Author: Luxi Dailinda
Rizki
Genre: Romance, sad,
friendship
Length: Oneshot
Cast:
ü Yoo Hye Rin (oc)
ü Lee
Chan Hee/ Chunji
ü Kim
Seung Ra
ü Jung
Seo Yoon
Catatan: Enjoy for read
this Fanfict readers. Mian kalau banyak typo, kata-kata dan alurnya kurang
menarik. Jeongmal mianhae*bow
Apa
ada yang salah dengan diriku? Kenapa aku selalu bergetar ketika melewatinya?
Selalu mengunci mulutku rapat, diam seribu bahasa. Seperti tersengat arus
listrik yang cukup tinggi. Aku selalu lemas setelah melihatnya, walaupun itu
hanya dari bagian belakang tubuhnya. Apa aku benar-benar telah menyukainya? Aku
kira aku hanya mengaguminya karena wajahnya yang menurutku memang tampan itu.
Bagaimana tidak? Dengan wajah tirus, kulit putih, alis mata yang sempurna,
hidung mancung, apa semua itu belum cukup untuk menjadikan alasan kenapa aku
mengaguminya? Sebenarnya bukan hanya itu. Bukan hanya fisiknya, tapi aku juga
mengagumi kepribadiannya. Dia tergolong namja pendiam yang kurasa jarang
bicara, aku memang cenderung menyukai kepribadian seperti itu.
Semua
berlalu begitu saja. Hari-hariku kulewati dengan tumpukan-tumpukan perasan
emosionalku yang mungkin tidak akan pernah terkeluarkan ataupun tersalurkan.
Aku terlalu penakut mengungkapkan semuanya. Menatapnya secara langsungpun tidak
pernah kulakukan. Menunduk, hanya itu yang bisa kulakukan. Aku hanya mengelus
dada ketika melihatnya dari kejauhan, memperhatikan setiap gerak-geriknya.
Sayangnya waktuku hanya sebentar satu sekolah dengannya. Aku sudah hampir naik
ke tingkat yang lebih tinggi. Senior High School.
“Ya!! Hyerin~ah, kau
sedang melihat apa eoh?”kaget Seoyun
“Anniya, eobseoyo.” Aku
buru-buru memalingkan pandanganku.
“jeongmal? Jangan
bilang jika kau lagi-lagi melihat hoobae kita saat Junior High School dulu? Ye,
nugu? Aih, sayangnya aku lupa namanya.”Seoyun mengacak-ngacak rambutnya asal.
Aku hanya bisa
tersenyum melihat apa yang dia lakukan. “Pabbo! Kau merusak tatanan rambutmu
sendiri pabbo!” aku menjulurkan lidahku dan berlari menjauhinya.
Aku dan Seoyun memang
dekat. Seoyun adalah teman dekatku sejak aku masih di JHS. Entah apa yang
membuatku begitu dekat dengannya, dia adalah orang pertama yang menjadi
pendengar untuk curahan perasaanku, walaupun aku hanya mengatakan jika aku
mengagumi namja itu. Heh, tidak terlalu buruk naik tingkat ke SHS, lagipula aku
masih bisa melihatnya walaupun dalam persentase yang sangat minim. Ya.
sekolahnya dan sekolahku sekarang hanya berjarak beberapa meter saja. Apa aku
terlalu berlebihan menyukainya? Kurasa tidak. Wajar saja dia adalah namja
pertama yang berhasil memikat perhatianku. Chunji.. nama itulah yang selalu kuingat.
Ani eobseoyo.
Author POV
Gubrakk… seorang yeoja
kurus terjatuh kelantai entah karena apa. Dia berulangkali memegangi dadanya.
Menarik nafas sepanjang-panjangnya. Entah apa yang terjadi padanya. Hari masih
pagi, tidak mungkin ada seekor anjing yang mengejarnya dengan sangat
bersemangat sampai ke sekolah.
“Ya!! wae irae?” tanya
seorang yeoja yang bernama SeungRa.
“Anniyo. Hanya saja aku
baru saja melihat sesuatu yang membuat dadaku sesak.”
“Ye? Ige mwoya? Katakan
Hyerin~ah.”
Hyerin menarik nafasnya
panjang berdiri lalu mengembangkan senyumnya.
“Anniya, tidak terjadi
apa-apa.”
“Aiss, dasar kau
Seungra. Apa kau tidak tahu eoh jika chingu kita ini menyukai seseorang?”
Seoyun tiba-tiba datang dan merangkul Hyerin.
“Jinja? Nuguya?”
“Aaa niii yo, kau tidak
usah dengarkan apa yang dikatakan Seoyun. Aku tidak menyukai siapapun.”Jawab
Hyerin mengelak.
“Ya!! Hyerin~ah kau itu
masih kecil jadi kau masih belum cukup umur untuk menyukai seorang namja.”
Tambah Seungra.
“Geurrae. Aku tahu itu,
lagipula aku tidak menyukai siapapun. Bukankah kau tahu jika dihatiku ini hanya
ada oppadeul EXO eoh? Kenapa kau masih saja meragukanku?”
“Ne, arraseo”
****
Lelah sekali rasanya
seharian menghabiskan waktu disekolah. Dengan gontai aku melangkah menuju
gerbang sekolah yang jaraknya cukup jauh dari ruang kelasku. Satu langkah
sebelum aku benar-benar keluar dari halaman parkir sekolahku. aku mendadak berhenti
ditempat. Aku membeku ketika melihat senyuman seseorang. Senyuman yang belum
pernah kulihat sebelumnya. Senyuman seorang pangeran impian yang tentu saja sangat
sulit dilupakan. Meskipun bukan aku yang menjadi objek pelimpahan senyumannya,
tapi tetap saja jantung ini terasa hampir lepas. Berdegup dengan kencangnya.
“Chunji, kenapa kau bisa setampan itu.”ujarku dalam hati.
Tidak bisakah aku
berbicara padanya? Tidak bisakah aku menjabat tangannya? Tidak bisakah aku
memperkenalkan diriku sebagai yoo hye rin dihadapannya? Dan apa tidak bisakah
aku mendengar dia mengatakan jika namanya adalah Lee Chan hee padaku secara
langsung? Ku rasa semua itu hanyalah angan yang tidak akan mungkin bisa
terwujud. Hampir setiap aku membuka social media yang ku tuju pertama sekali
adalah namanya. LEE CHAN HEE. Tidak ada yang kulakukan di akunnya. Aku hanya
ingin tahu apa yang selama ini dilakukannya di social media. Aku hanya ingin
tahu siapa yang menyukainya, siapa teman dekatnya, dan tentunya siapa gadis
beruntung yang berhasil memikat hatinya. Poin yang terakhir itu tentunya adalah
poin yang sangat tidak aku harapkan terpampang dalam account social medianya.
Aku masih bisa bernafas sekarang karena yang aku khawatirkan sama sekali tidak
terjadi. Chunji adalah namja polos yang mungkin tidak mengenal apa itu
yeojachingu. Sama sepertiku. Tapi apa dia benar-benar tidak pernah menyukai
seorang yeoja? Walaupun aku tidak mengenal namjachingu tapi setidaknya aku
menyukainya. Lalu bagaimana dengannya? Aku pasti akan sangat iri pada gadis
yang disukainya. Akan lebih baik jika aku tidak tahu apa yang terjadi. Karena
aku yakin yeoja yang disukai chunji tentu saja bukan aku. Mengenalku pun kurasa
tidak.
****
Sama seperti yang biasa
kulakukan setiap jam istirahat pagi. Aku selalu menyempatkan waktuku berdiri
melamun di teras lantai dua gedung sekolahku. Kalian tahu apa yang aku lakukan?
Tentu saja melihat chunji dari kejauhan. Pada jam-jam seperti ini biasanya
chunji selalu bermain futsal atau juga basket bersama temannya di lapangan
sekolahnya. Hingga seseorang menepuk pundakku dan tentu saja membuyarkan
perhatianku.
“Kurasa kau benar-benar
menyukainya. Aku bisa lihat itu dari bola matamu. Kau tidak perlu mengelak
dengan alasan jika kau hanya menyukainya sebatas penggemar rahasia. Kau harus menemuinya.”
Aku menggeleng dengan
cepat. Yang benar saja, aku bisa mati berdiri jika harus berhadapan langsung
dengannya.
“Tidak perlu. Aku lebih
suka memperhatikannya dari jauh.”
“Apa kau yakin?
Bagaimana jika ada seseorang yang juga menyukainya dan berusaha mendapatkannya.
Kau rela dia bersama yeoja lain eoh?”
Aku menggeleng lemas.
“Seungra menyukainya.
Kau tau bagaimana jika dia sudah menyukai sesuatu? Dia pasti akan berusaha
mendapatkannya. Kau tahu sedekat apa sekarang seungra dengan chunjimu itu?”
Aku kembali menggeleng.
Hampir saja air mataku jatuh.
“Sangat dekat. Jika kau
tidak percaya, kau bisa melihatnya langsung nanti. Aku pergi dulu. Aku sangat
lapar. Kau mau kekantin bersamaku?”
“Tidak, aku tidak
lapar.” Kulihat seoyoon semakin jauh meninggalkanku aku berbalik dan terduduk
lemas dilantai. Aku masih tidak bisa percaya dengan apa yang dikatakan
seungyoon. Dengan cepat aku mengambil ponselku dan membuka account social media
milik seungra.
“Kau
pangeranku. Aku menginginkanmu. Tidak bisakah kita menjadi lebih?”
“bisakah
kita pulang bersama hari ini?”
“Mwoya ige?” aku
mengacak rambutku frustasi. Ingin rasanya aku melempar ponselku setelah melihat
semua yang dikatakan seungra dalam akun social medianya. Tapi aku masih bisa
mengontrol semuanya sekarang.
“Hyerin~ah, apa kau
tidak kekantin?” tanya seorang yeoja. Aku mendongakkan kepalaku melihat siapa
yang menyapaku. Seungra. Aku mengusap air mataku dan bangkit dari dudukku lalu
pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata apapun.
“Hyerin~ah, wae ire?
Ada apa denganmu eoh? Kenapa kau menangis?”
Seungra sekarang tepat
duduk didepanku dan mencoba menenangkanku. Aku menepis tangannya yang sekarang
sedang membelai lembut rambutku.
“Bisakah kau
menjauhiku, untuk sekarang saja. Setelah ini aku tidak peduli apa yang akan kau
lakukan.”
“Tapi kenapa? Apa aku
membuat sebuah kesalahan?”
“Bukankah aku sudah
memintamu pergi eoh. Aku sedang dalam keadaan tidak baik sekarang.”
Seungra meninggalkanku
dengan wajahnya yang kurasa sama sekali tidak mengerti dengan tingkahku. Maafkan
aku seungra, seharusnya aku tidak seperti ini padamu. mencintai adalah hak
setiap orang. Tapi kenapa harus Chunji? Kenapa harus orang yang juga kusukai.
Aku sadar jika aku tidak secantik kau dan aku yakin jika diharuskan memilih
Chunji akan lebih memilihmu dibanding aku. Apa aku harus merasakan yang lebih
sakit lagi? aku takut seungra.
“Kau yakin ingin
melihat yang kukatakan tadi?”
“ne.”
Tess, air mataku
menetes ketika mata ini benar-benar melihat seorang Seungra sekarang sedang
duduk manis diatas motor besar seorang Chunji. Yang membuat air mataku semakin
menetes adalah ketika melihat senyuman seungra merekah kearahku. jika aku
seorang penjahat ingin rasanya aku membunuhnya sekarang juga. Tapi itu tidak
mungkin kulakukan. Seungra adalah temanku. Apa harus aku mengalah? Tapi
bagaimana dengan hatiku? Mungkin setelah semuanya aku akan sangat sulit membuka
hati lagi untuk seorang namja. Hanya chunji sekarang yang ada dalam fikiranku.
“Aku menyukaimu.” Itu
yang ingin kukatakan. Apakah aku seberani itu mengatakannya? Apa aku kuat jika
harus menerima jawaban yang menyakitkan? Aku terlalu rapuh untuk itu.
Hari ini aku sudah
menyiapkan semua mentalku untuk misiku ini. ah bukan hanya aku tapi juga
seoyoon teman baikku. Hari ini aku memberanikan diri memasuki area sekolahnya.
Apakah kalian heran kenapa kami bisa masuk dengan mudah? Sekolahku dengan
sekolah Chunji berada dalam satu gerbang dan satu komplek. Bukankah boleh jika
hanya sekedar membeli makanan dikantinnya? Tentu saja boleh.
“Chunji~ya.” aku
memberanikan diri memanggilnya.
Chunji menunjuk dirinya
sendiri untuk memastikan apa aku benar-benar memanggilnya. Aku mengangguk
mengiyakan. Aku melangkah pelan mendekati Chunji.
“Bisakah kita bicara
sebentar?”
“Geurrae, mungkin duduk
lebih baik.”
Dengan gemetar setelah
aku duduk tepat sangat dekat dengan Chunji aku mengulurkan tanganku. Chunji
menyambut uluranku dengan tatapan heran yang ditujukan kearahku.
“LEE CHAN HEE.”
“Ara, nan arrayo. Tapi
mungkin kau tidak tahu siapa namaku.”
“Bukankah kau sunbaeku?
Tentu saja aku tahu namamu.”
“Ye?”
“Geurrae, bukan kah kau
Yoo Hye Rin. Yang selama ini selalu memperhatikanku dari jauh, yang selalu
kehabisan nafas jika melihatku, yang setiap harinya terlambat pulang kerumah
hanya untuk berdiri didepan gerbang sekolah untuk melihatku pulang dengan
motorku, yang selama ini tidak pernah absen membuka akun social mediaku?”
“Kau tahu semuanya?”
“Geurrae.”
“Tapi mungkin aku tidak
akan pernah lagi melakukan semua hal bodoh itu karena sekarang aku lebih sadar
dan tahu siapa aku dan siapa kau. Kau terlalu jauh dariku.”
“Terlalu jauh? Aku juga
bukanlah siapa-siapa dan aku juga bukan apa-apa. Aku hanya Lee Chan Hee.. yang”
“Lee Chan Hee yang
tampan, Lee Chan Hee yang mempunyai banyak fans, Lee Chan Hee yang mempunyai
selera tinggi untuk yeoja yang disukainya, Lee Chan Hee yang dingin, dan Lee
Chan Hee yang..”
“Itu semua bukan aku.
Aku tidak seburuk itu.”
“Arra, aku hanya bisa
mengucapkan selamat pada Seungra karena telah berhasil menarik perhatian
seorang Chunji. Walaupun aku tidak terlalu kuat untuk ini, tapi aku akan
berusaha untuk itu. Gomawo Chunji~ya karena sudah mau menjadi idola seorang Yoo
Hye Rin yang sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan Seungra. Yoo Hye Rin
yang biasa saja yang tidak secantik yeoja-yeoja lainnya, Chunji~ya aku sangat
bahagia karena ternyata seorang Chunji sama sekali tidak malu menjadi idola
seorang Yoo Hye Rin. Jeongmal gomawo chunji~ya.” Aku berlari meninggalkan
Chunji. Aku sudah tidak kuat lagi menahan tangisku.
“Bolehkah aku
mengajukan satu permintaan? Kau bilang jika kau adalah fansku bukan? Bukankah
jika fans harus mau menuruti apapun permintaan idolanya.”
Mendengar ucapan Chunji
seketika aku menghentikan langkahku. “Mwoya?”
“Bolehkah aku
memanggilmu dengan sebutan noona?”
“Itu hakmu, aku tidak
berhak mengatur siapapun yang memanggilku dengan sebutan apapun.”
“HyeRin noona, kau
tidak salah jika menyukaiku. Itu juga hakmu. Seungra? Aku tidak mempunyai
hubungan apapun dengannya. Aku hanya menghormatinya sebagai sunbaeku. Kau tau
kau itu fans yang sangat bodoh. Seungra sangat berani mendekatiku, dia dengan
sangat berani memintaku untuk mengantarnya pulang. Tapi kau? Kau hanya bisa
melihatku dari jarak yang sangat jauh. Jika begitu, bagaimana kau bisa
mengenalku? Bagaimana kau bisa berhubungan dekat denganku? Kau hanya menyiksa
perasaanmu noona.”
“Nan gwaenchana, aku
lebih nyaman dengan itu. Mendengar kau memanggilku noona saja sangat membuatku
bahagia. Gomawoyo. Jika kau menemukan yeoja yang nantinya akan menjadi
yeojachingumu semoga kau bahagia, tenang saja aku akan tetap menjadi fansmu.
Aku tidak akan dengan mudah melupakan semuanya. Maafkan aku jika sudah
membuatmu tidak nyaman karena aku terus saja menguntit dan memperhatikanmu.”
“Jeongmal Gomawo
Chunji~ya! aku lega sekarang karena sudah mengungkapkan semuanya.”
Plaas 'n opmerking