Unknown
Author : Luxi Dailinda Rizki

Cast :  Park Hyura, Oh Sehun, Lee Gikwang, Park Chanyeol, other

Genre : Friendship, Romance, School life

Length : Chaptered 


“Sehunniee,, mianhae. Mianhae jika aku salah padamu, mianhae jika aku selama ini tidak pernah baik padamu dan perkataanku selalu menyakiti hatimu. Geunde,jeball!!! Jangan bersikap dingin seperti ini denganku.hikks Aku sangat terluka dengan sikapmu ini. Apa kau bersikap dingin padaku karena sekarang perasaanku padamu telah berubah ? karena aku telah menyukaimu? Aku akan menjauhimu jika aku tidak membuatmu nyaman.hikkss.”
Seketika Sehun menarik wajahku dan Chuu~ dia mengecup pipiku sekilas dan menenggelamkan tubuhku dalam pelukannya.
“Jangan pernah kau lakukan itu, akan lebih baik jika kau terus menguntitku. Sekarang kau sudah diam, aku duluan. Aku ingin menyiapkan barang* ku karena hari ini kita pulang ke Seoul.” Sehunmasih berbicara padaku dengan suara datarnya.
******
“Eomma stop semua ini. Aku tidak mau meninggalkan Sehun, dia adikku.” Mataku mulai berkaca* ketika eommaku menyuruhku meninggalkan sehun.
“Mwo? Adik ?ibunya bahkan telah merebut appamu. Apa anak terkutuk itu pantas kau sebut adik huh?”
“Eomma stop!!!  Jangan pernah panggil sehun dengan sebutan itu. Tangisanku mulai pecah saat ini.” Eomma,Sehun bahkan tidak tahu fakta sebenarnya. Dia hanya anak polos yang berlaku apa adanya di depan orang yang dekat dengannya. Dia bahkan sangat menyayangimu walaupun kau sangat sering menyakitinya.”
“Kalau begitu aku akan memberitahunya tentang fakta sebenarnya setelah ia pulang.”Eommaku semakin mengeraskan rahangnya.
“Andwae!!Eomma jebal…jangan katakann itu padanya!!
“Annyeong, aku pulang.” Tiba* aku mendengar suara Sehun. Aku sangat terkejut.
“Sehunnie….. “ aku memanggil Sehun dengan nada cemas bercampur takut. Takut jika Sehun mendengar semua yang kami ributkan tadi.
“Nae gwenchana hyung, aku kekamar aku sangat lelah.” Sehun menjawab panggilanku seolah dia mengerti apa yang ku maksud. Aku sangat mencemaskan adik ku itu. Bagaimana tidak , dia berbicara padaku tapi membelakangiku. Apa dia mendengar semuanya ? Sehunnie jangan tinggalkan hyung.
*****
Sehun pov
“Mwo? Adik ?ibunya bahkan telah merebut appamu. Apa anak terkutuk itu pantas kau sebut adik huh?”
Degg .. jantungku terasa berhenti. Aku baru saja pulang dari berkemah dan aku sangat merindukan hyungku yang sangat menyayangiku. Awalnya aku sangat ingin cepat pulang ke rumah agar aku bisa bersama hyungku lagi, tapi tidak untuk saat ini perasaanku seketika berubah dalam satu kedipan mata karena perkataan eommaku. Eomma yang selama ini kunantikan belaian kasihnya. Hyungku bertengkar hebat dengan eommaku karena membelaku. Hyung mianhae karena aku selalu membuatmu susah. Tangisanku mulai pecah, tubuhku mulai melemah aku menyandarkan tubuhku didinding, berusaha menahan suara tangisku agar hyung dan eomma tidak mendengarnya. Setelah aku mulai tenang dan tidak ada lagi air mata di wajahku, aku memberanikan diri untuk masuk.
“annyeong,,, aku pulang.”
 Aku berjalan gontai memasuki kamarku. Langkahku terhenti ketika hyung memanggilku. aku menjawab panggilan hyung ku tanpa menatapnya karena aku tidak ingin gikwang hyung tau jika saat ini mataku sembab karena menangis tadi. Aku merebahkan tubuhku ke ranjang. Fikiranku kacau saat ini aku tidak menyangka jika aku bukan adik kandung gikwang hyung. Lalu anak siapa aku ini jika aku bukan anak eomma ?
Toktoktok.. Sehunnie boleh aku masuk ?” gikwang hyung mengetuk pintu kamarku
“masuklah hyung.”
Kami duduk berdampingan di tepi ranjang. Hening.. tidak ada satupun kata yang keluar. Hingga akhirnya Gikwang hyung yang membuka mulut.
“apa kau mendengar semuanya ?”
“Aku pasti mendengarnya hyung. Kalian bertengkar tepat saat aku datang. Nae gwenchana hyung.” Air mataku kembali menetes.
“Sehunniee.. hikss aku menyayangimu. Aku tidak akan pergi meninggalkanmu seperti yang dikehendaki eomma. Kau adik ku, dan sampai kapanpun akan seperti itu kau akan selalu menjadi adikku.” Gikwang hyung memelukku bersama dengan tangisnya.
“Kau tidak boleh membantah eomma hyung, dia yeoja yang telah melahirkanmu. Nae gwenchana, aku bisa menjaga diriku sendiri. Jika aku akan pergi dari rumah inipun aku akan tetap baik* saja hyung. Kau tidak perlu mencemaskanku.”
“andwae … aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sini.” Tangisan gikwang hyung seemakin menjadi dan sekarang punggungku telah basah karena air matanya.
“Hyung keluarlah dari sini, aku ingin istirahat,. Annyeong hyung.” Aku melepaskan pelukan gikwang hyung dan naik ke ranjangku. Aku menutupi tubuhku dengan selimut, aku melakukan semua ini karena aku ingin gikwang hyung keluar karena saat ini aku sudah tidak bisa lagi menahan emosiku aku tidak bisa lagi menahan tangisku aku tidak mau gikwang hyung melihatku menangis. Dia sudah cukup menderita karena aku.
“ne , annyeong. Selamat istirahat.”
“Hyung mianhae.. aku memang jahat hyung… hikkss.. “aku menangis dibalik selimutku.
Esoknya.
“pagi semua.. hyung,eomma..” aku mencoba tersenyum dihadapan mereka seolah tidak terjadi apa2. Aku menarik kursi makan dan duduk disamping gikwang hyung.
“jangan panggil aku eomma. Aku bukan eommamu.” Eomma membalas sapaanku dengan ketus.
“Oh, mianhae… nyonya. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Hyung aku pergi duluan, annyeong.” Aku sudah tidak tahan lagi dengan sikap eomma, aku memutuskan untuk bangkit dari kursiku dan pergi sekolah.
“Ya!!! Sehunnie.. kau belum sarapan. Nanti kau sakit. Jangan dengarkan apa yg eomma katakan.”
“Gwenchana hyung. Aku bisa sarapan dikantin nanti. Aku buru2.”
Hyura pov
Jantungku berdetak begitu kencang saat menunggu Sehun yang telah berjanji menjemputku hari ini. Aku sudah tidak sabar dibonceng olehnya, aku sudah tidak sabar merasakan bagaimana menjadi yeochin nya.. menjadi yeojachingu seorang namja paling popular seantero sekolah. Heehh.. aku menarik nafasku panjang.. aku benar* tidak sabar ingin melihatnya hari ini. Melihat senyuman khasnya yang begitu lekat difikiranku. Aku benar* tidak bisa mengalihkan Sehun dari fikiranku setelah aku menyatakan perasaanku padanya dan dia bilang bahwa dia menyukaiku. Ini benar* seperti mimpi.
Klung.. Lamunanku berhenti sesaat ketika aku menerima sebuah pesan singkat.
From: My honey Sehunnie
“Kau pergi sendiri saja, aku tidak bisa menjemputmu.”
Ekspresiku yang semula sangat bagus sekarang menjadi tidak karuan karena pesan singkat Sehun.
“Aiss kau Sehun,kau tau? Aku sudah menolak tawaran oppaku untuk berangkat bersama saat sarapan tadi, hanya untuk bisa berangkat sekolah bersamamu. Aku akan sangat malu jika harus merengek meminta tumpangan kesekolah dengan oppaku..tapi apa boleh buat. Aku sudah tidak ada pilihan lain, untung saja oppaku masih dirumah. Jadi aku masih bisa menumpang, awas kau disekolah nanti.”
SKIP
“Yakk!!! Aku benci padamu. Kenapa kau tadi batal menjemputku eoh?” aku menghampiri Sehun yang sedang duduk dikursi taman dengan segala kekesalanku padanya.
“ aku sibuk.” Jawab Sehun singkat.
“Sibuk karena apa eoh? Kau itu bukan presiden Yang selalu sibuk mengurusi Negara. Yak!!! Aku bicara padamu, kenapa kau tidak melihatku eoh? Kau tau itu sangat tidak sopan.” Aku menarik bahu Sehun agar dia menghadapku. “Sehunnie.. gwenchana? Kenapa matamu merah? Kau menangis?”
“Ani.. nae gwenchana. Aku kekelas dulu.”
Aku menarik tangan Sehun agar dia tidak pergi kekelasnya dan menghindar dariku.
“Gajima.. jika kau ada masalah ceritakan saja padaku. Aku siap mendengarkanmu.”
“Kau tidak tahu apa* tentang hidupku. Aku tidak butuh tempat cerita.”
“Jeball!! Sehunnie.. aku ini yeojachingumu.. jebal!! Masalahmu masalahku juga. Aku tidak ingin kau bersedih Sehunnie.”
“Kapan kau jadi yeojachinguku eoh? Bahkan aku tidak pernah bilang jika aku mencintaimu, aku hanya bilang jika aku menyukaimu.”
“Eooh.. ne, gwenchana. Jika kau tidak menganggap aku yeojachingumu anggaplah aku sebagai chingu terdekatmu yang selalu ada untukmu.”Aku menyunggingkan senyumku, walaupun hatiku tidak begitu. Aku sangat sedih mendengar apa yang Sehun katakan.
Sehun menyandarkan kepalanya dibahuku. Aku tidak kuasa membendung air mataku. Air mataku pun menetes dari pelupuk mataku.
“Mianhae, bukan maksudku melukaimu. Uljima.. aku melakukan itu karena aku hanya berpura*. Disini tadi sangat banyak yeoja* genit yang menyukaiku, aku tidak mau kau disakiti mereka, suaramu tadi sangat keras. Aku takut jika mereka mendengarnya, aku takut jika mereka melukaimu karena kau telah menjadi yeojaku.”
“Oh.. aku kira kau hanya mempermainkan aku sehunnie.”
“Ani, aku benar* menyayangimu lebih dari apapun, tapi kau harus berjanji tidak akan mempublikasikan hubungan kita. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu.”
“Ne.. kau kembalilah kekelas. Istirahat sudah selesai. Pulang nanti kau harus berjanji menceritakan hal apa yang membuat matamu marah tadi ne.”
“Ne.. nanti temui aku dibelakang sekolah. Annyeong. Saranghae.” Sehun membisikkan kata* itu ditelingaku ingin rasanya aku meloncat girang karena itu.
SKIP
Aku menunggu Sehun di belakang sekolah, sudah 1 jam aku menunggunya disini. Tapi dia tidak menampakkan dirinya juga. Aku mencoba berfikiran positif tentangnya. Mungkin sekarang ia masih ada urusan sehingga belum bisa menemuiku.
“Kau sudah disini. Kajja.. naiklah.”
“Sehunnie.. akhirnya kau datang.”
                Sehun mengajakku kesuatu tempat. Tempat yang sebelumnya belum pernah kukunjungi. Dia mengajakku kesebuah bukit dengan hamparan rumput hijau yang sangat luas. kulihat Sehun sedang membuat sesuatu dari rumput, tapi aku tidak tahu apa yang dibuatnya.
“kajja.. kita duduk disana saja.”
“ne.. tapi sehunnie apa yang kau buat itu eo? Apa itu untukku ?”
“ini? Untukmu? Anii.. bukan untukmu. Ini untuk meongku dirumah. Kau terlalu percaya diri.”
“Ne,, gwenchana. Aku bisa membuatnya sendiri nanti. Oh iya, kau sudah berjanji kan menceritakan apa yang membuat matamu merah tadi. Jeball!! Sehunnie ceritakan padaku. Tidak apa* jika kau tidak membuatkanku itu.. tapi kau harus menceritakan itu padaku.”
“Aiss.. ehemm.. ku rasa suaraku sudah habis.”
“YAaa.. kau itu!!” aku mempoutkan bibirku karena Sehun yang begitu menyebalkan.
“Ne.. aku akan menceritakannya.. tapi aku sangat lelah. Bolehkah aku menceritakannya dengan meletakkan kepalaku dipangkuanmu?”
“Ne.. kemarilah .”
“Hyura~ah.. apa kau mencintaiku ?”
“Yakk!!!” Sehun berteriak kesakitan karena aku menjitak kepalanya.
“Dasar pabbo. Jika aku tidak mencintaimu untuk apa aku menjadi yeojachingumu huh?”
“Mungkin saja, kau hanya ingin menjadi popular sepertiku. Jika kau menjadi yeojaku kau pasti akan ikut terkenal eoh?”
“Ne, aku tau kau popular. Tapi, apa kau tidak ingat aku setuju dengan perkataanmu yang tidak boleh mempublikasikan hubungan kita? Jika aku hanya ingin popular aku pasti akan menolaknya sehunnie.”aku mencolek hidungnya lembut.
“Jika aku ini miskin dan jelek apa kau masih mencintaiku ?”
“Kau ini bicara apa? Kau meragukan aku? Jika hatiku ini sudah menentukan jika kau adalah pilihanku maka aku tidak akan pernah meninggalkanmu.”
Sehun mendongakkan kepalanya dan menatapku.
“Gomawoyo… “
“heh.. Sehunnie.. kau tidak perlu berterimakasih. Itu sudah menjadi keputusanku. Aku berjanji mulai detik ini hatiku yang berisi baaaanyak cinta dan kasih sayang ini hanya akan berada di hati namja paling tampan didunia.” Aku tersenyum kecil
“Yakk!!! Kau tadi bilang jika kau tidak akan meninggalkanku. Tapi sekarang, kau malah bilang jika hatimu itu milik namja tertampan didunia. Kau sangat plinplan eoh.” Sehun mempoutkan bibirnya.
“Kau!! Heh dasarrr.. kau itu bodoh atau pooloos eoh? Maksudku namja paling tampan didunia ini adalah kau pabbo. Kau tidak mau aku puji seperti itu ?”
Hehe.. Sehun terkekeh kecil,dan menggaruk*kan kepalanya yang kurasa tidak gatal.” Kenapa kau tidak bilang jika yang kau maksud adalah aku. Aku fikir aku ini tidak terlalu mempunyai wajah tampan jadi, aku tidak akan lolos menjadi namja tertampan didunia.”
“Kau tadikan sudah memujiku. Jadi aku mau memasangkan ini untukmu.” Sehun bangkit dan mengenakan cincin rumput yang dibuatnya tadi di jarimanisku.” Nah sudah. Aku mau tidur seperti tadi dengan meletakkan kepalaku dipangkuanmu.”
Aku mengecup kening Sehun ketika ia sudah tidur dipangkuanku lagi. Dia memejamkan matanya, begitu pula aku. Aku tidak akan melupakan hari ini. Hari pertama dimana aku dan Sehun sudah benar* resmi menjadi sepasang kekasih.
“Sehunniee, ceritamu tadi tertunda. Aku benar* ingin tahu kenapa matamu merah tadi.. kau menangis ?”
“Anniyo, aku tadi sedang sakit mata. Maka dari itu aku tadi tidak berani menatap kau, aku takut jika kau nanti tertular. Dan kenapa aku tidak menjemputmu tadi.. mata ini adalah salah satu alasan, karena aku tidak konsen menyetir tadi, karena mataku sakit. Aku takut jika kau pergi sekolah bersamaku kau akan celaka.”
“Sehunnie, bangkitlah. Aku ingin melihat matamu. Apa sudah sembuh.. atau masih sakit.. palli sehunni.. matamu harus diobati.. kalau tidak I ni akan membahayakanmu.”aku membolakbalikkan wajah Sehun.
Sehun bangun dan merangkulku. “Ne, na gwenchana. Kajja kita pulang. Hari sudah sore. Aku akan mengantarmu.”
“Kau tidak takut jika ada orang yang tahu ?”
“Anni,, aku sama sekali tidak takut. Kau lupa aku punya ini.”Sehun menunjukkan helmnya kepadaku. Aku hanya tersenyum menanggapinya.
“Pegangan ne, jangan lepaskan jika belum sampai rumahmu.”
“Ne, aku akan terus seperti ini.”
SKIP
Sehun pov
Aku sudah sampai mengantarnya pulang. Aku memandang yeojaku yang perlahan menjauh dari motorku dengan senyuman maniis dan lambaian tangannya. Air mataku menetes. Aku masih sangat bersalah karena tadi sudah membohonginya. Aku tidak jujur tentang masalahku, dia sangat menyayangiku aku tidak mau membuatnya sedih.
@Sehun home
“Sehunnie, kau baru pulang.? Kau tau hyungmu ini sangaaaat merindukanmu. Neomuneomu bogoshipda. Kajja kita kekamarmu, hyung akan menceritakan sesuatu.”Gikwang hyung menarik tanganku untuk mengikutinya.
“Aku melepaskan tanganku.” Hyung kau harus belajar hidup tanpa aku hyung. Bagaimanapun juga aku pasti akan pergi darimu hyung, entah itu kapan waktunya. Aku juga akan belajar tentang itu hyung. Hyung aku lelah, aku mau istirahat.”
“Sehunnie..”
Air mataku kini sudah membasahi baju yang kupakai ketika mendengar gikwang hyung memanggil namaku dengan kasih sayangnya, aku semakin mempercepat langkahku, aku tidak ingin mendengar suara itu lagi aku tidak ingin tangisku semakin pecah. Kudengar  Gikwang hyung berlari kearahku. Dia memelukku. “Sehunnie.. berjanjilah untuk tidak pergi diriku, jeball!!! Jika kau marah padaku karena aku telah membohongimu jeongmal mianhae.. jika kau ingin menghukumku hukumlah aku sesuka hatimu.”
“Ani, aku menyayangimu hyung. Kajja kekamar.. kau tadi ingin menceritakan apa hyung.”
SKIP
“eoh.. ternyata kau menyukai seorang yeoja disekolah hyung.?dia hoobaemu dan tingkatan kelasnya sama denganku.?”
“ne,, bagaimana denganmu? Banyak yeoja yang menyukaimu tapi kau acuh saja. Kau tidak normal eo?”
“yak!!! Aku normal hyung. Bahkan aku punya yeojachingu.”
“jinja..?nuguya.. ya sehunnie nuguya?”
“kau tidak perlu tahu hyung.. kau urus saja yeoja yang kau suka itu. Hyung bukannya satu bulan lagi kau akan lulus?”
“ne, waeyo? Kau senang eoh? Tidak ada saingan tampanmu lagi disekolah?”
“yak kau hyung.. memangnya kau tampan? Tidak!! Buktinya yeoja disekolah tidak melirikmu.”aku menggoda Gikwang hyung.
“Sehunnie.. sampai sat ini siswa disekolah tidak pernah tau jika kita ini adik kakak eoh?”
“ne, hyung. Itu akan lebih baik. Eomma tidak akan marah tentang hal ini. Karena ini memang fakta. Aku bukan saeng mu hyung.”
“Kau saengku.. ayah kita sama . hanya saja ibu kita yang berbeda.”
Gikwang.. eomma pulang. Kemarilah!!!..
“Hyung.. eomma memanggilmu.. keluarlah.” Aku tersennyum kepada gikwang hyung.
.. Beginilah hari* yang kujalani, walaupun perasaanku sangat tersiksa tinggal dirumah ini tapi bibirku tetap tersenyum untuk orang* yang kusayang. Eomma yang benar* mengacuhkanku dengan menganggap bahwa aku tidak ada dirumah ini sudah sangat membuatku menderita, bagaimana tidak sosok ibu yang benar* kusayangi dan satu-satunya sosok ibu yang aku punya berbuat seperti itu terhadapku. Salah satu alasan aku tidak pergi dari rumah ini karena aku masih ingin mengenyam pendidikan dan aku belum bisa membiayai hidupku sendiri. Untuk saat ini juga, aku tidak ingin dulu mencari keberadaan eomma kandungku aku ingin  focus terhadap sekolahku dulu, aku tidak mau mengecewakan eomma yang selama ini menyekolahkanku dan membiayai semua kebutuhan hidupku, walaupun aku tahu bahwa eomma tidak akan pernah menghargai semua usahaku.SKIP
 Pukul 7 Kst
“Hyung, aku berangkat. Sampai nanti, aku tidak sarapan aku sarapan disekolah saja annyeong.” Aku berlari kearah pintu keluar dan segera menghidupkan mesin motorku untuk kugunakan menjemput yeojaku. Aku mengirimkan pesan singkat kepada Hyura.
To: Hyura
“Yakk!! Kau tunggulah didepan gerbang aku menjemputmu.”
Aku mempercepat laju motor ku, aku sudah tidak sabar melihat hyura. Aku yakin dia sekarang pasti sedang menungguku. Dan benar dugaanku.
“Ya!! Naiklah.. jangan cemberut seperti itu eo. Kau jelek !”
“Kalau aku jelek kenapa kau mau denganku.”Hyura naik kemotorku dengan segala omelan kekesalannya.
“Kenapa kau cemberut? Apa aku membuat sebuah kesalahan.?”
“kau tadi lama sekali,, aku sudah lama sekali menunggumu, hampir saja aku tadi berangkat bersama oppaku”
“Apa kau akan seperti ini juga jika aku harus pergi untuk beberapa waktu dan aku tidak disampingmu??  Kau tidak menunggu kepulanganku dengan sabar ? jika kau sabar sekalipun itu tidak akan bertahan lama karena bagaimanapun juga kesabaran seseorang ada batasnya.. jika kau sudah tidak sabar untuk menunggu kepulanganku pasti kau sudah pergi bersama namja lain dan melupakanku.”
“Anniyo, aku pasti akan menunggu sampai kau pulang kesisiku lagi, aku tidak akan melirik namja lain aku berjanji, mianhae sehunnie.”
Aku mengelus tangannya yang berpegang erat dipinggangku dengan lembut sebagai tanda bahwa aku benar* menyayanginya dan tidak ingin kehilangan dirinya.
“Sehunnie.. apa kau akan pergi meninggalkanku? Memangnya kau mau pergi kemana ? jebal!!  Jangan tinggalkan aku.. hidupku pasti tidak ada rasanya jika tidak ada kau.”
“Haha.. memangnya hidupmu itu seperti kue huh? Mempunyai rasa yang bermacam*.”Aku terkekeh kecil.
“Aiss,, neo jinja!! Sudah menyetir saja yang benar. Aku tidak mau kita celaka.”
“Tapi aku mau jika itu sudah takdir. Aku rela mati bersamamu.”
“Yakk sehunnie.. kenapa berhenti nanti kita bisa terlambat.”
                Aku mengajaknya turun dari motorku, karena aku ingin memberikan sesuatu untuknya.
“Hyura~ah.. sudah hampir 2 minggu kau menjadi yeojaku. Tapi aku tidak pernah memberikanmu sesuatu yang berharga sebagai tanda cintaku padamu. Apa kau marah padaku ?” Aku menggenggap erat tangan hyura.
“anni, aku tidak marah. Kau kan telah memberikan sesuatu yang sangat berharga untukku. Ini dia..”hyura menunjukkan cincin rumput yang melingkar dijari manisnya.
Aku tersenyum dan menarik cincin rumput yang ada di tangan hyura, akupun membuangnya jauh2. Hyura sempat marah padaku. Tapi amarahnya berubah menjadi senyuman ketika aku memeluknya dan memasangkan sebuah kalung dilehernya.
“Apa kau suka? Dan ini saputanganmu, maafkan aku karena aku sudah merubah penampilannya, aku sudah membordirnya dengan nama kita berdua, itu kulakukan saat pertama kali aku melihatmu.”
“hikks.. gomawo sehunnie.. . itu untukmu saja. Tapi sehunnie.. kenapa disamping namaku ada gambar iblis sedangkan disamping namamu ada gambar malaikat?”
“Kan aku sudah bilang, aku melakukan ini sudah lama. Saat itu aku sangat membencimu. Dan aku fikir kau itu adalah yeoja iblis.haha.”
“Yakkk!!! Hyura memukul* pundakku kecil
“Sudah… kajja kita berangkat, kau tidak mau terlambat kan?”
“Ne.. tapi aku ingin mengambil foto denganmu dulu.”
“Ne, kemarikan ponselmu. Aku mencium pipi hyura dan memotretnya diponsel milik hyura.
“Kau tidak mau berfoto diponselmu eoh?” Hyura mengajukan pertanyaan untukku dengan tampang polosnya. Aku tidak menyianyiakan moment ini, aku segera mengambil ponselku dan memotret wajah hyura yang tanpa dosa itu.
“Haha.. kau lucu sekali.”
“yak!!! Kau, !!pasti wajahku disitu jelekkan.. “
“ani, kau cantik.. sekarang kajja kita berangkat.”
Akupun melajukan motorku dengan kecepatan tinggi karena aku tidak ingin kami terlambat. Disepanjang perjalanan aku dan hyura selalu bersenda gurau sehingga membuat konsentrasiku pecah.. aku tidak menyadari jika ada tikungan dihadapanku.. dann…
GUBRAKKKK!!! Tubuhku dan hyura terhempas ketanah. Kurasakan aku mulai pusing karena kepalaku terbentur badan mobil yang tadi bertabrakan denganku. Darah mengalir dari pelipis kepalaku dan hamper seluruh tubuhku. Pandanganku sudah mulai kabur..suara Hyura yang sedari tadi memanggil namaku sudah terdengar sayup. Mataku mulai terpejam dan entahlah apa yang terjadi.
Hyura POV
"Sehunnie.. bangun! kau harus bangun! aku tidak mau kehilangan kau.. "aku menggoyangkan tubuh Sehun yang berlumuran darah. aku menangis sejadi*nya.
"Hikkss.. kita harus kerumah sakit sekarang. aku tidak mau terjadi apa* padamu." aku mencoba mengangkat tubuh Sehun, tapi yang terjadi adalah kami ambruk bersama. aku sudah tidak tahan lagi deengan rasa pusing yang kurasakan. oh tuhan tolong selamatkan Sehunku.. "
Mataku mulai terbuka walaupun pandanganku masih sayu. Aku sangat tidak nyaman dengan aroma ruangan ini, sangat menyengat. Aroma obat2 an yang paling kubenci. Kurasakan kepalaku masih sakit. Aku belum sadar sepenuhnya.
“Oh, syukurlah.. chagi kau sudah sadar.”
“Sehunniee.. apa kau tidak apa*? Neo gwenchana? Aku sangat menghawatirkanmu.”
“Sehunnie? Nuguya.? Apa yang kau maksud adalah Sehun? Aku oppamu. Chanyeol.”
“oh oppa, antarkan aku keruang rawat Sehun sekarang oppa. Jebal!! Aku tidak ingin apa* terjadi dngannya oppa jeball!! Hiksss.. aku tidak mau dia meninggalkanku. Aku sangat menyayanginya.” Aku menggoyang*kan tubuh oppaku aku memohon padanya dengan isak tangisku. Karena aku sangat tidak ingin rasa takutku ini menjadi kenyataan, aku takut jika Sehun meninggalkan semuanya dan tidak akan pernah kembali. Aku sangat takut.
“Anniyo.. kau istirahat dulu sampai kau pulih. Baru aku mengantarmu keruangannya. Tenanglah, dia akan baik* saja.”
“Oppa jika kau tidak mau mengantarku, aku akan mencarinya sendiri tanpa bantuanmu.” Aku turun dari ranjang rawatku dan mencari Sehun.
“Ne, oppa akan membantumu.”
SKIP
“Mwo ?? dia sudah tidak ada disini ?”
“Ne, dia sudah dipindahkan 2 hari yang lalu ke rumahsakit internasionaldi Amerika, mungkin orangtuanya menginginkan yang terbaik untuk perawatannya.”
“Mwo?? Amerika ?” Seketika aku terduduk lesu, ketakutanku benar* terjadi Sehun benar* meninggalkanku. Walaupun dia tidak meninggalkanku untuk selamanya. Tapi mungkin saja untuk beberapa tahun kedepan dia melupakanku dan menikah dengan yeoja Amerika.
“HMmm.. Chanyeol ? sedang apa kau disini? Yak!!! Yeoja angel kau kenapa? Kau kecelakaan ? parah sekali tidak?” gikwang oppa menghujaniku dengan pertanyaan* tentang kekhawatirannya.
“Hikks.. nae gwenchana. Oppa aku kekamar duluan.” Sepanjang perjalanan kekamar gikwang sunbaenim terus saja menguntitku pertanyaan dan ucapannya yang ditujukan padaku tidak ku hiraukan sama sekali,air mataku tidak bisa berhenti menetes. Fikiranku hanya tertuju pada Sehun. Aku hanya bisa berdoa semoga Sehun bisa selamat dan kembali padaku lagi.
“Oppa kenapa disini?”
“aku tadi hanya memeriksa barang* adikku yang mungkin saja tertinggal disini, adikku sama sepertimu dia juga kecelakaan.”
“Ohh.. ne.”
SKIP
2 tahun kemudian
Selama dua tahun terakhir ini, hidup yang kujalani terasa sepi. Hidup yang kujalani sangat kosong. Aku menjalani hidup tanpa ada Sehun disisiku. Gikwang sunbaenim selalu saja berada disisiku. Dia terlalu mengharapkan cintaku. Berulang kali aku mengacuhkannya, tetapi itu sia*.
“Hyura.. aku tau kau tidak mencintaiku. Tapi kumohon, terimalah aku sebagai namjachingumu. Aku akan membuatmu melupakan namja itu dan hiduplah bahagia bersamaku.”
Sehunnie kau dimana? Apa kau masih hidup ? dengarlah suara hati ini sehunnie.. aku telah menunggu kau saaangat lama. Kau tau? Di hati ini hanya ada kau, tidak namja lain. Tapi entahlah.. bagaimana denganmu? Apa kau masih ingat aku ? apa kau disana merindukanku.?
“Yeoja angel? Kau kenapa? Kau sakit.?” Gikwang oppa memegang dahiku..
“Anni.. turunkan tanganmu dari dahiku. Aku tidak mau oranglain melihatnya.”
“Ne, gwenchana. Kau jangan seperti ini terus.. kau tau selama 2 tahun ini kau seperti mayat hidup. Jasadmuu kosong.. fikiranm u kosong. Yeoja angel dengarkan aku ,Hyura.. aku tau kau tidak mencintaiku. Tapi kumohon, terimalah aku sebagai namjachingumu. Aku akan membuatmu melupakan namja itu dan hiduplah bahagia bersamaku. Aku mohon. Hiduplah bersamaku dan disisiku aku ingin menikmati sisa hidupku ini hanya bersamamu. Hidupku mungkin sudah tidak lama lagi, aku sudah lama sekali mengidap penyakit ini. Penyakit darah yang sangat sulit disembuhkan. Kau maukan bersamaku.?”gikwang oppa menggenggam erat tanganku.
Aku hanya tercengang mendengar kata* gikwang oppa. Air mataku menetes.
“Kau diam, berarti kau mau eoh? Gomawo.” Gikwang oppa memelukku.
 Aku sudah bangkit dari keterpurukanku. Aku sudah menata hidupku kembali. Hidupku yang baru tanpa ada Sehun disisiku. Gikwang oppa yang selalu saja berharap jika aku akan mencintainya selalu disisiku. Terkadaang aku merasa kasihan dengannya.. aku memang jahat aku telah memberikan harapan yang seharusnya tak kuberikan. Tapi apa boleh buat. Dia sangat menyayangiku, dia memintaku untuk selalu disisinya saat tahun* terakhir hidupnya dan akupun menyanggupinya dengan terpaksa. Mianhae Sehunnie.. walaupun sekarang aku bersama gikwang oppa. Tapi hatiku tetaplah masih untukmu Sehunnie..
“Chagiya.. kau sedang apa? Aku membawa ini, pilihan baju pengantin untuk acara kita nanti. Kau suka yang mana ?” Gikwang oppa menghampiriku kekamarku. Memang aku sekarang tinggal dirumah gikwang oppa, karena pernikahan kami sudah dekat, jadi aku harus tinggal dirumahnya supaya lebih mudah dalam proses persiapan.
“Aku suka semuanya. Jadi terserah oppa saja.”
“Chagiya, kita sudah bersama* selama 3 tahun. Apa kau tidak juga bisa mencintaiku. Aku telah bersabar chagiya, aku telah bersabar menunggu kau mengucapkan kata saranghae kepadaku. Tapi itu tidak pernah kau lakukan, kau juga tidak pernah memanggilku chagi. Kau dulu berjanjikan saat kau lulus kuliah nanti kau akan memanggilku dengan sebutan itu.”
“Ne, tapi itu nanti. Jika aku benar* sudah siap. Aku saja belum lulus kuliah kan? Oppa malah mengajakku menikah.”
“apakau tidak setuju jika kita menikah? Kau bisa melanjutkan kuliahmu setelah kita menikah nanti. Aku tidak ingin jika aku mati nanti kau belum menjadi milikku.. jadi aku mempercepat pernikahan kita.”
“ne, oppa terserah kau saja.”
“Chagiya kau bersiap* lah aku akan memberikanmu sebuah kejutan, mandilah dan berdandanlah yang cantik.”
 aku duduk di ruang tengah. aku menunggu gikwang oppa yang akan memberikanku kejutan. tidak lama kemudian gikwang oppa masuk.
"Chagi.. aku akan memperkenalkan seseorang."
"Masuklah.."

0 Responses

Plaas 'n opmerking