Author : Luxi Dailinda Rizki
Cast :
Park Hyura
·
Sehun EXO K as Oh Sehun
Other cast
Length : OneShoot
Hari ini Park Hyura sudah berganti marga menjadi Oh
Hyura karena hari ini Hyura sudah resmi menjadi istri Oh Sehun. Namja tampan
yang menjadi idaman semua yeoja yang melihatnya. Pasangan baru ini sekarang
sedang duduk di balkon kamar mereka, Di apartement Sehun. Hyura menyandarkan
kepalanya dibahu Sehun.
“Sehunnie.. apa kau menyangka jika aku akan menjadi
istrimu ?”
“hehh.. mollayo. Nan mollayo.” Sehun mengusap pucuk
kepala Hyura.
“Sehunnie… apa kau lapar ? aku akan memasakkanmu
sebentar ne.”
“Ah ne.. tapi kau buat saja teh dengan roti isi ne.”
“Ne.. aku akan membuatkan itu untukmu Sehunnie,,
wait ne .”
SKIP
“Ya!!! Aku sudah selesai… apa kau mau kusuapi..
aaaa. Yaaa!!buka mulutmu.”
“andweyo.. nanti aku makan sendiri.”
“Ah ne.” hyura menundukkan kepalanya ia sangat
kecewa karena Sehun tidak mau memakan roti buatannya. Sehun mendongakkan kepala
Hyura, ia menggeret Hyura mendekat kearahnya ia memposisikan Hyura didepan
tubuhnya. Sehun mendekap tubuh Hyura.
“Malam ini sangat dingin ne, tapi sekarang sudah
tidak.. karena aku memelukmu. Jadi tubuhku terasa hangat sekarang. Yaa!!!
Uljima !! aku pasti akan memakan rotimu itu nanti.. geunde sekarang aku ingin
melihat bintang2 yang indah itu bersamamu dulu.”
“heh.. ne..”
Sehun melepaskan pelukannya di tubuh Hyura ia
membalikan tubuh hyura menjadi menghadapnya.
“Sekarang kita makan bersama ne. buka mulutmu !”
Sehun tersenyum dan memasangkan roti di mulut Hyura.
“bersiaplah.” Sehun juga memakan roti yang ia pasang
pada Hyura tadi. Roti yang mereka makan bersama semakin mengecil dalam hitungan
detik pasti roti itu akan habis dan Chuuuu~~~ Bibir mereka tertempel sekarang mereka
cukup lama berciuman. Hingga Hyura melepaskan ciuman mereka.
“Ehem… Sehunniee.. minum ini teh mu..”
“Ah, ne gomawo yeobo .”
“Mwo ? Yeobo?”
“Waeyo ?? bukankah kau istriku. Apa aku tidak boleh
memanggilmu dengan panggilan seperti itu?”
“Anni.. kau bisa panggil aku sesukamu.”
Hening. Suasana diantara mereka menjadi hening..
suasana menjadi canggung. Hingga akhirnya Sehun mencairkan suasana.
“Hyura~ah kajja kita buka kado dari para tamu tadi.
walaupun kado itu bukan untukku tapi setidaknya kado itu untukmu kan ?”
“ah.. ne. kajja !! tapi aku ingin kau menggendongku.
Sehunnie.. jebal!!” cup.. Hyura mengecup pipi Sehun
“eoh.. geurre naiklah..” Sehun menjongkok dan
merelakan pungggungnya dinaiki Hyura.
Hyura POV
“woaaa.. ini lucu sekali.. pasangan boneka beruang
yang sangat serasi. Sehunnie.. malam ini aku ingin membawanya tidur bersamaku,
bolehkan ? ya!!! Kenapa kau diam saja !” aku menggoyang2kan tubuh Sehun karena
dia terlihat tidak senang dengan semua isi kado yang telah dibuka.
“wae? Apa semua kado ini hanya untukmu.. kenapa
semua isi kado ini untuk wanita eoh.. heh.” Sehun menarik nafasnya kesal.
“yak!!! Kau jangan sedih seperti itu, kau lihat itu
masih ada 2 kado lagi. Mungkin isinya untuk laki2.”
“Yaa… !! ige mwoyo ?” Sehun memegang sepaket pakaian
dalam wanita dengan ujung jarinya. “bentuknya sangat lucu eoh.. apa ini dipakai
seperti ini?” Sehun memakaikan bra di matanya layaknya kacamata.
“Yaa!! Neo!! Ini pakaian dalam wanita tahu. Kenapa
kau memakainya di matamu.”dengan cepat aku menariknya dari mata Sehun dan
menyembunyikannya dibalik punggungnya.
“Ah.. aku keluar saja. Disini panas.”
“Aiss.. jangan terlalu malam pulangnya.. kau harus
pulang dibawah jam 12 eoh.”
Sementara Sehun pergi sebentar aku menyiapkan
kejutan untuknya. Aku menyusun lilin disepanjang pintu masuk ke kamar kami.
Setelah aku menyiapkan semuanya aku melirik jam tanganku yang sudah menunjukkan
pukul 10 Pm KST. Aku penasaran kemana Sehun pergi. Aku khawatir akan terjadi
apa2 dengannya karena dia belum juga pulang. Aku berniat mencari Sehun ke taman
yang tidak jauh dari apartement Sehun. Aku
sangat terkejut ketika aku melihat Sehun sedang memeluk wanita lain.
“Sehunnie.. “ Aku tidak percaya dengan apa yang
kulihat sekarang. Bisa2nya Sehun membohongiku. Aku fikir dia keluar tadi karena
memang dia bosan dirumah dan ingin mencari udara segar tapi dia keluar karena
ingin menemui wanita lain. Aku berlari meninggalkan Sehun dengan tangisku. Aku
mendengar suara kaki Sehun yang mengejarku aku semakin mempercepat lariku
tapi..BRAKK.. aku terjatuh karena tersandung sebuah batu. Aku tidak bisa bangun
lagi, kakiku terkilir.
“gwenchana ?” Sehun menggenggam lenganku dan
bermaksud menolongku bangkit.
“Lepaskan!! Nae gwenchana.. aku bisa bangun sendiri.
Kau pergi saja dengan yeoja itu dan kau tidak perlu menghawatirkanku.. nae
gwenchana.”aku melepas paksa tangan Sehun dan berusaha bangun.
“ya!! Musun muriya? Kau istriku. Mana mungkin aku
meninggalkanmu disaat kau sakit seperti ini eoh. Kajja!! Kita pulang. Naiklah
.. palli!!”
“Andwe.. aku bisa pulang sendiri. Kakiku tidak
apa2.” Aku mencoba bangkit tetapi aku kembali terjatuh karena kakiku benar2
sakit.
“Ya!! Kau bandel sekali. Kajja naik!! Aku akan
memijit kakimu saat kita tiba dirumah nanti.”
Di perjalanan Sehun menjelaskan kejadian sebenarnya.
yeoja itu ternyata adalah Lee Eun Saa yang dulunya sangat terobsesi pada Sehun.
Dia memeluk Sehun tadi karena dia baru saja diputuskan oleh namjachingunya. Lee
Eun Saa adalah senior ku dan Sehun dulu saat SMA. Aku dan Sehun hampir sampai
di apartement kami. Ketika Sehun membuka pintu dia sangat terkejut karena ada
banyak lilin.
“Hei.. apa kau menyiapkan semua ini untukku. Mianhae
ne. lilinnya sudah banyak yang mati karena aku keluar terlalu lama.”
Sehun menurunkanku disofa ruang tengah. Dia memijit
kakiku yang tadi sedikit sakit karena terkilir. Krakkk.. “auuuuuuuuw” aku
berteriak karena Sehun memelin pergelangan kakiku.
“eotte? Apa sudah mendingan?”
“Ah ne.. gomawo. “ aku menunduk karena Sehun dari
tadi menatapku dengan tatapan yang sangat tajam. Sehun semakin mendekat
kearahku..
“Ya!! Apa yang akan kau lakukan eoh ?”
“Apa tidak boleh aku melakukannya? Aku nampyeonmu.
Ahh.. kau tidak asik.” Sehun membuat kerucut dibibirnya.
“Anniyo.. bukan begitu. Bukankah kita akan pergi
bulan madu eoh? Jadi kau bisa melakukannya saat waktu itu tiba.”
“andwe.. aku ingin melakukannya sekarang. Aku hanya
ingin menciummu apa itu harus ,menunggu kita bulan madu?”
“anniyo.. mianhae.”
Sehun meraih tengkukku dann.. Chu~~ Sehun sukses
mendaratkan bibirnya dibibirku. Aku membalas ciumannya.
“Ah, cukup.. aku kehabisan nafas yeobo. Kajja !ikut
aku .” Sehun menggendongku seperti menggendong bayi.
“Yakk!! Turunkan aku eoh. Aku bukan bayi lagi
sehunnie..”aku memukul2 pundak Sehun.
“Sepertinya kita tidak perlu menunggu ini saat kita
bulanmadu nanti chagi. Sekarang saja ne.” Sehun mengeluarkan senyum evilnya dan
membawaku kekamar dia mematikan semua lilin yang menyala.. hingga kamar kami benar2 gelap
SKIP
Author pov
Hyura mengeliatkan tubuhnya, matahari pagi
membuatnya terbangun dari tidur pulasnya. Hyura mencoba bangun tetapi hyura
kesulitan karena tubuhnya sekarang berada dalam dekapan tubuh Sehun. Hyura membalikkan
tubuhnya kearah Sehun dan memandangi setiap detail wajah Sehun, yeoja manis itu
masih tidak percaya jika sekarang dia sudah menjadi istri seorang namja yang
begitu tampan. Tangan Hyura menelusuri setiap detail wajah Sehun, mulai dari
alis, pipi, mata, hidung, tangan hyura terhenti ketika berada dibibir Sehun
karena tangan Sehun sekarang menggenggam tangan Hyura.
“Jauhkan tanganmu dari bibirku. Kau mau ku cium
huh?” Sehun mengukir senyum evil dibibirnya dengan mata yang masih terpejam.
Hyura mengerucutkan bibirnya kesal.
“Jangan meninggikan bibirmu seperti itu. Kau tau
jika kau seperti itu bibirmu akan lebih tinggi dari gunung. Cepat turunkan
bibirmu kalau kau tidak mau aku yang akan menurunkannya.”
Hyura menarik nafasnya kasar mendengar celotehan
Sehun, yeoja itu masih tidak habis fikir pada suaminya itu bagaimana bisa dia
tau apa yang dilakukan Hyura sementara dia dalam keadaan terpejam. yeoja itu
berusaha melepaskan pelukan Sehun. Matanya tertuju pada alas kaki yang berada
dibawah tempat tidurnya dan menuju kearah jendela ia membuka tirai penutup
jendela kamar mereka. Dia tersenyum sejenak ketika melihat Suaminya
mengernyitkan dahi karena silaunya cahaya matahari. Tapi ia kembali mendengus
kesal melihat suaminya yang bukannya bangun dari mimpinya tetapi malah
memposisikan tubuhnya membelakangi jendela dan menutup tubuhnya dengan
selimut. Hyura membuka pintu kamar
mereka dan menuju kedapur. Ia menyiapkan sarapan untuknya dan Sehun. Ketika
Hyura sedang sibuk memasak dia dikejutkan oleh Sehun yang memeluknya dari
belakang secara tiba2.
“Yaa.. Sehunnie. Jangan seperti ini. Aku belum
selesai memasak eoh?” Hyura mencoba menjauhkan tangan Sehun dari pinggangnya.
Tapi Sehun semakin mengeratkan tangannya di pinggang Hyura.
“Andwe, aku tidak mau melepaskan pelukanku.” Sehun menyandarkan dagunya di bahu Hyura.
Hyura menoleh dan membelai pipi Sehun lembut.
“Jadi, ini sifat aslimu. Kau sangat manja eoh? Cepat
bantu aku, ambil ini.” Hyura meraih daun bawang dan memberikannya pada Sehun
yang masih memeluknya.
“untuk apa ini? Apa ini bisa dimakan dalam bentuk
sepanjang ini ?” Sehun membolak-balikkan Daun bawang dengan satu tangan masih
memegang pinggang Hyura.
“Pabbo.. aku memberimu itu agar kau membantu aku
mengirisnya. Kalau kau mau makan itu dalam ukuran sepanjang itu juga tidak apa2
tapi jangan salahkan aku jika Sehunku yang tampan berubah menjadi seekor
kambing yang menyeramkan.”
“Aiss.. walaupun aku berubah menjadi kambing. Kau
masih tetap akan menjadi istriku kan. Lagipula jika aku berubah menjadi kambing
aku pasti berubah menjadi kambing tampan. Jadi tidak apa2 jika aku harus
berubah karena kau masih ada disampingku.” Sehun menciumi rambut Hyura.
“iya2 aku tahu kau akan tetap tampan walaupun
berubah menjadi apapun. dan aku akan tetap menyayangimu.” Hyura mencium pipi
Sehun singkat.” Geunde.. lepaskan pelukanmu dulu sehunnie.. masakanku bisa
tidak akan selesai jika kau terus memelukku.”
“Ne, aku tunggu kau disana ne.” Sehun menunjuk meja
makan mereka.
Kringggggg…. Ringgg. “Ya.. Sehunnie angkat telfonnya
bukankah kau yang paling dekat dengan telfon itu eoh?”
“Ne, chagiya… aku akan melakukan semua yang kau
perintahkan kepadaku. Bukankah aku suami yang baik eoh?” Sehun tertawa tidak
jelas merespon perintah dari hyura. Hyura yang melihat kelakuan suaminya itu
hanya menggelengkan kepala.
“Yoboseyo.. dengan saya Oh Se hoon suami dari Park
Hyura. Adik dari Lee Gi Kwang dan adik ipar dari Park Chanyeol. Apa ada masalah
yang begitu penting sehingga anda menghubungi saya?” Sehun tertawa tertahan
“Ya!! Kau apa2an eoh? Mengangkat telfon dengan gaya
seperti itu.. sangat tidak sopan. Cepat minta maaf.”Hyura memperingatkan Sehun
dari dapur.
“ne.. eomma. Sehun akan minta maaf..”Sehun menggoda
hyura dengan memanggilnya eomma.
“mwo? Eomma?” Hyura berteriak kesal. Hyura mematikan
kompor dan mengambil panci dilemari dan menghampiri Sehun. Hyura berkacak
pinggang didepan Sehun. Sehun yang melihat gaya istrinya yang sangat lucu itu
hanya bisa tertawa.
“Mau apa kau.” Sehun menantang hyura.
“kenapa kau memanggilku eomma eoh?” Hyura
mendongakkan kepalanya.
“Karena kau seperti ahjuma2.. kau sangat bawel sama
seperti eomma ku dulu. Eommaku sangat sering menceramahiku dulu ketika aku
kecil hahahaha.. dasar kau ahjuma!!”
“Ya!! Eommamu memarahimu karena kau terlalu nakal.
Rasakan ini.. ya Sehunnie jangan lari, jika kau kupukul dengan panci ini kau
akan mendapatkan keberuntungan Sehunnie..kembalilah!!” Hyura dan Sehun saling
berkejaran mengitari meja makan hampir seperti film2 bollywood..
“Aiss.. sudahlah aku lelah..” Hyura berjalan kedapur
dan mengambil masakan yang telah dia masak dan meletakkannya dimeja makan ia
menarik kursi untuk sehun dan dia duduk disampingnya.
“Duduklah.. kita makan.” Pandangan Hyura terfokus
kemakanan yang dia makan.
Sehun yang merasa bersalah pada Hyura menuruti semua
perkataan Hyura. Sehun duduk disamping Hyura melihat istrinya makan dengan
begitu lahapnya. Sehun merasa risih dengan rambut Hyura yang terurai panjang
menutupi wajahnya. Sehun menyelipkan rambut istrinya itu dibelakang telinga dia
berdiri menuju kekamar dan tidak lama keluar membawa pengikat rambut. Sehun
meraih rambut Hyura dan mengikatnya asal.
“Apa yang kau lihat eoh?” Hyura merasa terganggu
karena Sehun daritadi hanya duduk dikursi makan dan memandanginya.
“Tentu saja istriku yang cantik.” Sehun mencolek
pipi Hyura.
“Kau bilang apa tadi?”
“Anniyo, aku tidak bilang apa2. Kau diam saja jangan
ganggu aku makan.”
“Bukankah dia yang dari tadi mengganggu aku makan..
dasar!!.” Ujar Hyura dalam hati.
“Sehunnie.. siapa yang tadi menelfon?”
Sehun menghentikan acara makannya dan menoleh kearah
Hyura.” Eobseo.. aku hanya mengerjaimu tadi. sebenarnya aku sendiri yang
menelfon dengan ponselku. Jangan salahkan aku… salahkan saja ponselku ne.”
Sehun melanjutkan makan dengan wajah tanpa dosa.
“Khanda..” Hyura yang sangat kesal dengan perbuatan
Sehun menjauhi meja makan dan berlalu pergi kekamar.
Setelah Sehun menyelesaikan makannya dia menghampiri
Hyura kekamar.
“chagiya.. jangan marah ne..” Sehun membelai rambut
Hyura yang saat ini duduk di tepi ranjang mereka dengan lembut.
“anniyo.. aku tidak marah. Aku mandi dulu..” Hyura
menjawab Sehun singkat lalu masuk kekamar mandi.
Skip.. Hyura keluar dari kamar mandi hanya dengan
menggunakan handuk ditubuhnya. Sehun yang melihat itu langsung buru2 menutup
matanya dengan bantal yang ada didekatnya.
“Ya!!! Jangan perlihatkan pemandangan seperti itu
padaku eoh. Aku tidak sanggup melihatnya.. Hyura~ah.. hyura.. kau masih
disini?”
Tidak ada
jawaban dari Hyura dan BLAM.. pintu kamar mandi kembali tertutup karena Hyura
keluar tadi hanya mengambil pakaian gantinya. Sehun yang melihat tingkah
istrinya hanya menarik nafas pelan. Lama menunggu Hyura yang tidak juga keluar
dari kamar mandi Sehunpun tertidur dengan hanya kepala yang iya golekkan dibantal
sedangkan kakinya tetap seperti posisi awal saat dia duduk. Sedangkan Hyura
yang keluar dari kamarmandi hanya tersenyum melihat suaminya kini telah
tertidur pulas. Yeoja manis itu mendekati Sehun dan mengelus pipinya lembut.
“Baru aku tinggal mandi sebentar kau sudah tertidur
sebegini pulasnya suamiku.” Hyura mengalihkan tangannya mengusap rambut Sehun.
“ kau jangan nakal lagi ne, jangan seperti anak kecil lagi, aku tidak
suka.”Hyura kembali tersenyum dan mengecup pucuk kepala Sehun. Yeoja itu
mengangkat kaki Sehun yang masih berpijak dilantai keatas ranjang, agar
suamiinya itu tidur lebih nyaman. Hyura mengalihkan pandangannya kearah meja
rias miliknya ia duduk dikursi dan mengamati duplikat wajahnya itu dengan
seksama. Hyura adalah tipe yeoja yang sederhana yang tidak terlalu suka
berdandan biasanya ia hanya memakai bedak dan sedikit pemerah bibir. Setelah
selesai merias wajahnya hyura mengalihkan kegiatan meriasnya di bagian rambut,
sama seperti pada bagian wajah tadi hyura juga merias rambutnya dengan potongan
sederhana dengan hanya mengikat ekor kuda dan membuat sedikit poni menutupi
dahinya sehingga menambahkan image cute pada diri Hyura.
“aku baru sadar jika istriku benar2 cantik.” Sehun
memandangi Hyura tanpa berkedip dengan tetap pada posisi awal dia tidur tadi
hanya saja sekarang tubuhnya telah dimiringkan kearah Hyura sekarang duduk.
Hyura yang mendengar ucapan suaminya yang sebelumnya
jarang sekali dia dengar itu sontak terkejut dan menoleh reflex.
“jinja?? Ige jeongmalyo? Benarkah kau yang mengatakan
itu tadi ? benarkah Sehunku yang bicara jika istrinya ini cantik?” hyura
menatap Sehun dengan mata berbinar.
Sehun hanya mengangguk bingung. Sehun benar2 tidak
menyangka jika istrinya akan sebahagia itu mendengar pujian darinya. Hyura
mendekati Sehun dan menarik2 lengan Sehun.
“Ya!! Sehunnie.. chagiya, palli mandi. Kita jalan2
ne.. jebal. Mandilah chagi kau akan lebih tampan jika mandi.” Hyura
mengeluarkan aegyo terbaiknya untuk merayu Sehun.
“Ne, aku tidak akan sanggup menolak permintaanmu
chagi.” Sehun mencubit pipi Hyura gemas dan berlari kecil ke kamar mandi.
SKIP
Cerahnya matahari pagi, hitamnya aspal, hijaunya
dedaunan, warna-warni dan wangi bunga yang baru mekar menjadi saksi bisu
keromantisan pasangan baru ini, pasangan yang membuat setiap orang iri
melihatnya pasangan yang terlihat begitu sempurna. Sang namja begitu tampan
walaupun hanya mengenakan T-Shirt putih dan celana jeans pendek dilengkapi
dengan sepatu simple menghiasi kaki putihnya, begitupun sang yeoja walaupun
dandanannya sangat terlihat simple dengan rambut kuncir ekorkudanya dan baju
langsung selututnya tetapi ia terlihat begitu manis. Pasangan baru itu
bergandengan tangan disepanjang perjalanan merekeka, walaupu terlihat sangat
kekanakan tapi wajar saja mereka adalah pasangan baru yang notabennya ingin
selalu bersama dan seolah-olah enggan terpisahkan dalam keadaan apapun.
ditengah perjalanan mereka sang yeoja yang bernama hyura itu menghentikannya
karena yeoja itu terlihat begitu lelah.
“Sehunnie, aku lelah. dari tadi kita hanya berjalan-jalan
tidak jelas. Sebenarnya kita mau kemana?” Hyura memasang wajah sendunya pada
Sehun dan sesekali mengusap keringat yang mengucur didahinya.
“molla, bukankah kau yang tadi mengajak ku jalan2,
seharusnya aku yang bertanya padamu, kita mau kemana?” Sehun menjawab datar dan
pergi duduk disebuah kursi besi dipinggir jalan yang biasanya dipakai untuk
menunggu bis.
Hyura yang tidak suka dengan jawaban suaminya itu
mengerucutkan bibirnya dan mau tidak mau harus menyusulnya duduk dikursi itu.
Hyura duduk disamping Sehun dengan terus membuat ulah2 tidak jelas dengan
maksud agar Sehun menoleh kearahnya dan memusatkan perhatian pada dirinya.
“auuuuww… sakiitt auwww sehunniee sakit.” Hyura
kesakitan karena dia mencubit lengannya sendiri. “Sehunnie, lihat aku aku
kesakitan.” Hyura menggoyang-goyangkan lengan Sehun karena Sehun sama sekali
tidak menoleh kearahnya dan hanya sibuk dengan ponselnya.
“kau sakit karena ulahmu sendiri, dasar pabbo!!
Untuk apa kau mencubit lenganmu sendiri huh?” Sehun menanggapi Hyura dengan
mata masih tetap berpusat pada layar ponselnya.
Hyura mendengus kesal. Yeoja itu menunduk dan
mengambil sebuah batu dia memukul-mukulkan batu itu ditangan kursi..
Toktoktoktok..”Aku haus, aku haus, aku haus.” Tiba2 mata Hyura berbinar karena
Sehun berdiri dari tempat duduknya dan berlari menuju penjual es yang ada
diseberang jalan,. Sekembalinya sehun rasa dongkol di hati Hyura seketika
hilang.
“Gomawo, sehunnie. Kau baik sekali, aku baru saja
bilang jika aku haus kau sudah membelikannya untukku.” Hyura meraih es yang
dipegang Sehun.
“siapa bilang ini untukmu? Ini untukku tahu, aku
juga haus. Bukan kau saja.” Sehun menarik kasar es di tangan Hyura dan kembali
pada posisi awalnya.
Hyura yang
semula berdiri seketika terduduk diam tanpa kata, matanya mulai merah. Rasa
kacau dihati Hyura semakin bertambah ketika ada dua orang yeoja yang
menghampiri mereka. Dua orang yeoja itu berdiri tepat dihadapan Sehun dengan
menyuguhkan sebuah kertas dan pena.
“kau begitu tampan, boleh aku menimta tanda
tanganmu? Dan bolehkah kami duduk disampingmu.” Ujar kedua Yeoja itu itu
bersemangat.
“Ah, ne. silahkan.” Sehun mempersilahkan kedua yeoja
itu duduk disamping kirinya.
Kedua yeoja itu tidak berkedip memandangi Sehun hal
itulah yang membuat Hyura benar2 kesal, apalagi Sehun juga menanggapi kedua
yeoja itu. Dengan amarahnya Hyura berteriak kesal. “YA!! Neo!! Dua yeoja genit
menjauhlah dari namjaku..!!”
“Shireo.. kau siapanya? Yeoja chingunya? Hahaha, dia
begitu tampan kenapa dia memilih yeoja sepertimu? Sangat kontra.” Ujar
salahsatu yeoja.
“Haahaha kau benar!!! Apa namja tampan ini tidak
bisa memilih? Masih banyak yeoja yang lebih cantik darimu, dia Sangat tidak
pantas jika bersanding denganmu, kau sangat terlihat kampungan.” Yeoja yang
satunya menambahkan.
Hyura POV
“Mendengar ucapan yeoja itu tangisku sudah tidak
bisa kutahan. Aku ingin segera pergi, tapi bagaimana Sehun.” Aku berkata dalam
hati
“Sehunnie, aku mau pulang !!”
“Kau pulanglah dulu.. yeoja ini masih ingin berfoto
denganku. Nanti aku menyusulmu.”
Aku benar2 tidak menyangka dengan jawaban Sehun,
tega2nya dia membiarkan aku pulang sendiri dan memilih bersama dengan yeoja
itu. Aku berlari sekencang2nya dan sesekali mengusap air mataku yang jatuh. Aku
sangat lelah pinggangku sakit karena berlari terlalu kencang, akuu duduk
dibawah sebatang pohon dengan melipat kedua kakiku lurus. Aku menangis
sejadi-jadinya dngan posisi kepala yangkudekap dengan tangan ku. Karena terlalu
lama menangis aku tertidur. Entah sejak kapan dan siapa yang membaawaku
sekarang aku sedang berada dikamarku, dengan Sehun tidur disampingku. Aku
menjauhkan diriku dari Sehun aku benar2 kecewa padanya. Aku sangat terkejut
ketika tiba2 Sehun mendekapku dari belakang erat. Aku berusaha melepaskannya
tapi hasilnya nihil karena Sehun benar2 kuat.
“Sehunnie, jebal!! Lepaskan aku. Hikss aku tidak
mauu seperti ini. Kau seharusnya tidak memilihku Sehunnie.. benar apa yang
yeoja ituu katakan, kita sangat tidak cocok hikkss kau begitu tampan sedangkan
aku apa?hikshiks Aku jelek, bahkan sangat jelek. Kau tinggalkan aku saja… nan
gwenchana.. aku pulang kerumah channhyjmnmm ..” Ucapanku terputus karena Sehun
dengan cepat membalikkan tubuhku menghadapnya dan menciumku.
Aku melepaskan ciuman Sehun. “ cukup!! Jangan
seperti ini lagi!! Aku tau kau hanya memberiku harapan palsu kan!! Kau jahat!!
Hikkss. Kau mempermainkanku. Aku ini istrimu bukan lagi yeojachingumu hikshikss..
kau tinggalkan aku saja..” aku memukul dada bidang Sehuun berulang kali brsama
dengan isak tangisku.
Sehun meraihku dan menengelamkanku dalam pelukannya.
“Mianhae, jika kau telah tersakiti karena aku. Aku mencintaimu.. dan jangan
pernah bilang lagi jika aku harus meninggalkanmu karena itu tidak akan pernah
kulakukan. Uljima!! Mianhae atas perbuatanku tadi, jeongmal mianhae.. aku tidak
perduli jika yeoja diluar sana banyak yang lebih cantik darimu tapi bagiku kau
yang paling cantik diantara semuanya, hanya kau. Seperti yang kau dulu pernah
bilang padaku “Jika hatiku ini sudah
menentukan jika kau adalah pilihanku maka aku tidak akan pernah meninggalkanmu.”
“Hikss.. kau masih ingat kata2 itu? Aku kira kau
sudah lupa tentang semua yang kita lalui dulu.” Aku masih dalam tangisanku
“Sudah kubilangkan, uljima!!! Apa kau mau kucium
lagi supaya kau berhenti menangis eoh?” Sehun mengancam
Aku menggeleng pelan didalam dekapan Sehun tetapi
kurasa masih bisa dirasakan Sehun.” Anni, begini saja. Aku lebiih nyaman dengan
ini.”
Sehun semakin menguatkan dekapannya. “ geurre, jika
kau ingin begini terus. Aku akan mendekapmu sampai malam nanti.”
Aku memunculkan kepalaku menatap Sehun, aku
memejamkan mataku karena Sehun juga memejamkan matanya. Aku kembali
menenggelamkan kepalaku dalam dekapan Sehun karena bisa bersama dengan Sehun
dan berada dalam dekapannya bisa membuat ku benar2 nyaman dan begitu bahagia.
Semoga hubunganku dengan Sehun nanti tetap baik2 saja seperti saat ini.
Plaas 'n opmerking