankah oppa belum punya yeoja eoh? Akan sangat malu jika oppa belum menikah ketika aku sudah punya anak.”Hyura berbicara panjang lebar lalu pergi keluar ke teras rumah.
“Kau lihat itu! Bagaimana bisa kau menyukai yeoja seperti itu? Yeoja yang sangat frontal.” Chanyeol mendengus kesal.
“Heh, aku menyukainya disisi yang lain.”
 ****
Apa Hyuraku baik-baik saja? Mianhae aku tidak bisa menemanimu.
Sehun hanya duduk di kursi kerjanya dengan tatapan yang tidak sedikitpun berkedip memandang layar ponsel dengan lukisan wajah Hyura.
Tittit Sehun mengetuk papan tombol diponselnya.
Call : Hyura
“Yoboseyo.” Suara Hyura sekarang telah berhasil membuat Sehun lega dari rasa cemasnya.
“Apa kau baik-baik saja? Kau sekarang sudah dirumah Chanyeol hyung? Bersama siapa kau kesana? Jika kau takut kesana sendiri kau bisa menghubungi Gikwang hyung. Pasti dia mau pergi bersamamu.” Sehun bicara tanpa jeda.
“Ne, Chagi. Nan Gwaenchana. Geopjeongmalgu. Aku sekarang memang sudah bersama Gikwang oppa, aku kira kau akan marah dengan ini. Jadi mianhae aku tidak memberitahumu.” Suara Hyura merendah.
“Ya, untuk apa minta maaf. Kau bersama hyungku kan bukan bersama namja lain? Aku akan marah padamu jika kau bersama namja lain selain hyungku.”
“Oh, geurrae. Jadi aku tidak apa-apa ne menyanggupi ajakan gikwang oppa untuk jalan-jalan bersama.” Hyura menahan tawa.
“Ya!! Andwae.” Sehun mengeraskan urat lehernya.
“Haha, kenapa kau marah eoh? Bukankah kau tadi bilang tidak apa-apa?”
“Ne, aku tutup.” BIP Sambungan diputus oleh Sehun.
“Sehun.” Seorang yeoja memanggil Sehun.
“Ne, ada apa Minri?”
“Bisakah nanti kita makan malam bersama?”
Sehun tersenyum kepada yeoja yang sekarang berdiri dihadapannya itu. “Mianhae, aku tidak bisa. Aku makan malam bersama yeojaku. Jeongmal mianhae.”
Yeoja itu berlari pergi keluar ruangan Sehun.
***
Matahari sudah hampir kembali keperapiannya, tapi Sehun masih saja belum beranjak dari ruang kerjanya. Laki-laki tampan ini masih saja berkutat dengan berkas-berkas yang tersusun tinggi di mejanya. Sehun menghentikan kerjanya ia menepuk jidatnya pelan.
“Aiss, kenapa aku bisa lupa. Aku harus menjemput Hyura dirumah Chanyeol oppa.” Sehun segera bangkit dari kursinya dan menyusun rapi berkas kerjanya, tanpa pikir panjang Sehun segera mengambil kunci mobilnya dan melaju kencang dijalan beraspal.
“Chogi, hyung apa Hyura sudah pulang?” Sehun bertanya pada Chanyeol ketika dia sudah sampai dirumah kakak iparnya itu.
“Hyura baru saja pergi bersama Gikwang.”
“Gomawo hyung, annyeong.” Sehun berlari menuju mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi.
****
Gikwang POV
Aku sekarang berada di satu mobil bersama yeoja yang sangat aku cintai. Entah kenapa perasaanku pada yeoja ini tidak bisa berkurang sedikit saja. Walaupun aku tahu aku sudah tidak punya harapan lagi untuk memilikinya. Dia sekarang duduk tepat disampingku. Jika jantungku tidak terbungkus rapi didalam tubuhku mungkin sekarang aku sudah kesusahan mencari jantungku, karena dia pasti akan melompat keluar karena jantungku tidak sanggup menampung detakan yang sekarang aku rasakan. Detakan yang benar-benar kuat. Aku ingin menggenggam tangannya erat, jika itu bisa kulakukan mungkin aku tidak akan rela memisahnya. Tapi sayangnya itu mungkin hanya khayalku yang tidak terkontrol sekarang.
“Hyura~ya.” Aku menghentikan laju mobilku.
“Bisakah kita turun sebentar.” Aku bertanya pada Hyura.
“Untuk apa oppa?” Hyura memandangku dengan tatapan heran.
“Sudah, ikuti saja.” Aku meraih sabuk pengaman Hyura dan melepaskannya.
Aku bersama Hyura turun dari mobil dan berdiri di pinggir sebuah jembatan, kami hanya saling memandang tidak ada yang bisa dibicarakan.
“Hyura, saranghae.” Aku menggenggam tangan Hyura.
“Oppa…” Hyura menatapku sendu dan berusaha melepaskan genggamanku.
“Hyura, jebal!! Aku hanya bisa menggenggam tanganmu sekarang. Jadi aku mohon sebentar saja biarkan begini saja. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya jika bisa bersamamu dengan jarak sedekat ini.”
Hyura hanya diam tanpa suara.
“Hyura, kau tau kan jika aku sakit? Mungkin semakin hari aku akan semakin parah dan pasti hingga waktunya tiba nanti aku sudah tidak bisa melihatmu.”
“Oppa, aku percaya jika oppa bisa melawan itu semua. Aku percaya itu, jadi jangan sampai aku melihat oppa dengan keadaan seperti ini lagi. Fighting oppa.”
“Hyura..”Aku memeluk Hyura erat,aku benar-benar tidak mau jauh dari yeoja ini sedikit saja. Yeoja yang selama ini selalu memberiku semangat disaat aku sedang turun sedang putus asa karena sakit yang aku derita. Karena yeoja inilah aku masih ingin bertahan dan berjuang untuk hidup sampai sekarang.
“Oppa, jebal!! Lepaskan aku oppa.” Hyura memohon.
Aku hanya menggeleng. Aku masih ingin bersamanya.
Suara langkah seseorang berjalan mendekati aku dan Hyura, Hyura tiba-tiba tertarik menjauh dari pelukanku.
“Sehun.” Aku tercengang ketika melihat Sehun sudah berdiri dihadapanku dan memeluk hyura erat.
“Hyung, apa yang kau lakukan? Dia istriku. Bukankah kau sangat sudah tau tentang ini? Atau mungkin kau tidak ingat Hyung? Kau sudah amnesia hyung?”
“Ya!! Sehun, aku tau jika dia istrimu. Kau bilang aku amnesia eoh? Sekarang aku tanya padamu, apa kau juga amnesia? Apa kau juga tidak ingat jika aku hampir menikah dengan Hyura? Apa kau juga tidak ingat jika aku pernah mencintainya bahkan masih mencintainya sekarang. Apa kau juga tidak ingat jika aku telah melepaskannya untukmu? Untuk adik laki-lakiku!! Kau fikir akan semudah itu aku melupakannya? Tidak Sehun! Aku masih ingin melihatnya, aku masih ingin berada di sampingnya? Apa itu juga tidak boleh? Aku ingin selalu ada disampingnya jika kau tidak bisa sehun, itu yang hanya bisa aku lakukan.” Aku mengeraskan nada bicaraku.
“Hikss, Stop oppa. Stop, sehunnie tolong dengarkan aku, hentikan semua ini. Apa kelebihanku? Apa bagusnya aku? Kalian rela bertengkar seperti ini hanya karena yeoja seperti aku. Kalian itu saudara, hikks tidak sepantasnya begini.” Hyura berulang kali mengusap air matanya.
“Hyung, aku akui untuk saat ini aku memang tidak bisa selalu ada disamping Hyura. Aku tau hyung, kau memang lebih baik dariku. Tapi aku mohon hyung, aku mohon jangan terlalu memaksakan hyura hyung. Hyung Hyura sudah menjadi istriku yang sah hyung. Aku tidak akan melarang hyung untuk bertemu Hyura, karena hyura manusia, hyura butuh sosialisasi. Termasuk denganmu hyung. Hyung mianhae, aku harus membawa Hyura pulang.” Sehun dan Hyura memasuki mobil dan meninggalkan aku.
Sehun POV
Hyung mianhae, mianhae karena aku sudah sangat egois, membawa pergi Hyura saat kau sedang ingin ada disampingnya. Tapi aku adalah seorang suami Hyung, Suami mana yang rela jika istrinya berpelukan bersama namja lain, walaupun namja itu adalah Hyungnya sendiri.
“Sehun~ah, mianhae hikks.”Hyura menunduk lesu.
“Untuk apa minta maaf, kau tidak melakukan kesalahan apapun.”Aku mengusap air mata hyura yang sekarang telah membasahi wajahnya.
Hyura menggeleng. “Anniya, aku sudah mengecewakanmu. Mianhae sehunnie..hikss.”
Aku meraih tubuh hyura dan memeluknya. “Aku percaya padamu, jadi tidak apa-apa. Aku hanya sedikit tidak rela, tapi sudahlah sebentar lagi juga akan hilang.” aku mengelus rambut Hyura.
“Hyura, kau masih ingin bulan madu bersamaku?”
Hyura mendongakkan kepalanya. “Jinjayo? Kau mau bulan madu? Aku fikir kau sudah lupa tentang itu.”
“Anniya, aku tidak akan lupa jika itu berkaitan denganmu.”
“Jeongmal? Aku senang mendengarnya.” Hyura memejamkan matanya.
Cupp, aku mengecup pipi Hyura singkat dan kembali menyetir.
“Ya!! Apa yang kau barusan lakukan eoh?”Hyura memegangi pipinya.
“Tentu saja menciummu. Dasar bodoh.”Aku menjawab ketus.
Hyura hanya tersenyum dan menyenderkan kepalanya di bahuku.
***
“Hyura, apa kau masih mencintaiku?”Tanyaku pada Hyura yang sekarang sedang menyisir rambutnya.
“Mwo? Pertanyaan apa itu? Sangat tak berbobot.” Hyura berjalan kearahku dan tidur disampingku.
“neo, jeongmal!! Haruskah aku merekam suaraku di ponselmu dengan mengatakan bahwa aku benar-benar mencintaimu? Agar kau suami tampanku tidak akan lupa tentang itu dan kau tidak akan menanyakannya lagi.”Hyura memelukku.
“Anniya, tidak perlu.”Aku mengusap rambut panjangnya lembut.
“Sepertinya aku harus melakukannya agar kau puas.” Hyura meraih ponselku yang ada di meja dan dengan bodohnya dia mengatakan itu.
“Ya!! Oh Se Hoon!! Nae Park Hyura. Akan selalu mencintaimu, Neomuneomuneomu Saranghae, neomuneomu joahyo, yeongwonhi sehunnie..” Hyura berteriak.
“Kau apa-apaan eoh? Cepat kembali.”Aku menarik tangannya dan sekarang Hyura sudah berada dalam dekapanku.
“Kau puas?”Hyura tersenyum dan mendongakkan kepalanya.
“Hyura~ya. Kau masih ingat tidak berapa kali aku menciummu?”Aku tersenyum evil karena sekarang wajah istriku memerah karena malu.
“Molla.. aku tidak menghitungnya.”
“Jeongmal?” bukankah aku hanya pernah melakukan itu 3 kali?”
“anniya, kau sudah sangat sering menciumku. Bangun tidur, saat mau kerja, bahkan tadi di mobil kau juga menciumku kan? Dasar mesum.” Hyura mempoutkan bibirnya.
“Jinja?? Dasar kau benar-benar bodoh. Tadi di mobil aku hanya mengecup pipimu, saat bangun tidur dan berangkat kerja aku tidak pernah menciummu aku juga hanya mengecup keningmu.”
“Oh, jadi yang kau maksud itu.” Hyura tertawa.
“Ah aku baru ingat, kau sudah 4 kali menciumku, kau mau bohong padaku eoh? Kau bilang 3 tapi kenyataannya 4.”Hyura mencubit pinggangku.
“Anniya, aku memang hanya 3 kali menciummu. Aku hanya menciummu saat kita berdua di saat hujan sebelum menikah, saat kau masih menjadi calon istri hyungku, yang ke 2 saat pernikahan kita, dan yang ke 3 saat ….”aku tidak meneruskan ucapanku.
“Saat apa eoh?”
“Ani, bukan saat apa-apa. Mungkin yang kau hitung empat itu saat kau waktu itu pernah memberiku morning kiss. Itu kau yang menciumku bukan aku.” Ucapku sewot.
“Ne, arasseo.”
“Ya!! Jangan marah eoh? Bukankah itu kenyataan.”
“Ne, lepaskan aku. Aku mau menghadap kesana saja.” Hyura melepaskan tanganku dipinggangku dan berbalik.
“Menghadaplah kearahku chagi, aku ingin bicara serius.”
Hyura membalikkan badannya.
“Kau masih mencintaiku kan? Jangan pernah memeluk namja lain selain aku, jangan pernah berpegangan tangan dengan namja lain selain aku, arasseo?”
“Ne, jika oppa dan appa ku bagaimana.”
“Tentu saja boleh, Hyura istriku.”
“Hyura, presdir di perusahaanku bilang jika dia sangat puas dengan kerjaku. Aku terpilih sebagai pegawai teladan. Apa kau juga senang mendengarnya sama sepertiku?”Aku mengusap pipinya.
“Tentu saja iya, bahkan sangat iya. Lalu apalagi yang dikatakan presdir?”
“Kita akan segera pindah chagi.”
“Mwo? Wae? Apa apartemen kita akan dijual? Andwae sehunnie, jika ini dijual kita tinggal dimana.”
“Kita akan tinggal dirumah baru kita.”
“Kau sudah punya uang sebegitu banyak kah? Bukankah kau baru bekerja eoh?”tanya Hyura Heran.
“Anniya, bukan aku yang membeli rumah itu. Tapi presdir. Kita akan menempati salah satu rumahnya.”
“Shirreo. Aku tidak mau kita merepotkan oranglain chagi. Lebih baik kita tinggal disini daripada tinggal dirumah oranglain dan menyusahkannya.”
“Chagi, presdir memberikannya untuk kita. Rumahnya juga tidak terlalu besar jadi cocok untuk kita tinggal berdua.”
“Jeongmal? Aku ikut kau saja, apakah kita akan segera pindah?”
“Anniya, jika kau masih ingin disini. Kita tinggal disini dulu. Lagipula bukankah kita akan pergi dalam waktu dekat ini?”
“Pergi kemana Sehunnie?”
“Kau ini, bukankah kau menginginkan bulan madu?”
Hyura mengangguk dan tersenyum.
“Kita akan segera pergi ke China.”
“Mwo? China? Aku benar-benar ingin kesana.”
“Ne, aku tau itu. Maka dari itu aku memilih kesana.”
“Gomawo Sehunnie,”
“Ne.” Cupp aku mengecup kening Hyura singkat.
“Sehunnie,,,.” Hyura memanggiku.
“Wae?”
“Kenapa kau seperti itu tadi dengan hyungmu? Bukankah dia tidak meukaiku?”
“kau, bagaimana aku tidak marah eoh? Dia memelukmu. Memeluk istriku.”Aku mengernyitkan dahiu.
“Dia mungkin sedang dalam keadaan terpuruk sehunnie, hyungmu sakitkan? Mungkin dia terlalu takut dengan itu dan lebih lagi tidak ada yang menemaninya.”
“Lalu? Apa aku harus merelakanmu menjaganya?”
Hyura menggeleng. “ Aniya, bukan seperti itu, bagaimana jika dia ikut liburan bersama kita ke china.”
“Kau!! Apa yang ada difikiranmu sekarang. Kita itu mau bulan madu bagaimana bisa kau mengajak namja lain yang juga jelas-jelas mencintaimu. Jika kau mau mengajak gikwang hyung kau saja yang pergi dengannya aku tidak ikut kau bulan madu saja bersamanya.” Aku mebalikkan badanku dan menutupinya dengan selimut.
Hyura menggoyang-goyangkan tubuhku. “Sehunnie, mianhae. Aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya kasihan dengan gikwang oppa.” Hyura terdengar sangat menyesali apa yang diucapkannya.
“Sehunnie.” Hyura kembali menggoyangkan badanku.
“Ya!! Kena kau.”dengan cepat aku berbalik dan mendekap tubuh hyura kepelukanku.
“Aiss.. dasar kau. Kau tidak marah eoh?” tanyanya polos.
“Tadinya aku marah, tapi sudah tidak.”
“Gomawo.”
“Ne, chagi. Kau tidak melakukan kesalahan yang begitu besar jadi mana mungkin aku bisa lama-lama marah padamu.” Aku tersenyum dan mengecup keningnya. Cupp.
“Kau, namja mesum. Kau menciumku lagi.”
Pletak. Aku menjitak kepalanya.
“pabbo! Itu bukan mencium tapi mengecup. Begini baru mencium.” Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya.
“Sireo.” Hyura menghadang wajahku dengan tangannya.
“Haha.. aku juga tidak mau menciummu. Kau sangat percaya diri. Dari dulu.” Aku tertawa melihat wajahnya yang sekarang berubah memerah.
Hyura, aku berharap kau selamanya bersamaku. Aku tidak mau jauh darimu, jujur aku takut kau nantinya meninggalkanku. Aku takut, jika nanti kau bisa saja berpaling dariku dan pergi bersama namja lain. Aku sudah terlanjur mencintaimu, mungkin aku bisa mati jika kau benar-benar meninggalkanku. Walaupun ini sangat terlihat kekanakan tapi inilah yang aku rasakan. Saranghae Hyura.


0 Responses

Plaas 'n opmerking