Unknown
Author : Luxi Dailinda Rizki

Cast :  Park Hyura, Oh Sehun, Lee Gikwang, Park Chanyeol, other

Genre : Friendship, Romance, School life

Length : Chaptered 

“Minggir!”
Mendengar perkataan Sehun yeoja itu bukannya pergi dari hadapan Sehun tapi malah mengeraskan otot kakinya untuk tetap berdiri tegak dihadapan Sehun.
“Apa kau tuli? Ku bilang minggir!! Aku ingin lewat! Kau terlalu bodoh dengan menyatakan cintamu padaku.Minggir !!” Sehun mendorong pundak yeoja itu .
Yeoja itu menunduk lesu dan menggeserkan sedikit kakinya untuk memberi jalan untuk Sehun.
“Gwenchana?”
“ Ne. nae gwenchana.”
“Berikan aku kue mu. Palli!!!

****

“Yakkk!!! Neo..!!”
Sehun menoleh kearah yeoja yang berteriak kearahnya. Ia berbalik dan menatap yeoja itu dengan jarak yang sangat dekat.
“Apa maumu yeoja manis?” Sehun tersenyum mengejek.
“Aku mau kau meminta maaf pada yeoja itu.”sambil menunjuk kearah yeoja tadi.
“Gwenchana Hyura~sii. Sehun tidak perlu minta maaf padaku.” Teriak yeoja itu dari kejauhan.
Sehun semakin mendekatkan wajahnya kearah hyura.” Ooo, jadi namamu Hyura yeoja manis? Heh, bukankah aku telah memujimu eo? Kau boleh pergi sekarang. Bukankah itu yang kau inginkan? Kau berpura* benci padaku untuk menarik perhatianku kan? Sekarang bukankah hatimu telah senang? ” Sehun menjauhkan wajahnya dan meneruskan jalannya.
Hyura menarik bahu Sehun dan menumpahkan kue buatan yeoja tadi ke wajah tampan Sehun. Hyura tertawa terbahak* karena amarah Sehun telah meluap. Tapi ekspresi senang dari wajah Hyura tidak bertahan lama karena ia harus melihat segerombol yeoja telah mengerubungi Sehun dengan sapu tangan dan tisu ditangan untuk membersihkan kue yang mengotori Sehun. Sedangkan Sehun dengan amarahnya pergi dari tempat itu tanpa menghiraukan kebaikan segerombal yeoja yang mengerubungi dirinya. Hyura saat ini sedang dalam masalah besar. Bukan hanya Sehun yang akan membuat perhitungan dengannya tapi juga yeoja* yang mengaku bahwa dirinya adalah fans Sehun.
“Kau Hyura.. ingat! Kami akan membuat perhitungan dengan kelakuanmu hari ini! Kau telah membuat namja yang kami cintai malu.”
“Hey kalian harus sadar. Bukankah aku tadi membantu kalian eoh?”
“Kami tidak perlu bantuanmu. Kami sudah terbiasa dengan sikapnya. Awas kau!!!”
@Kelas
“Eh,chingu.bukankah kita besok bisa bersenang*?”Kai memulai pembicaraan
“Yaa..KAMJONG apa yang kau bicarakan?”
“Aiss..dasar kau sehun cadel.Kau sangat ketinggalan.Kau tau besok kita akan ada kemah bersama. Oh ya, bukannya tadi kau penuh dengan kue diwajahmu ? apa masalahmu dengan yeoja itu, sampai* dia begitu membencimu.”
“Diam kau.. itu bukan urusanmu. “
“Yaa..seongsangnim datang”
                Benarkah besok ada kemah?haruskah aku ikut?mungkin ini saatnya untukku…Sehun berkata dalam hatinya.
KRINGGG…. Bel istirahat. Semua siswa menuju kantin kecuali Hyura. Hyura selalu membawa bekal dari rumah karena menurutnya makanan rumah lebih sehat. Saat Hyura hendak memakan bekalnya tangannya disenggol oleh seseorang sehingga membuat makanan Hyura jatuh ke lantai. Hyura mendongak keatas untuk melihat siapa orang yang berani mengganggu jam makan siangnya. Ternyata orang itu adalah yeoja yang mengancamnya tadi pagi. Ya, namanya Lee Eun Saa ia memang terkenal sebagai yeoja yang kejam disekolah. Ia bisa melakukan apa saja demi mewujudkan keinginannya. Ia adalah teman seangkatan Gikwang, tepatnya sunbae Hyura. Eunsaa menyeret paksa Hyura keluar kelas. Membawa Hyura ke area belakang sekolah. Eunsaa mengikat tubuh mungil Hyura di sebuah pohon dan menyiram Hyura dengan minuman yang ada di tangannya.
“Bagaimana? Segar bukan? Beginilah rasanya Sehun ketika kau mengotori mukanya dengan kue menjijikkan itu. Kau mau lagi ?”. “ Kemarikan minuman kalian.” Eunsaa meraih minuman yang diberikan temannya.
****
“Aku harus memberitahu Sehun dengan apa yang ku lihat sekarang!!”
***
“Sehunn~ah, jebal !!! ada yeoja yang disiksa Eunssa eonnie dipekarangan belakang. Ku mohon tolonglah dia. Hanya kau yang bisa menghentikannya!”
“ Siapa kau ? aku tidak mengenalmu?” jawab Sehun singkat.
“Kumohon!! Tolonglah dia!!”
“Apa kau fikir aku akan peduli padanya? Aku bahkan tidak tergerak sedikitpun untuk menolongnya.”
Yeoja itu terus memaksa Sehun . dan akhirnya Sehunpun memenuhi keinginannya.
Byur… Eunsaa menjeburkan Hyura kekolamrenang
“Haha.. rasakan kau pabbo yeoja!! Salah sendiri kau mau membuat masalah dengan Sehun. Jika kau membuat masalah padanya itu berarti kau juga membuat masalah padaku, arasseo? Masalah Sehun juga masalahku.”
“Apa yang kau lakukan Eunsaa~ya ? kau telah melukai yeoja itu.” Sehun berteriak dari kejauhan.
“Ya!! Sehunnie aku membelamu, kenapa kau malah membela gadis bodoh itu eo ?”
“Kau fikir aku akan melirikmu setelah kau melakukan semua ini huh ? aku malah semakin membencimu. Kau paham!!! Sekarang minggir!”
“Yakk!!! Sehunnie itu akan sangat berbahaya . Jangan sehunnie.”
Sehun tidak mendengarkan perkataan Eunsaa ia hanya terfokus untuk menyelamatkan yeoja yang saat ini telah dalam keadaan sekarat didalam air. Sehun sangat terkejut ketika ia sadar bahwa yeoja yang saat ini diselamatkannya adalah Hyura, Yeoja yang selalu saja membuat masalah dengannya. Walaupun Sehun tahu yeoja ini adalah Hyura tapi dia tetap saja membantunya bagaimanapun Sehun masih punya hati. Sehun membawa Hyura ke UKS agar segera ditangani. Saat Hyura sadar Sehun sudah tidak ada di UKS sekarang yang ada hanya Sanghee sahabat Hyura.
“Sanghee~ah sekarang kita dimana ? apa yang telah terjadi padaku ?”
“Kau tadi tenggelam di kolam renang. Untung saja ada Sehun yang membantumu. Dia sangat baik kan ?”
“YA!!! Yeoja angel neo gwenchana ? aku sangat menghawatirkanmu.” Tiba* Gikwang datang dengan raut muka cemas.
“Ne, nae gwenchana. Mianhae sunbae, tapi aku harus pergi. Terimakasih telah menghawatirkanku.” Hyura bangkit dari tempat tidur.
“Kau mau kemana?”
                Pertanyaan Gikwang tidak dihiraukan oleh Hyura. Saat ini ia sedang memfokuskan fikirannya untuk mencari Sehun untuk mengucapkan terimakasih karena telah membantunya. Hyura mencari Sehun ke seluruh penjuru sekolah. Tapi tetap saja ia tidak menemukan Sehun. Hyura mencoba mencari Sehun ke ruangkelasnya. Tapi Hyura tidak berani masuk kedalam, ia memutuskan untuk mengintip dari jjendela. Dan benar dugaan Hyura, sekarang Sehun sedang duduk manis di bangkunya dengan memegang buku tebal. Sehun terlihat sangat focus dengan apa yang dibacanya.
Sial..!! dia bahkan lebih tampan dari yang yeoja* itu katakan. Bahkan ketika dia sedang serius sekalipun. Dia benar* seperti malaikat, begitu tampan.  Pantas saja yeoja* disekolah ini begitu menyukainya, bahkan lebih dari mereka menyukai oppa ku. Apa*an ini kenapa aku sekarang jadi memujinya? Tidak!! Oppaku lebih tampan dari dia.Hyura berkata dalam hati.
Hyura memberanikan diri untuk mengetuk ruangan kelas Sehun. Ia melangkahkan kakinya perlahan dan sekarang ia tepat berhenti disamping bangku Sehun. Ia mengumpulkan seluruh suaranya untuk mencoba mengucapkan kata trimakasih pada Sehun. Lidah Hyura terasa kelu, suaranya terasa hilang begitu saja saat Sehun telah berada dihadapannya sekarang.
“Ehem… Gomawo.” Akhirnya Hyura berhasil mengatakannya. Tapi Sehun masih saja sibuk dengan bukunya ia sama sekali tidak menolehkan wajahnya kearah Hyura. Hyura yang saat ini benar* kesal segera menarik buku yang di baca Sehun.
“Yakk!!! Apa yang kau lakukan huh? Kemarikan bukuku.” Sehun merespon ketus.
“ Aku akan kembalikan buku yang membosankan ini padamu jika kau berjanji akan mendengarkanku.” Hyura tersenyum tanda kemenangan.
“Sudah kuduga! Kau sama saja dengan yeoja* genit iitu. Kau fikir aku akan menuruti keinginanmu? Itu tidak mungkin kulakukan. Kalau kau mau, ambil saja buku itu aku tidak butuh, dirumahku masih banyak buku seperti iitu. Aku tidak mau lagi mendengar ada seorang yeoja yang menyatakan perasaannya padaku.”
“yakkk!!! Aku tidak ingin mengatakan itu! Aku hanya ingin berterimakasih padamu karena telah menolongku tadi…. Gomawo Sehunnie, untung ada kau jika tidak pasti aku tidak akan bisa berdiri dihadapanmu seperti sekarang.”
“Tidak berdiri dihadapanku dan tidak mengganggu jam membacaku itu akan lebih baik. Lagipula aku tidak menolongmu kau begitu percaya diri.” Sehun berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan Hyura yang wajahnya sekarang telah berubah menjadi merah padam karena ulah Sehun.
“Ya!!!! Kau menginginkan ku mati eoh ? sudah untung aku mau berterimakasih. Dasar namja menyebalkan.”
***
                Hari ini tingkat 2 Dangseong High School mengadakan perkemahan bersama.Terlihat semua murid disini sangat antusias.Mereka memilih Busan sebagai tempat berkemah karena selain tempatnya memungkinkan Busan juga mempunyai panorama tempat yang indah.
“Aaaaahhh…lelah sekali Sang Hee”
“Bisa tidak.tidak usah mengeluh padaku.”Sanghee terlihat kesal karena Hyu ra selalu mengeluh.
“Cepat bantu aku tegakkan tenda.”ucap Sanghee
“Ne.”
20 minute later
“Ahh,,kenapa susah sekali?Yaa..kau namja pabo cepat bantu aku menegakkan tenda ini.”Hyura berkata pada Sehun.
“Mwo?untuk apa aku membantumu.itu semua bukan masalahku.Kau juga meminta bantuan dengan nada seperti itu.apa itu yang di maksud minta tolong eo?”
“Jangan banyak omong.cepat bantu aku.”
“Sirreo..aku mau kau memohon padaku.”
“Andweyo.aku tidak mau melakukannya.”
“Nene..aku akan membantumu.”
SKIP
“Sudah,,mana ucapan terimakasihmu?”
“Aku tidak mau mengatakannya.Aku akan lakukan apa saja sebagai gantinya tetapi tidak dengan itu. Dulu aku pernah mengucapkan itu untukmu tapi kau malah tidak mendengarnya jadi sekarang aku tidak mau lagi.”
“Ne,,cepat ikut aku cari kayu bakar.”Sehun menarik tangan Hyura pergi.
Apa yang kurasakan ini?Kenapa jantungku berdetak sangat cepat ketika tanganya menyentuhku?aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya.Aku merasa sangat nyaman ketika bersamanya .Bahkan ketika aku bersama gikwang sunbaenim pun aku tidak pernah senyaman ini.
                Hyura menundukkan kepalanya,ia takut jika sehun mendengar detak jantungnya.Sampai-sampai hyura tidak menyadari bahwa sehun telah melepaskan tangan Hyura.
“Yaa..apa yang kau lakukan?cepat bantu aku,aiss orang ini…menyusahkan saja.”
Sehun berjalan mendekat kearah Hyura.Sehun yang melihat Hyura sedari tadi menunduk mengangkat dagu Hyura sehingga Hyura bisa dengan jelas bisa melihat Sehun.Sehun menyunggingkan senyumnya.Hyura yang melihat hal yang tidak biasa itu langsung membelalakkan matanya.
Aigooo,….senyumannya. aku baru menyadari kalau namja menyebalkan ini benar* tampan.Tapi sayang ketampanannya itu tertutupi dengan sifat menyebalkan dan dingin nya.
“Yaa!!!waktumu untuk melihatku sudah cukup,sekaranglebih baik bantu aku mencari kayu. Mengerti..”Sehun membuyarkan lamunan Hyura
“Hei..aku tidak melihatmu!!!untuk apa aku melihatmu?kau tau,diwajahmu itu tidak ada garis ketampanan sedikitpun.  Jadi untuk apa aku melihatmu?Menyebalkan ! aku tidak mau membantumu.”
“Ne,ne..Gwencana. kau kembali saja ke perkemahan. Aku bisa mencarinya sendiri.”
*Hyura membantu Sehun mencari kayu
“Kenapa kau masih disini?bukannya kau tidak mau membantuku?”
“Mianhae Sehun~ah,,”
“Sudah,untuk apa minta maaf. Cepat kumpulkan lebih banyak kayu”
“Hmm..”
@Malam keakraban     
                Sehun sedang duduk menyalakan api unggun . Perlahan Hyura mendekati Sehun dan berdiri di samping tempat Sehun duduk. Melihat ada yang datang Sehun mendongakkan kepalanya,ia tersenyum dan meminta Hyura duduk di sampingnya.
“Biar ku bantu”
“oh,ne..”
                Malam itu cuaca sangat dingin. Api unggun yang dibuat Sehun dan Hyura tidak mampu untuk menutupi rasa dingin itu. Berulang kali Hyura menggosok*kan tangannya karena kedinginan.Sehun yang sedari tadi melihat itu langsung meraih tangan Hyura dan menggosok kan tangan hyura dengan tangannya.
“Apa dinginnya sudah berkurang?”
Hyura tidak menjawab pertanyaan Sehun. Ia menatap Sehun dalam* begitu pula sehun.”
Tuhan bantu aku menjawab semua ini? Apa aku benar* telah jatuh hati pada namja ini? Apakah benar adanya kalimat yang mengatakan bahwa perasaan benci itu tidak akan jauh dengan perasaan cinta? apakah ini yang dimaksud benci jadi cinta?
HYURA POV
Tuhan bantu aku menjawab semua ini? Apa aku benar* telah jatuh hati pada namja ini? Apakah benar adanya kalimat yang mengatakan bahwa perasaan benci itu tidak akan jauh dengan perasaan cinta? apakah ini yang dimaksud benci jadi cinta?  Oh Tuhan saat ini mulutku terkunci, lidahku terasa kelu tak mampu mengucap satu kata apapun, aku benar* telah masuk kedalam mata namja ini tanganku terasa tidak bisa berkelit dari genggaman namja ini, bahkan memalingkan matapun sangat sulit ku lakukan rasanya aku ingin menghentikan waktu yang saat ini berjalan aku ingin terus menatap namja ini dalam, aku ingin tetap bersamanya karena ini sangat membuatku nyaman bahkan benar* nyaman.
“Ehmm.. mianhae”. Seketika perkataan sehun memecahkan keheningan diantara kami.
Aku hanya diam dan tertunduk malu dihadapannya. Aku tidak berani menatap matanya karena pasti akan sangat ketahuan jika pipiku sekarang sedang bersemburat merah dan aku sangat salah tingkah dihadapannya. Aku mendongakkan kepalaku yang sedari tadi tertunduk karena sekarang ia berdiri dari tempat duduknya dan ingin pergi meninggalkanku. Tanpa ku sadari suaraku pecah.
“Kau mau kemana Sehun~ah?”
“Ah ini, aku mau mencari angin ke sana sebentar, apa kau mau ikut?”
“Aniyo…. Kau pergilah.”
“Kau mengusirku? Apa kau sangat membenciku eo ? kau tetaplah seperti yeoja yang selama ini ku kenal, menyebalkan !!! dia tersenyum evil ke arahku.
“Yaa!!! Bukan begitu, kau tadi kan ingin pergi, ya sudah pergi saja. Aku tidak ingin ikut denganmu.”
“jinjayoo? Kau benar* tidak mau ikut ? apa kau tidak takut..hmm?
“Cukup.. “Tanpa ku sadari kini aku telah memeluk Sehun aku benar* takut.
“Pejamkan matamu.”
 Aku melepaskan pelukanku .  ”Untuk apa ?”
“Aku ingin menunjukkan sesuatu.”
Aku memejamkan mataku dan aku mengikuti kemana Sehun pergi karena saat ini tanganku sedang berada digenggaman Sehun. Tidak lama kemudian, Sehun menyuruhku membuka mata. Aku tercengang. Karena disini terdapat banyak sekali kunang* yang menghasilkan cahaya kerlap-kerlip yang membuat malam yang gelap tanpa sinar ini begitu indah. Aku berteriak karena takjub.
“Woaaa…. Neomu,neomu,neomu yeppeo!!”
 Aku kembali memeluk Sehun.
“Sehun~ah, saranghae… “ aku semakin menguatkan pelukanku ditubuh Sehun. Aku benar* tidak ingin melepaskannya, pelukan yang begitu membuatku nyaman. Setelah cukup lama aku memeluknya aku pun melepaskan pelukanku karena aku benar* tidak mendengarkan suaranya atau balasan pelukan yang bagiku adalah sebagai tanda dia merespon apa yang ku rasakan saat ini. Aku memandang Sehun penuh harap, aku mengharapkan jawabannya saat ini. Kejadian yang terjadi saat ini benar* tidak sesuai dengan harapanku, Sehun pergi meninggalkanku begitu saja ditengah malam yang sebelumnya ku fikir begitu indah sebelum ia pergi meninggalkanku tanpa jawaban apapun.
                Aku duduk diatas batu menghadap kunang* cantik dan memandang bulan purnama yang begitu indah diatas sana. Tak kusadari air mataku menetes dari pelupuk mataku dan tangisanku mulai pecah. Tak kusangka aku begitu bodoh menyatakan cintaku kepada namja yang salah. Namja yang selama ini adalah musuh besarku yang tidak akan pernah akan mungkin melirikku karena dia begitu sempurna. Dia tidak akan mau dengan yeoja sepertiku, yeoja yang ceroboh, yeoja yang selalu membuat masalah, yeoja bodoh, yeoja kasar dan semua sifat jelek yang kumiliki. Seharusnya aku tidak pernah mencintainya , oh Tuhan kenapa kau biarkan semuanya ini terjadi padaku ? Apa aku yang benar* bodoh bisa mencintai namja seperti dia ? aku terlalu mudah jatuh cinta... PABBO YEOJA !!!! aku terus saja menghujani diriku dengan cercaan* yang kubuat sendiri. Saat ini aku benar* kehilangan akal sehatku aku tidak perduli lagi dengan apa yang terjadi disekitarku, aku tidak perduli dengan udara yang begitu dingin menyelimuti tubuhku. Isakan tangisku semakin keluar, aku sudah tidak tahan lagi dengan apa yang terjadi dengan ku saat ini.
“Pakai ini, kau pasti kedinginan eo ?” aku mendongakkan kepalaku ketika aku mendengarkan ada suara seorang namja yang sekarang tepat berdiri disampingku. Aku benar* terkejut ketika tahu bahwa namja itu adalah namja yang benar* ku harapkan untuk kembali kepadaku. Aku semakin terisak ketika menerima selimut dari Sehun.
“Aku pergi tadi, hanya untuk mengambil selimut ini, kenapa kau menangis ?”
“Sehunnie.. naega mianhaeyo  dangsineul sarang gamhi haessneyo (maafkan aku telah berani mencintaimu )”. Aku menundukkan kepalaku dan memberanikan diri membuka suaraku tapi aku benar* tidak mau menatap wajahnya aku benar* malu.
“hmmm… aku sudah memaafkanmu. Ia tersenyum lalu ia mengangkat wajahku agar dapat melihat wajahnya dengan jelas.
“Sekarang kau harus memberikan hadiah untukku.”
“mwo ? hadiah ? hadiah apa ?”
“Kau harus tersenyum dihadapanku. Naega dangshineul sarang habnidamso(senyumanmu itulah yang membuatku menyukaimu ).”
“Sehunnieee… gomawo.” Aku kembali memeluk Sehun bersama dengan tangisan haruku.
“Ne, sekarang kita pulang ke perkemahan. Hari sudah malam. Kau mau ku gendong?”
“Oh ,,,anni aku berat.”
“Gwenchana, jika kau menginginkan aku menggendongmu naiklah.”
“Ne.” aku menunduk malu dengan apa yang dikatakan Sehun. Karena ucapannya benar, aku memang ingin dia menggendongku.
SKIP
Huaaa… aku baru saja bangkit dari alam mimpiku aku meregangkan ototku dengan sedikit mengeliatkan tangan dan tubuhku. Pemandangan di pagi hari memang begitu indah udara yang sejuk membuatku betah tinggal disini. Akupun mulai berjalan mengitari lokasi perkemahan kami, tak sengaja aku melihat Sehun sedang duduk melamun di tepi sungai dengan batu kerikil ditangan dia melemparkan batu* itu ke sungai. Aku pun tersenyum dengan tingkah konyolnya itu.
“Yakk!! Apa yang kau lakukan eo ?” aku menghampiri Sehun dan duduk disebelahnya.
“eobseo”. Jawab sehun singkat
“Dasar kau! Kau sedang melamunkan apa ?”
“eobseo.” Dia menjawab pertanyaanku dengan kalimat yang sama.
“heh,, Sehunnie… kau tau saat pertama kita bertemu saat acara orientasi itu, aku sangat membencimu. Bagaimana tidak kau begitu menyebalkan kau mengambil saputangan ku dan beraninya kau mengaku bahwa itu saputanganmu. Lalu ketika kau menolak kue pemberian gadis itu. Kau begitu jahat. Dia sudah membuatnya dengan susah payah tapi kau malah menepisnya begitu saja. Kau begitu sombong.”
“Aku tidak perduli dengan semua itu, aku tidak peduli dengan apa yang orang   katakan tentang diriku. Hanya aku yang tahu tentang diriku. Kau atau oranglain diluar sana tidak pernah bisa mengerti diriku. Jadi kau lebih baik diam, jangan habiskan suaramu hanya untuk menilai apa yang ada padaku karena itu akan sia* karena aku tidak akan pernah mendengarkan semua itu.“ sehun berkata dengan suara datar.
Jantungku serasa berhenti berdetak. Aku terkejut dengan perkataan Sehun tadi bagaimana bisa dia berubah kembali menjadi namja dingin. Air mataku mulai menetes dari kelopak mataku. Sikapnya yang sekarang juga menjadi dingin denganku membuatku tidak kuasa menahan air mata yang saat ini sudah membasahi wajahku. Dia menoleh sekilas kearahku dengan tatapan datar.
“hikkss.. kau tau saputangan itu sangat berharga untukku. Saputangan itu pemberian eomma ku, eommaku sendiri yang menjahitnya dan menyulamnya, itu kenang*an dari eommaku. Eommaku pergi dengan appaku setelah memberikan itu. Appaku pindah dinas di luar Negara. Aku sangat sedih ketika mereka meninggalkanku hikkss.. mereka begitu menyayangiku hikkss.”
“uljima, aku akan kembalikan itu ketika kita sudah pulang ke Seoul.” Sehun berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menjauh dariku. Melihat itu aku langsung mengejar Sehun dan memeluknya dari belakang.
“Gajima,, hikkkss gajima sehunniee..” aku menahan kepergian Sehun. Sehun merenggangkan tanganku dari tubuhnya dan dia berbalik menatapku.
“Sehunniee,, mianhae. Mianhae jika aku salah padamu, mianhae jika aku selama ini tidak pernah baik padamu dan perkataanku selalu menyakiti hatimu. Geunde,jeball!!! Jangan bersikap dingin seperti ini denganku.hikks Aku sangat terluka dengan sikapmu ini. Apa kau bersikap dingin padaku karena sekarang perasaanku padamu telah berubah ? karena aku telah menyukaimu? Aku akan menjauhimu jika aku tidak membuatmu nyaman.hikkss.”
Seketika Sehun menarik wajahku dan Chuu~ dia mengecup pipiku sekilas dan menenggelamkan tubuhku dalam pelukannya.

“Jangan pernah kau lakukan itu, akan lebih baik jika kau terus menguntitku. Sekarang kau sudah diam, aku duluan. Aku ingin menyiapkan barang* ku karena hari ini kita pulang ke Seoul.” Sehunmasih berbicara padaku dengan suara datarnya.

TBC 
Give your comment readers
0 Responses

Plaas 'n opmerking