Author : Luxi Dailinda Rizki
Cast :
·
Oh Se Hoon
·
Park Hyuraa
·
Lee Eun je as ibu tiri Sehun
Genre : Sad, Family, mariedlife
“Chagiya, ireona!!! Ini sudah pagi, siapkan sarapan
untuk suami tampanmu ini.” Cup Sehun mencium pipi Hyura sekilas dan tersenyum
evil.
Euuhhhh,, Hyura mengeliatkan tubuhnya. “Nanti saja
ne,, aku masih ngantuk. Kau mandi dulu saja.”Hyura masih dalam keadaan
terpejam.
“Geurae. Istriku ternyata hanya rajin menyiapkanku
sarapan di hari pertama saja, setelah itu ternyata dia sangat malas.” Sehun
bangkit pergi dari ranjang, tapi terhenti karena Hyura menarik lengannya.
“Anniya, aku tidak hanya rajin di hari pertama. Tapi
juga hari seterusnya. Ne, aku bangun.” Hyura terpaksa bangun karena Sehun. “Na,
nae nampyeongga.. istrimu yang cantik ini sudah bangun, sekarang kau mandilah. Bukankah
hari ini kau berencana untuk mencari pekarjaan eoh?” Hyura mengusap pipi Sehun
lembut.
“Anniya, aku tidak mau cari kerja. Aku mau
disampingmu saja.” Sehun menyandarkan kepalanya di pundak Hyura.
Hyura yang mendengar ucapan Sehun langsung
menjauhkan tubuhnya.”Shireo, aku tidak mau kau yang seperti itu.”
“Ne, tapi aku mau morning kiss dulu.” Sehun
memejamkan matanya.
“Shireo, kau tadi sudah mencium pipiku jadi itu
sudah morning kiss.”
“Aiss,, bukan seperti itu.” Sehun mempoutkan
bibirnya kesal.
“Seperti inikah? Chuuu~~ Hyura mencium lembut
Sehun.”
“Aaa,, sudah. Aku mandi dulu…” Sehun memegangi
bibirnya.
Hyura yang melihat tingkah konyol suaminya itu hanya
menggelengkan kepala.
***
Sehun sudah rapi lalu menghampiri Hyura yang sedang
sibuk menata makanan di meja makan, Sehun mengecup pucuk kepala Hyura lalu
duduk di kursinya.
“Chagi, duduklah. Kita makan.” Sehun menarik-narik
lengan Hyura manja.
“Ne,,”. Hyura duduk disamping Sehun seperti biasa.
“Sehunnie, kau mau cari pekerjaan kemana?” Hyura
membuka percakapan sembari mengambilkan nasi untuk Sehun.
“hehh, molla.” Ucap Sehun pasrah.
“Kenapa kau tidak bekerja di perusahaan keluargamu
saja ? bukankah kau sangat kaya eoh?”
Sehun menghentikan makannya. “Shireo, aku tidak
berhak atas perusahaan itu jadi aku tidak mungkin bekerja disana. Eomma pasti
tidak akan memberiku izin.”
“Waeyo? Bukankah dia eommamu? Dia tidak mungkin
tidak memberimu izin, eomma mana yang mau melihat anaknya dalam keadaan sulit
Sehunnie.” Hyura memegang pundak Sehun.
Sehun tidak menjawab ucapan Hyura, Sehun langsung
bangkit dari meja makan mengambil tasnya lalu pergi begitu saja. Hyura yang
melihat perubahan mood suaminya itu langsung berlari menyusul.
“Sehunnie, kau belum makan. Nanti kau sakit.” Hyura
menatap punggung Sehun dengan tatapan sendu.
“Aku bisa makan di luar. Kau makanlah, bukankah kau
harus kuliah? Jaga dirimu baik-baik. Aku pergi dulu.” Sehun berbicara datar
tanpa menoleh ke Hyura yang sekarang dibelakangnya.
“Ada apa denganmu Sehunnie.” Hyura bicara lirih
ketika melihat mobil yang dipakai suaminya itu berlalu dengan cepat melalui
jendela apartemen mereka.
*****
“Ahhh.” Sehun
mengusap kepalanya kesal. “Mianhae, Hyura. Aku belum bisa menceritakan ini
padamu." Sehun semakin menambah kecepatan mobilnya.
Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul mobil mewah
berwarna hitam yang memberhentikan mobilnya tepat di depan mobil Sehun,
seketika Sehun mengerem mobilnya dengan cepat. Terlihat seorang wanita dengan
beberapa bodyguardnya keluar dari mobil itu. Sehun juga keluar dari mobilnya.
“Eomma.” Sehun menatap nanar wanita itu.
“Kau, kau sangat tidak tahu malu. Kau sudah
menghancurkan kebahagiaan putraku dengan merebut calon pengantinnya, sekarang
kau masih berani menampakkan dirimu. Aku kira kau sudah tidak lagi dikota ini.
Aku kira kau sudah menyusul eommamu yang sangat kau sayangi itu. Kau dengan
eommamu sama saja, sama saja perebut kebahagiaan orang lain.”
“Tapi eomma…”
“Aku hanya memperingatimu, jangan pernah menemui
Gikwang lagi. Dan juga, jaga istrimu itu. Jangan sampai dia menggoda Gikwang
lagi. Aku tau Gikwang sangat tampan jadi ada kemungkinan besar jika istrimu itu
nanti akan berpaling darimu lalu kembali pada Gikwang.” Wanita itu pergi
meniggalkan Sehun.
Ponsel Sehun berbunyi..
“Yoboseo, apakah ini Oh Se Hoon?” suara orang yang
sedang berbicara dengan Sehun ditelepon.
“Ne, dengan saya. Oh ne, saya akan segera kesana.
Gamsahamnida. Ne..”
Bippp sambungan terputus, terlihat raut wajah Sehun
yang begitu gembira.
****
Sehun berhasil melewati serangkaian tes yang
diberikan perusahan yang akan menjadi tempatnya bekerja itu. Sehun memang
cerdas, jadi dengan mudah Presdir dari perusahaan itu menerima Sehun.
Perusahaan akan sangat beruntung jika memiliki pegawai secerdas Sehun.
Sehun yang
telah diterima kerja itu, langsung bergegas menuju tempat kuliah Hyura. Sehun
melirik jam yang melingkar di tangannya.”
“sudah jam seperti ini, pasti Hyura sudah hampir
pulang. Aku akan menjemputnya, dia pasti sangat senang.”
Sehun tiba di tempat kuliah Hyura. Sehun menyusuri
jalan yang ada di sana. Dan sesekali bertanya pada orang yang dilewatinya.
“Chogi, apa kau mengenal Hyura? Oh maksudku, Park
Hyura.” Sehun bertanya pada wanita yang sedari tadi diam tanpa kata melihat
Sehun.
Yeoja itu hanya menggeleng pelan.“Woaaa… neomu kyeopta.”
Yeoja itu berteriak dengan sangat keras.
“Kau mau berfoto denganku kan? Kau begitu tampan?
Apa kau sudah punya yeojachingu eoh?”
“Ah, mianhae tapi aku harus mencari Hyura.”
Cekrekcekrekcekrek.
Yeoja-yeoja yang ada disana mengerubungi Sehun dan
memotret sana-sini. Tiba-tiba ada seorang namja yang menarik Sehun dan
membawanya pergi dari tempat itu.
Sehun berulang kali membungkukkan badannya karena
sangat berterimakasih pada namja itu.
“Aku Do Kyung Soo. kau mencari Hyura? Aku lihat dia
tadi ada di taman belakang. Aku pergi dulu.” Namja itu berlalu pergi.
“Gomawo, Kyungsoo~sii.” Sehun bergegas berlari
menemui Hyura. Lari Sehun berhenti seketika melihat istrinya Hyura sedang
berada dalam pelukan namja lain. Sehun ingin melangkah pergi, tapi kakinya
sangat berat. Matanya tidak mmpu lagi berkedip, Sehun hanya melihat pemandangan
yang sangat tidak mengenakkan itu dengan tenaga dan emosi raga yang masih
tersisa. Sehun melangkah gontai meninggalkan taman perusak mood itu.
***
“Sehun, kau begitu tampan. Aku benar-benar
mencintaimu. Jeongmal joahyo. Tapi kenapa tadi kau berubah menjadi dingin eoh?
Apa aku membuat sesuatu kesalahan, sehingga membuatmu marah padaku? Mianhae
Sehunnie, jeongmal mianhae.” Hyura mengusap layar ponselnya yang terpampang
jelas foto selca Sehun karena layar ponselnya basah karena air matanya.
“Yeoja angel.” Suara seorang namja dibelakang Hyura.
Hyura sontak menoleh. “Ohh, oppa.” Hyura merespon
singkat lalu kembali pada posisi awalnya.
Namja itu duduk disamping Hyura tanpa meminta izin
terlebih dulu pada Hyura.
“Kau kenapa? Apa Sehun menyakitimu? Apa dia
melukaimu?”
“Anniyo, Sehun sangat menyayangiku, bahkan sangat
sayang.” Hyura menundukan kepalanya.
“Lalu? Kenapa kau menangis?”
“Ani, aku tidak menangis. Nan Gwenchana. Geundae
oppa, apa Sehun mempunyai banyak kepribadian? Dia sangat sering berubah-rubah
seperti bunglon, terkadang dia sangat hangat sehingga aku benar-benar nyaman
didekatnya. Dia juga terkadang begitu dingin, hingga hikkss aku tidak bisa
mengenali dirinya hikkss, seperti tadi.” Hyura semakin menunduk Karena sekarang
wajahnya telah basah karena air mata.
Namja itu meraih tubuh Hyura, dan menenggelamkan
dalam pelukannya. “Kau harus sabar menghadapinya, dia memang seperti itu. Aku
hyungnya yang bertahun-tahun bersamanya saja terkadang juga tidak bisa mengerti
apa yang dia rasakan dan yang ada difikirannya, aku terkadang kewalahan menghadapi
tingkahnya. Kau jangan menangis lagi, pulang ini kau dekati dia tanyakan
padanya apa dia punya masalah, jika memang ada selesaikanlah bersama.”
Hyura melepaskan pelukannya. “Gomawo, Gikwang oppa.
Kau begitu baik. Aku akan menelfon Sehun sekarang, mungkin dia bisa
menjemputku.”
Hyura mengetik beberapa angka diponselnya lalu
berusaha menghubungi Sehun. Tapi, Sehun tidak menjawab telfon dari Hyura.
“Tidak diangkat. Aku akan mengirim pesan singkat
saja.”
To : My Lovely Nampyeon (Oh Sehun) :
“Chagi, Sehunnie, Uri kyeopta nampyeon J apa kau bisa menjemput istri cantikmu
ini? Aku tunggu di kampus ne.”
Zrtzrtzrtrzt.. Ponsel Hyura berbunyi, satu pesan
singkat masuk.
From: My Lovely Nampyeon (Oh Sehun)
“Kau pulang sendiri saja.”
Melihat isi pesan masuk, Hyura menarik nafasnya
kasar.
“Wae? Apa Sehun tidak bisa? Kau mau kuantar?”
“ne, Sehun tidak bisa. Huh, geurrae oppa, gomawo
karena telah berbaik hati mengantarku.
***
“Istriku bersama Hyungku.” Itulah yang diucapkan
Sehun ketika melihat Hyura turun dari mobil Gikwang dari jendela apartemennya.
“Annyeong,, aku pulang. Woaa kau sudah ada dirumah
rupanya Sehunnie.” Hyura menghampiri Sehun dan memeluk leher namja yang sedang
duduk disofa dengan menonton televisi itu dari belakang.
“Lepaskan, aku bisa mati.” Sehun melepas tangan
Hyura kasar, lalu pergi berlalu menuju kamar.
Hyurapun mengikuti langkah Sehun dengan berlari
kecil. Hyura berhenti di mulut kamar dan hanya memandangi Sehun, yang sekarang
sedang memposisikan dirinya di tempat tidur. Hyura hanya menggeleng, menutup
pintu rapat lalu berjalan meletakkan tasnya di meja. Hyura, mengganti sepatu
tingginya dengan sandal bulu miliknya, Yeoja manis itu membuka lemari dan
mengambil beberapa pakaian ganti yang lebih santai, Raut wajah Hyura berfikir
keras, menemukan jawaban, lalu mengungkapkannya.
“Sehunnie, tetaplah seperti itu ne. tutupi wajahmu
dengan selimut. Aku takut jika kau membukanya, kau akan sangat terkejut.”
“Memangnya apa yang kau lakukan.”
“Aku mengganti pakaianku.”
“Eohh.. aku juga tidak ingin melihatnya.” Ucap Sehun
datar.
Hyura selesai mengganti pakaiannya, ia berjalan
menuju ranjang mereka dan berbaring di samping Sehun. Hyura memposisikan
tubuhnya membelakangi Sehun.
“Sehunnie, sebenarnya apa yang terjadi ? kenapa kau
begitu dingin padaku sekarang? Apa kau sudah bosan denganku ? tapi sehunnie,
kita menjadi pengantin belum genap 1 minggu bagaimana bisa kau begitu cepat
bosan dan tidak lagi menyayangiku.”
“Aku masih menyayangimu, dan aku tidak bosan.” Sehun
merespon singkat.
“Yaa… sesingkat itukah jawabanmu?” Hyura berbalik
dan memeluk pinggang Sehun erat.
“Sehunnie, aku sangat mencintaimu. Neomu neomu
saranghae, kau tau betapa sedihnya aku jika kau mengacuhkanku. Lebih dari
kekecewaanku ketika kau bersama para yeoja.”
“Acuhnya aku bukankah sudah biasa untukmu? Lagipula
jika tidak ada aku, kau bisa dengan yang lain? Dengan hyungku mungkin.
Jeongmal.. sarangi apheuda.”Sehun memejamkan matanya.
“Sehunnie, karena itukah kau marah padaku? Kau
cemburu dengan hyungmu? Sudah berapa kali ku katakan jika aku hanya mencintaimu
dan tidak akan memindahkan cinta itu pada namja lain. Apa kau tidak percaya
itu? Aku memang diantar pulang oleh Gikwang oppa, tapi itu tidak ada maksud
apapun. “
“Sehunnie..” Hyura menggoyang-goyangkan tubuh Sehun.
“Kau diam dulu, ada suara getar.” Sehun meninggikan
suaranya.
Drtdrtdrtdrt… sebuah ponsel yang diletakkan di
sebuah meja rias bergetar. Sehun turun dari ranjang dan mengambilnya. Sebuah
pesan singkat. Namja tampan itu berlalu pergi setelah membaca isi pesan singkat
itu. Setelah beberapa jam pergi namja itu kembali ke rumah dengan kondisi yang
tidak terlalu baik. Istrinya yang sedari tadi menunggu kepulangannya menatap
sendu suaminya itu. Istri namja itu rupanya tahu keadaan suaminya sekarang, ia
tidak mau mengganggu atau mengajak suaminya bicara dulu karena itu semua akan
sia-sia, dalam kondisi mood yang tidak baik memang namja itu cenderung diam dia
akan mengacuhkan siapa saja orang yang berinteraksi padanya, siapapun termasuk
istrinya sekalipun.
“Sehun, sedang dalam keadaan mood yang tidak baik,
lebih baik jika aku membuatkannya teh hangat.” Hyura berkata dalam hati.
Sehun hanya duduk termenung di sofa putih ruang
tengah dengan memegang ponselnya, matanya terlihat merah sendu, seperti dia
sedang ada masalah yang cukup besar.
“Sehunnie, minum dulu ini. Mungkin akan lebih baik.”
Hyura menyodorkan secangkir teh hangat dan duduk disamping Sehun.
“Sebenarnya apa yang terjadi? Kau tidak pernah
menceritakan masalahmu padaku. Aku benar-benar sedih melihat kau seperti ini.
Apa kau tidak menganggap aku ini istrimu eoh? Bagaimana bisa seorang istri
tidak tahu masalah yang sedang dihadapi suaminya. Kurasa aku gagal menjadi
istri yang baik.” Hyura menunduk lesu.
“Belum waktunya. Jadi kau diam saja dulu.”Sehun
merespon ketus dengan pandangan kosong kedepan.
“Oh, arasseo. Kau memang tidak membutuhkan aku.”
Hyura mengusap air matanya dan berlari menuju kamar.
BLAM.. pintu kamar tertutup rapat.
“Hyura, kau
tidak tahu apa yang ada dalam fikiranku sekarang. Kita baru menikah 1 minggu,
mana mungkin aku akan memberikan beban berat untukmu. Aku tidak sanggup melihat
kau menangis karena menghadapi masalah bersamaku. Lebih baik kau menangis
karena tingkahku daripada kau menangis karena masalahku.” Sehun berkata dalam
hati.
“Heh… haruskah aku tidur disini? Hyura mengunciku
diluar.” Sehun mendengus kesal.
*****
“Hyura~ah… buka pintunya. Ini sudah siang, aku ingin
pergi kerja!! Bukakan pintu hyura.” Sehun bersandar dipintu kamar.
“Masuklah!!” Hyura tiba-tiba membuka pintu sehingga
membuat Sehun jatuh kebelakang.
“Auwww.. neomu apha.”aku memegangi belakangku.
“Kenapa kau tidak menolongku eoh? Kau istriku kan?”
Sehun mendongak menatap Hyura dengan kesal.
“Bukankah kau tidah butuh aku. Berdiri saja sendiri,
kau kan bisa mengatasi masalahmu sendiri. Kecil atau besar.. sama saja. Kau
tetap tidak butuh aku.” Hyura menjawab ketus lalu memposisikan tubuhnya dibawah
selimut tebal di ranjang mereka.
Sehun hanya menatapnya datar.
“Aku tahu sekarang dia marah padaku. Tapi bagaimana
lagi? Aku tidak siap dengan ini semua saat ini.”Ucap Sehun dalam hati.
Sehun
mengambil handuk lalu pergi masuk kekamar mandi. Setelah Sehun selesai mandi,
rupanya Hyura telah menyiapkan seragam suaminya itu lengkap diatas meja.
“Gomawo. Aku pergi!! Kau ada kuliah kan? Masuklah,
jaga dirimu.” Sehun berlalu pergi.
Setelah Hyura fikir Sehun telah pergi kerja, Hyura
membuka selimutnya dan bangkit duduk.
“Hikksss… mianhae Sehunnie, aku mencintaimu. Neomu
neomu saranghae, yeongwonhi sehunnie. Hikss. Aku menerimamu apa adanya, walaupun
aku belum tahu keluargamu secara mendalam, keluargaku juga tidak
mempermasalahkan itu. Sebenarnya aku tidak ingin tahu tentang masalah
keluargamu sehunnie…, tapi jika sudah seperti ini aku tidak tahan
lagi.hikkksss”
Hyura meraih ponselnya lalu menelfon sebuah nomor.
“Yoboseo.. bisakah kita bertemu hari ini? Ne ,,
arasseo. Gomapseumnida.”
***
“Ada apa kau memintaku datang kesini?”
“Eomma, tolong bantu aku. Jebal!! Bagaimana cara
menghadapi tingkah Sehun yang selalu berubah-ubah. Apakah Sehun sedang ada
masalah keluarga? Maafkan jika aku terlalu ikut campur masalah keluarga
suamiku, tapi aku sudah tidak tahan eomma.”Hyura menggenggam erat tangan
mertuanya itu.
“Kau!!! Kenapa menanyakan Sehun padaku eoh? Anak
terkutuk itu!!”Wanita itu mengencangkan urat lehernya.
“mwo?? Bukankah Sehun adalah anak eomma? Kenapa bisa
mengatakan jika Sehun dengan kata-kata kasar seperti itu?” Hyura membulatkan
matanya.
Lee Eunjae melepaskan genggaman menantunya itu.
“Sehun bukan anakku, anakku hanya Gikwang!! Bagaimana bisa kau tidak tahu hal
ini!! Setidaknya jika Sehun tidak mengatakan ini padamu, kau bisa mengerti
sendiri. Aku dan Gikwang bermarga Lee sedangkan Sehun? Bermarga Oh . bukankah
jika keluarga kandung mempunyai marga yang sama? Kau sudah mengerti?
Pikirkanlah sendiri!! Aku harus pulang. Tidak seharusnya aku disini! Aku masih
banyak yang harus diselesaikan. Aku menyesal menemuimu. Rumahtanggamu dengan
anak itu bukan urusanku!!” wanita itu berlalu pergi.
“Jadi, Sehun berubah menjadi dingin semuanya berawal
dari…”
“Kenapa
kau tidak bekerja di perusahaan keluargamu saja ? bukankah kau sangat kaya
eoh?”
“Shireo, aku tidak berhak atas perusahaan itu
jadi aku tidak mungkin bekerja disana. Eomma pasti tidak akan memberiku izin.”
“Waeyo?
Bukankah dia eommamu? Dia tidak mungkin tidak memberimu izin, eomma mana yang
mau melihat anaknya dalam keadaan sulit Sehunnie.”
“Hikss mianhae Sehunnie.. jeongmal mianhae. Aku
memang bodoh!!” Hyura berulang kali memukul kepalanya.
“Hahaha.. kau menangis? Apa kau tidak bahagia
bersama Sehun? Aku sudah menduga ini akan terjadi.” Suara seorang wanita
mengejutkan Hyura.
“Sanghee?”
“Wae? Kau tidak percaya aku disini? Kau tahu, aku
hampir mati bunuh diri ketika tahu kau menikah dengan Sehun bukan dengan
Gikwang oppa. Hanya saja aku masih punya otak, aku mengurungkan niatku karena
aku masih ingin hidup melihat Sehun, bahkan aku masih ingin hidup bersama
Sehun.”
“Maksudmu apa ? Sehun itu suamiku. Kau tidak akan
pernah bisa bersamanya.”
“Siapa bilang aku tidak bisa bersamanya? Aku akan
melakukan apapun demi itu!!”
“Andwae!! Hiksss.. kau tidak akan bisa melakukan
itu. Sehun miliku.”
“Tapi aku yang lebih dulu menyukainya, kau hanya
yeoja beruntung yang bisa bersanding dengan namja setampan Sehun.”
“Khanda..
aku bisa mati disini jika terus menggubris hal yang tidak penting yang kau
bicarakan.”
“Ingat ne nona Park, Aku akan mengambill tuan Oh mu.
Hati-hati ne.” Sanghee berteriak kearah Hyura yang sekarang telah menjauh
pergi.
****
“Hyura~ah, Chagiya aku pulang… hyura~ah neo
eoddigga?” Sehun melemparkan tas kerjanya asal disofa.
“Kenapa tidak ada jawaban? Apa Hyura tidak dirumah?”
Sehun menuju kamar dan melepaskan dasinya.
“Aku pulang.” Suara Hyura.
Sehun yang mendengar suara istrinya itu langsung
berlari keluar dan memeluk istri yang sangat ia rindukan itu.
“kau darimana eo? Jeongmal beogoshipeo.” Sehun
memeluk erat Hyura.
Hyura tidak menjawab ocehan Sehun, Hyura melepaskan
pelukan Sehun dan berlalu kekamar.
“kenapa dengan istriku? Apa dia marah padaku?” Sehun
bertanya-tanya dalam hati.
Sehun menyusul Hyura kekamar. Sehun mendekati Hyura
yang sekarang duduk dipinggir ranjang mereka dan menggenggam erat tangannya.
“Yeobeo. Apa kau marah padaku? Jeongmal mianhae,
karena aku akhir-akhir ini selalu dingin padamu. Mianhae.. kau mau memaafkanku
kan? Aku janji akan membelikanmu buble tea jika kau jawab iya.” Sehun menatap
tajam Hyura.
Hyura tidak membalas tatapan Sehun, Hyura
memalingkan mukanya. Air jernih menetes dari pelupuk mata Hyura.
“Hikss.. kenapa kau tidak menceritakan semua
masalahmu padaku eo? Kau anggap apa aku ini hikkss.. aku bukan lagi
yeojachingumu yang bisa kau permainkan hatinya. Aku ini sudah sah menjadi
istrimu!! Pendampingmu sampai kau tutup usia nanti!! Kenapa kau tidak bilang
jika eomma lee itu bukan eomma kandungmu eo? Wae sehunnie wae? Hikksss..
seharusnya kau bilang padaku sejak awal, agar aku bisa mengerti hidupmu, hidup
yang selama ini kau jalani. Walaupun kau mengatakannya sejak awal aku tidak
akan berpaling darimu, aku tetap akan mencintaimu sehunnie.. aku menerimamu apa
adanya. Apa kau tidak percaya itu eoh? Hikksss.” Hyura masih dalam posisinya,
sesekali dia mengusap airmatanya yang jatuh dengan tangan kirinya karena tangan
kanannya sekarang berada dalam genggaman Sehun.
“jadi kau sudah tahu semuanya. Mianhae Hyura, aku
hanya tidak ingin kau terlibat dalam amasalahku. Aku tidak ingin kau menangis
karena masalahku, aku tidak ingin kau terbebani karena itu. Jeongmal mianhae.”
Sehun mencium dalam tangan Hyura.
Hyura membalikkan badannya dan mengusap keepala
Sehun dengan tangan kirinya.
“Sehunnie, aku tidak akan apa-apa jika harus
menangis bersamamu, aku juga tidak akan apa-apa jika menghadapi hal sulit
bersamamu. Itulah gunanya istri sehunnie.. kau bisa berbagi suka dan dukamu
bersama istrimu, aku memaafkanmu. Tapi kau harus janji padaku tidak akan
menyembunyikan apapun lagi!! Ceritakan semuanya padaku.”
“Ne, arasseo.”Sehun mengangguk pelan.
“Bolehkah aku memelukmu?” Sehun menunduk takut.
“Aisss, neo jinja!! Tentu saja boleh. Kemarilah uri
Sehunnie.” Hyura merentangkan tangannya.
“Hyura~ah,, kau tadikan sudah mengatakan iya. Mau
tidak membeli bubble tea bersamaku?” Sehun mengeluarkan aegyonya.
****
“ooh, jadi ketika kau diAmerika waktu itu, kau tidak
bertemu dengan eomma kandungmu? Kau hanya bertemu dengan appa mu?” Hyura
mengulang kalimat Sehun.
Sehun hanya mengangguk dan tetap sibuk menyeruput
bubble tea miliknya.
“apa appa mu mengatakan eomma mu dimana?”
Sehun menggeleng.
“lalu? Apa appa mu bermarga Oh sama sepertimu?”
Sehun melepaskan tautannya dengan bubble tea. “Tentu
saja, aku, appa, dan eomma bermarga oh.”
“Lalu ? pergi kemana kau kemarin? Kau pulanng dengan
mood yang sangat jelek. Ada apa sebenarnya?”
“Sudah, jangan banyak Tanya. Habiskan dulu bubble
tea mu.” Sehun menyodorkan pipet bubble tea di mulut Hyura.
“Sehunnie,, kajja!! Kita duduk disana saja.” Hyura
menunjuk sebuah kursi taman kayu.
Sehunpun hanya pasrah mengikuti istrinya itu.
]“Sehunnie, boleh aku Tanya sesuatu?”
“tanyakan saja, selagi moodku masih dalam keadaan
baik.”
“Sehunnie, apa aku cinta pertamamu?”
Sehun menggeleng.
“yaa!! Sungguh menyedihkan. Kau tau aku berharap
jika aku adalah cinta pertamamu, seperti kau yang merupakan pacar pertamaku.”
Hyura mempoutkan bibirnya.
“aku sudah pernah punya yeojachingu sebelum
mengenalmu, aku mengenalnya dari kecil. Dia gadis Amerika keturunan Korea. Kau
tau, aku selalu sesekolah dengannya. Kami berpacaran sejak Elementary dan
terputus ketika aku dan dia mau memasuki senior high school. Dia memutuskan
hubungan kami, karena dia harus kembali ke Amerika bersama orangtuanya. Dia
bilang padaku, jika dia sudah punya penggantiku di sana. Itulah yang
menyebabkan aku dulu selalu dingin pada yeoja yang menyukaiku, karena aku masih
belum bisa melupakannya dan aku tidak ingin merasakan cinta lagi dan merasakan
sakit itu lagi, sudah cukup.”
“Apa dia begitu cantik, sehingga sanggup memikat
namja sepertimu.”
“Tentu saja, dia sangat cantik. Bahkan lebih cantik
darimu.”
“mwo.!!” Pletakk. Hyura menjitak kepala Sehun dengan
seluruh tenaganya.
“ya!! Wae? Bukankah aku telah jujur? Bukankah kau
sendiri yang mengatakan jika aku harus jujur padamu dalam hal apapun?”
“Tapi jujurmu itu membuatku kesal. Bagaimana bisa
kau memuji yeoja lain dihadapan istrimu. Kalau dia lebih cantik dariku, pergi
sana kau cari yeoja itu dan jadikan dia istri keduamu dan ti nggalkan aku.”
Hyura semakin kesal.
“Yaaa!! Kau jangan marah eo? Kau juga cantik. Karena
itulah kau bisa memikat hatiku, bahkan merebut hatiku dari yeoja itu dan yang
pastinya kau bisa mengikat hatiku dengan hatimu. Jadi, aku tidak bisa lari
kemanapun. Aku hanya bisa diam ditempat, bersamamu, dekat denganmu.” Sehun
merangkul Hyura.
Hyura tersenyum malu mendengar ucapan Sehun.
“Sehunnie, kapan kita bulan madu eo? Aku ingin
jalan-jalan berdua bersamamu.” Ucap Hyura manja.
“bukankah kita sudah sering jalan-jalan berdua?
Sekarang pun juga seperti itu kan.”
“Ah, anniya. Bukan seperti ini.”
“Oh ne, arasseo. Kau tunggu aku sudah mengumpulkan
uang banyak ne. aku tidak mau bulan madu dengan uang orang lain. Aku ingin
hasil keringatku sendiri, kau bisa sabar menunggu itu kan?” Sehun mengusap
lembut Hyura.
Hyura mengangguk sanggup. “Geundae, Sehunnie. Aku
sangat rindu Chanyeol oppa, bisakah kita pergi kerumahku sebentar untuk
melihatnya?”
“Ne, geundae.. bukankah Chanyeol hyung menyusul appa
mu ke China eoh? Bukankah dia menyambung kuliah disana?”
“Ne, Chanyeol oppa sudah lulus kuliah, kemarin dia
mengirimiku pesan singkat. Chanyeol oppa akan pulang ke Korea besok, dia bilang
jika dia merindukanku. Aku juga sangat merindukannya. Kau janji ne, akan
mengantarkanku kesana.”
“ne, yakseokhae.” Sehun tersenyum manis.
“Kajja!! Kita pulang hari sudah sore, naiklah
kepunggungku. Aku akan menggenndongmu sampai apartement.”
“Ne, gomawoyo sehunnie.” Hyura naik ke punggung
Sehun.
“Sehunnie, kau sudah kembali menjadi Sehun yang
kukenal lagi. Sehun yang hangat dan yang sangat menyayangiku.”
“Ne, maka dari itu. Kau harus lebih menyayangi dan
mencintaiku. Harus lebih dari ini.”
Dengan semangat Hyura mengangguk setuju.
Plaas 'n opmerking