Unknown
Honey Moon ? Jeongmal ?


Author : Luxi Dailinda Rizki a.k.a Yoo Hye Rin
Cast :
·         Oh Sehun
·         Park hyura
·         Raeina Kim
·         Lee Eun saa
Other cast
Genre : Marriedlife, Romance

Lay mengusap rambut Hyura lembut.
“Sebenarnya apa yang dilakukan namja itu. Kenapa kau sampai menangis seperti ini Hyura.”
Lay merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu. Sebuah penjepit rambut, lay memasangkannya di rambut Hyura.
“Neomu yeppeo.”Lay tersenyum lalu menempatkan tubuh Hyura digendongannya.
*******
Sehun POV
Chuu~~~ bibir yeoja itu mendarat dibibirku. Aku membelalakkan mataku karena kaget. betapa beraninya dia menciumku ditempat umum seperti ini. Apa dia sudah gila, dia bahkan tau jika aku sudah punya Hyura. Tapi kenapa dia masih mengharapkanku? Dia dulu bahkan meninggalkanku dan tega mengatakan jika dia pergi karena dia sudah punya namja lain disana. Aku sudah cukup sakit karena itu. Tapi kenapa sekarang dia kembali? Dia kembali ketika aku sudah punya penggantinya. Dengan amarahku, aku mendorong dia menjauh dari tubuhku. Aku meraih tas Hyura yang ditinggalkannya diatas meja lalu segera pergi menjauh dari Raeina.
“Sehun~ah, aku mencintaimu. Masih sangat mencintaimu.” Ucapnya ketika aku menjauh darinya.
“Mianhae.”hanya itu yang bisa kuucapkan untuk membalas semua perasaannya. Hanya maaf. Karena aku sudah tidak bisa lagi mencintainya seperti dulu.
Aku berlari sekuat tenagaku menjauh dari tempat menyeramkan itu. Terlintas difikiranku Hyura. Ya! dimana dia? Dimana istriku? Kenapa dia pergi kekamar mandi tetapi tidak kembali? Apa dia sudah pulang? Hyura~ya.. neo eoddiegga? Aku mempercepat lariku agar segera sampai ke hotel.
Aku meraih ganggang pintu, aku menurunkannya.
“Eoh, masih terkunci! Aiss pabbo.. kunci kamar ini ada di tas Hyura bagaimana mungkin dia bisa masuk tanpa kunci ini. Sudahlah, mungkin aku menunggunya didalam saja.”
Aku menghempaskan tubuhku dikasur. Lengket. Semua badanku lengket karena keringat, wajar saja aku berlari cukup jauh dari kedai makan ke hotel. Mungkin akan lebih baik jika aku mandi. Hyura belum juga pulang ketika aku selesai mandi. Aku menghidupkan TV diruang depan sembari menunggu Hyura datang.
TOktoktok… Pintu kamar hotel kami diketuk seseorang. Aku segera bangkit dan membukanya. Dan benar dugaanku, Hyura pulang. Tapi Hyura pulang bersama seorang namja,kulihat Hyura tidur sangat pulas. namja berlubang pipi itu berani-beraninya menggendong Hyura. Amarahku semakin memuncak ketika namja lubang itu langsung masuk kekamar kami dan menidurkan Hyura diranjang. Hampir saja tanganku ini melayang menghantam pipinya. Tapi aku masih bisa menahannya, karena aku takut Hyura terbangun karena aku rebut dengan namja ini.
“Wae? Kenapa kau tidak jadi memukulku eoh?” Lubang pipi itu tersenyum evil dihadapanku.
“Ikut aku.”Aku mengajaknya keruang depan agar Hyura tidak terganggu.
“Kau! Kau itu baru mengenal Hyura. Kau sudah berani menggendongnya, mengantarkannya pulang bahkan menidurkannya di ranjang pribadinya didepan suaminya sendiri. Apa kau juga sudah gila eoh? Kau sudah tidak tau aturan?”
Heh.. namja itu tersenyum sinis.
“Seharusnya kau berterimakasih padaku, karena sudah mengantarkan istrimu pulang dengan selamat tanpa kurang sedikitpun. Seharusnya kau malu. Suami macam apa kau! Membiarkan istrimu menangis karenamu, menangis tanpa kau disisinya.”
“Ye?? Hyura menangis?”aku kaget dengan yang dikatakan namja lubang pipi ini.
Namja itu tidak menjawab pertanyaanku lagi, dia keluar dari kamar hotelku begitu saja.
Aku mengutuk diriku sendiri. Aku benar-benar bodoh! Membiarkan Hyura kembali menangis. Apa benar yang Lay katakan? Hyura menangis karena aku? Tapi kenapa?
Aku mendekati Hyura dan duduk didekatnya. Ku usap rambut panjangnya lembut. Matanya terlihat sembab. Hyura benar-benar menangis. Aku menggenggam tangannya.
Euhhh… Hyura terbangun. Dia langsung menjauhkan tubuhnya dariku menarik tangannya yang tadinya ku genggam.
“Hyura~ya, wae? Apa aku tidak boleh berada disisimu?”
“Hikshikshiksss… menjauh dariku Sehun~ah, jebal!!”
“Kau kenapa? Kau membenciku? Tapi karena apa chagi?”
“Hiksshikss, aku melihat semuanya.”
Deg.. jantungku berdetak sangat kencang ketika mendengar ucapan Hyura. Dia melihat semuanya? Dia melihat apa yang Raeina lakukan padaku?
“Hyura~ya…”air mataku seketika menetes. “Biarkan aku menjelaskannya.”
Hyura menggeleng. “Hikss, anniya. Tidak perlu menjelaskan! Aku sudah tau. Kau sedikit menjauhlah dariku, aku ingin tidur.” Hyura menyingkapkan selimut menutupi seluruh tubuhnya.
Hikshiksshikss..
aku masih bisa mendengarnya Hyura, suara tangismu membuat hatiku benar-benar hancur.. aku tidak bisa menuruti permintaanmu. Aku tidak bisa menjauh darimu walaupun hanya sedikit. Aku memeluk tubuh Hyura yang terbungkus selimut.
“Mianhae, mianhae chagiya.” Hanya itu yang bisa kukatakan.
“Sehun~ah, jangan buat aku semakin menangis. Palli!! Menjauhlah dariku! Jangan dekati aku. Malam ini saja!”
Aku membuka selimut yang menutupi wajah Hyura.
Chu~~~ aku menciumnya dalam.
“Hyura~ya, tidak bisa. Aku ingin disini bersamamu. disisimu ketika kau sedang sedih seperti ini, aku tidak ingin lagi kau menangis tanpa aku disisimu.”
“Aku mau kita pulang besok! Aku sudah tidak tahan lagi Sehun~ah hikkss.”
“Geurrae, jika itu yang kau inginkan. Sekarang bangkitlah dan mandi. Tubuhmu pasti sangat kotor bersihkan dulu baru tidur.”Sehun mengusap pucuk kepala Hyura.
****
“Eoh kau sudah selesai mandi istriku?”
Hyura hanya mengangguk.
“Cha, duduklah disini dan makan bersama. Aku tadi membuatnya didapur hotel ini. Khusus untukmu.”Sehun menepuk-nepuk sofa agar Hyura segera duduk.
“Cha, makanlah.”aku bermaksud menyuapinya tapi dia menggeleng lalu menarik sendok yang aku pegang.
“Aku makan sendiri. Makan saja milikmu.”
“Geurrae, makanlah yang banyak.”Aku mengusap rambutnya pelan.
“Hyura~ya, punyaku sudah habis. Tapi aku masih lapar. Maukah kau menyuapiku satu sendok saja milikmu?”
Hyura memberikan mangkuknya untukku. “Makanlah, aku sudah kenyang.” Ucapnya datar.
“Hyura~ya… kau masih marah?”
“Ani. Sudah tidak.” Hyura menempatkan dirinya di ranjang.
Sebenarnya aku juga sudah kenyang Hyura, tapi aku hanya ingin kau menyuapiku. Tapi ternyata kau masih marah. Ucapku dalam hati.
“Ah, aku juga sudah mengantuk.”Aku menyusul Hyura tidur. Tanganku memeluk pinggang Hyura seperti biasa, tapi kali ini beda. Hyura menggeser tubuhnya ketika tahu aku memeluk pinggangnnya.
“Hyura~ya.” aku menatap punggungnya sendu.
“Tidurlah, bukankah kita besok akan berangkat pagi? Aku tidak ingin tertinggal pesawat..”
“Ne,” aku membalikkan tubuhku dan berusaha tidur.
“Mianhae Hyura” kata-kata itulah yang menjadi pembuka tidurku malam ini.
*****
Toktoktoktok..
“Chagi, kau teruskan dulu ne beres-beresnya aku mau melihat keluar sebentar, sepertinya ada yang mengetuk pintu.”
Hyura hanya mengangguk.
Cekrekk..
“Ye, nugu…”
“Sehun~ah.”Ternyata yang mengetuk pintu kamar Sehun adalah Raeina.
Ketika mengetahui bahwa yang datang adalah Raeina Sehun langsung menutup pintunya kembali, tapi sayang Raeina menahan pintunya sehingga pintu masih tetap saja terbuka. Sehun menutup pintu dan menggeret Raeina menjauh dari mulut pintu.
“Ada apa lagi kau menemuiku?”
“Sehun~ah, izinkan aku menemuimu untuk terakhir kalinya. Bukankah kau akan kembali ke Korea hari ini?”Raeina bermaksud menggenggam tangan Sehun tapi Sehun menjauhkannya dari Raeina.
“Lalu apa maumu?”Sehun bertanya dengan ketus.
“Izinkan aku memelukmu.”Raeina semakin mendekat kearah Sehun
Sehun menepis tangan Raeina. “Mianhae, istriku menunggu didalam. Aku tidak mau membuatnya menunggu. Memang hari ini aku dan istriku akan kembali ke Korea tapi bukan berarti hari ini hari terakhir kau menemuiku bukan?  Jika kau menemuiku kau bisa datang ke Korea eoh?”
“Sehun~ah, benarkah aku boleh menemuimu kapanpun?” Raeina memeluk pinggang Sehun.
Sehun menurunkan tangan Raeina di pinggangnya. “Itu hakmu untuk menemuiku, tapi apa kau tidak malu terus menemui dan terus mengharapkan laki-laki yang sudah beristri?”Sehun masuk kedalam kamarnya.
“Hyura~ah, kau sudah selesai?”
Hyura hanya mengangguk.
“Cha, kajja!! Kita segera ke bandara. Nanti kita tertinggal pesawat. Kajja! Istriku.”Sehun menghampiri Hyura dan merangkulnya.
“Sehun~ah, bisakah kau turunkan tanganmu? Aku sedkit tidak nyaman.”
“Jinja? Ne, mianhae chagi.”
Tittit Sehun menekan tombol lift. Lift terbuka. Tidak sesuai harapan Sehun yang berharap jika hanya dia dan Hyura yang ada didalam lift. Tapi saat ini dihadapan Hyura dan Sehun ada Lay, yang otomatis akan sangat membuat Sehun kesal. Hyura dan Sehun masuk kedalam lift. Suasana didalam lift canggung beberapa detik. Lay berusaha mencairkannya dengan mengobrol bersama Hyura tanpa bermaksud mengajak Sehun terlibat didalamnya.
“Hyura, dilihat dari kopermu apa kau pulang ke korea hari ini?”
“Ne, Lay~ssi. Kau benar, aku memang ingin pulang ke Korea. Wae? Apa kau mau ikut?”Jawab Hyura.
Lay menggeleng. “Anniya, aku tidak ingin ikut. Jika aku ikut pulang bersamamu mungkin ada oknum yang sangat membenciku nanti.”Lay mengeluarkan tawanya.
“Ya!! apa yang kau maksud oknum itu adalah aku?” Sehun menyolot ucapan Lay.
“Ye? Kau merasa itu kau? Ah, sebenarnya aku tidak mengatakan jika itu kau. Tapi jika kau menginginkannya, ambilah. Aku tidak peduli.”Lay menjawab datar.
“Aiss, neo jinja!!”Sehun hendak mengayunkan tonjokan kewajah Lay tapi Hyura menghentikannya.
“Sehun~ah, apa kau menyayangiku?”tanya Hyura.
“Tentu saja chagi.”
“lalu, apa kau menghormatiku sebagai istrimu?”
“Ya!! kau kenapa eoh? Tentu saja iya.”
“Jika iya, kau juga harus menghormati temanku. Lay temanku. Dan jika kau menyayangiku tolong turuti semua yang aku katakan, jangan melukai lay. Arasseo?”
“Ne, arasseo.”Sehun menjawab pasrah.
“Hyura~ah, ini untukmu.”Lay memberikan jepitan rambut yang sama persis dengan yang ia pasangkan dikepala Hyura saat Hyura tertidur ditaman waktu itu.
“Woaa!! Neomu yeppeo lay~ssi. Eoh, tunggu dulu. Sepertinya aku pernah melihat jepitan rambut ini sebelumnya, tapi dimana?”Hyura berpikir keras lalu mencari sesuatu didalam tasnya.
“Na, ini dia. Jepitan ini sama persis. Apa jepitan ini juga darimu Lay~ssi?”
“Ne, mianhae aku memasangkannya dirambutmu tanpa izin. Waktu itu aku risih dengan ponimu yang menutupi mata saat kau tertidur ditaman, jadi aku menjepitnya.”Lay mengusap lehernya malu.
“Eoh? Anniya. Gwenchana Lay~ssi. Emm, gomawo ne karena telah menenangkan aku. Berkat kau, aku berhenti menangis.” Mereka terus mengobrol satu sama lain tanpa menghiraukan Sehun yang sedari tadi mengetuk-ngetuk dinding lift karena kesal.
“Bukan aku yang membuat kau berhenti menangis. Tapi kau sendiri Hyura, dengan air matamu.”Lay lagi-lagi tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang membuatnya semakin terlihat manis.
Toktoktok “Aiss, panas sekali lift ini. Apa pemilik hotel ini tidak terfikir menambahkan AC didalam lift eoh?”Sehun berteriak seperti orang gila.
Mendengar teriakan Sehun Hyura dan Lay sontak menoleh kearah Sehun.
“Wae? Apa mengobrolnya sudah eoh? Jika belum lanjutkan saja dan abaikan saja aku.”Sehun berpura-pura panas dan mengipasi dirinya dengan tangan.
Mendengar pernyataan Sehun Hyura dan Lay melanjutkan obrolan mereka tanpa menghiraukan Sehun yang saat ini sedang memanas karena banyaknya api cemburu didalam tubuhnya.
Aiss, Hyura aku tidak sebenarnya mengatakan itu, tapi kenapa kau benar-benar melakukannya? Kau mengacuhkan aku Hyura, sebenarnya siapa yang suamimu ? aku ? atau namja lubang pipi itu?Ucap Sehun dalam hati.
Zrttttt. Pintu lift terbuka.
Dengan cepat Sehun meraih kopernya dan menarik lengan Hyura segera pergi menjauh dari Lay.\
“Lay~ssi, aku pergi ne. jangan rindukan aku. Hahaha, annyeong?”Hyura melambaikan tangannya pada Lay.
Lay yang melihat itu hanya menatap Hyura yang semakin menjauh dan tersenyum manis.
“Apa aku masih bisa bertemu denganmu lagi Hyura? Kuharap masih bisa. Sehun, jaga Hyura baik-baik. Dia yeoja istimewa sehun~ah.”Ucap Lay dalam hati.
“Hyura~ah, aku cemburu.”Ujar Sehun dengan polosnya.
“Jinja? Eoh, baguslah. Itu berarti kau sayang padaku.”Jawab Hyura singkat.
Sehun mengangguk. “Hyura~ah, sampai kapan kau dingin padaku eoh? Aku sudah tidak tahan Hyura.”Sehun mengeluarkan aegyeonya.
“Ye? Tidak tahan? Apa karena dingin? Jika iya, pakai mantel satu lagi agar hangat.”Hyura berjalan mendahului Sehun.
“Huhhh.”Sehun menarik nafas kasar.
“Ya!! kau mau kemana eoh?”
“Tentu saja mencari taksi.” Jawab Hyura singkat.
Sehun~ah, bukan kau saja yang cemburu. Aku juga cemburu Sehun. Dengan mataku sendiri aku melihatmu dipeluk yeoja lain. Bukankah itu lebih parah dari yang aku lakukan?Hyura tersenyum sinis.
“Kau kenapa senyum-senyum sendiri chagi? Apa ada yang lucu?”
“anniya, eobseoyo.”
@Bandara
Hyura dan Sehun duduk di kursi tunggu bandara, sudah hampir 1 jam mereka duduk menunggu tanpa  bicara satu patah kata pun. Suasana canggung menyelimuti mereka berdua. Sebenarnya Sehun sangat ingin memulai pembicaraan dengan istrinya itu tapi ia takut istrinya akan semakin dingin padanya. Baru saja Sehun membuka mulutnya dan belum sempat mengeluarkan suara , Hyura sudah berdiri dari tempat duduknya.
“Sehun~ah, aku ke toilet sebentar.”
Hmm. Sehun mengangguk.
Ketika Hyura akan melangkah pergi Sehun menarik tangannya dan dengan takut-takut Sehun bertanya pada Hyura. “Kau akan kembali kan?”
“Tentu saja. Mana mungkin aku tetap disini sedangkan kau sudah kembali ke korea.” Hyura mengacak-ngacak rambut Sehun. “jangan takut, aku tidak akan seperti waktu itu. Aku akan segera kembali.”
Hyura POV
Sudah dari kurang lebih satu jam tadi aku menahan kencing. Suhu yang dingin membuatku bertambah ingin segera ke toilet. Sebenarnya aku menahannya karena aku takut meninggalkan Sehun sendirian, bagaimana jika yeoja setan itu kembali dan menggodanya? Ahh, sudahlah sepertinya ini lebih penting. Aku harus segera ke toilet.
SKIP
“Ah, akhirnya aku bisa bernafas dengan lega tanpa menahan apapun.”
Aku membasuh wajahku dengan air di washtafle. Suara seorang yeoja yang memanggilku membuatku benar-benar terkejut.
“Hyura~ssi.” Panggilnya.
Aku belum menoleh kearahnya, aku melirik yeoja itu di kaca. Ah, kenapa harus yeoja itu.
“Wae?”tanyaku ketus tanpa memandangnya.
Yeoja itu mengulurkan tangannya. “Chukkae.”

TBC




0 Responses

Plaas 'n opmerking