Lay mengusap rambut Hyura lembut.
“Sebenarnya
apa yang dilakukan namja itu. Kenapa kau sampai menangis seperti ini Hyura.”
Lay merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu.
Sebuah penjepit rambut, lay memasangkannya di rambut Hyura.
“Neomu yeppeo.”Lay tersenyum lalu menempatkan
tubuh Hyura digendongannya.
*******
Sehun POV
Chuu~~~ bibir yeoja itu mendarat dibibirku. Aku
membelalakkan mataku karena kaget. betapa beraninya dia menciumku ditempat umum
seperti ini. Apa dia sudah gila, dia bahkan tau jika aku sudah punya Hyura.
Tapi kenapa dia masih mengharapkanku? Dia dulu bahkan meninggalkanku dan tega
mengatakan jika dia pergi karena dia sudah punya namja lain disana. Aku sudah
cukup sakit karena itu. Tapi kenapa sekarang dia kembali? Dia kembali ketika
aku sudah punya penggantinya. Dengan amarahku, aku mendorong dia menjauh dari
tubuhku. Aku meraih tas Hyura yang ditinggalkannya diatas meja lalu segera
pergi menjauh dari Raeina.
“Sehun~ah, aku mencintaimu. Masih sangat
mencintaimu.” Ucapnya ketika aku menjauh darinya.
“Mianhae.”hanya itu yang bisa kuucapkan untuk
membalas semua perasaannya. Hanya maaf. Karena aku sudah tidak bisa lagi
mencintainya seperti dulu.
Aku berlari sekuat tenagaku menjauh dari tempat
menyeramkan itu. Terlintas difikiranku Hyura. Ya! dimana dia? Dimana istriku?
Kenapa dia pergi kekamar mandi tetapi tidak kembali? Apa dia sudah pulang?
Hyura~ya.. neo eoddiegga? Aku mempercepat lariku agar segera sampai ke hotel.
Aku meraih ganggang pintu, aku menurunkannya.
“Eoh, masih terkunci! Aiss pabbo.. kunci kamar
ini ada di tas Hyura bagaimana mungkin dia bisa masuk tanpa kunci ini.
Sudahlah, mungkin aku menunggunya didalam saja.”
Aku menghempaskan tubuhku dikasur. Lengket.
Semua badanku lengket karena keringat, wajar saja aku berlari cukup jauh dari
kedai makan ke hotel. Mungkin akan lebih baik jika aku mandi. Hyura belum juga
pulang ketika aku selesai mandi. Aku menghidupkan TV diruang depan sembari
menunggu Hyura datang.
TOktoktok… Pintu kamar hotel kami diketuk
seseorang. Aku segera bangkit dan membukanya. Dan benar dugaanku, Hyura pulang.
Tapi Hyura pulang bersama seorang namja,kulihat Hyura tidur sangat pulas. namja
berlubang pipi itu berani-beraninya menggendong Hyura. Amarahku semakin
memuncak ketika namja lubang itu langsung masuk kekamar kami dan menidurkan
Hyura diranjang. Hampir saja tanganku ini melayang menghantam pipinya. Tapi aku
masih bisa menahannya, karena aku takut Hyura terbangun karena aku rebut dengan
namja ini.
“Wae? Kenapa kau tidak jadi memukulku eoh?”
Lubang pipi itu tersenyum evil dihadapanku.
“Ikut aku.”Aku mengajaknya keruang depan agar
Hyura tidak terganggu.
“Kau! Kau itu baru mengenal Hyura. Kau sudah
berani menggendongnya, mengantarkannya pulang bahkan menidurkannya di ranjang
pribadinya didepan suaminya sendiri. Apa kau juga sudah gila eoh? Kau sudah
tidak tau aturan?”
Heh.. namja itu tersenyum sinis.
“Seharusnya kau berterimakasih padaku, karena
sudah mengantarkan istrimu pulang dengan selamat tanpa kurang sedikitpun.
Seharusnya kau malu. Suami macam apa kau! Membiarkan istrimu menangis karenamu,
menangis tanpa kau disisinya.”
“Ye?? Hyura menangis?”aku kaget dengan yang
dikatakan namja lubang pipi ini.
Namja itu tidak menjawab pertanyaanku lagi, dia
keluar dari kamar hotelku begitu saja.
Aku mengutuk diriku sendiri. Aku benar-benar
bodoh! Membiarkan Hyura kembali menangis. Apa benar yang Lay katakan? Hyura
menangis karena aku? Tapi kenapa?
Aku mendekati Hyura dan duduk didekatnya. Ku
usap rambut panjangnya lembut. Matanya terlihat sembab. Hyura benar-benar
menangis. Aku menggenggam tangannya.
Euhhh… Hyura terbangun. Dia langsung menjauhkan
tubuhnya dariku menarik tangannya yang tadinya ku genggam.
“Hyura~ya, wae? Apa aku tidak boleh berada
disisimu?”
“Hikshikshiksss… menjauh dariku Sehun~ah,
jebal!!”
“Kau kenapa? Kau membenciku? Tapi karena apa
chagi?”
“Hiksshikss, aku melihat semuanya.”
Deg.. jantungku berdetak sangat kencang ketika
mendengar ucapan Hyura. Dia melihat semuanya? Dia melihat apa yang Raeina
lakukan padaku?
“Hyura~ya…”air mataku seketika menetes.
“Biarkan aku menjelaskannya.”
Hyura menggeleng. “Hikss, anniya. Tidak perlu
menjelaskan! Aku sudah tau. Kau sedikit menjauhlah dariku, aku ingin tidur.”
Hyura menyingkapkan selimut menutupi seluruh tubuhnya.
Hikshiksshikss..
aku masih bisa mendengarnya Hyura, suara
tangismu membuat hatiku benar-benar hancur.. aku tidak bisa menuruti
permintaanmu. Aku tidak bisa menjauh darimu walaupun hanya sedikit. Aku memeluk
tubuh Hyura yang terbungkus selimut.
“Mianhae, mianhae chagiya.” Hanya itu yang bisa
kukatakan.
“Sehun~ah, jangan buat aku semakin menangis.
Palli!! Menjauhlah dariku! Jangan dekati aku. Malam ini saja!”
Aku membuka selimut yang menutupi wajah Hyura.
Chu~~~ aku menciumnya dalam.
“Hyura~ya, tidak bisa. Aku ingin disini
bersamamu. disisimu ketika kau sedang sedih seperti ini, aku tidak ingin lagi
kau menangis tanpa aku disisimu.”
“Aku mau kita pulang besok! Aku sudah tidak
tahan lagi Sehun~ah hikkss.”
“Geurrae, jika itu yang kau inginkan. Sekarang
bangkitlah dan mandi. Tubuhmu pasti sangat kotor bersihkan dulu baru
tidur.”Sehun mengusap pucuk kepala Hyura.
****
“Eoh kau sudah selesai mandi istriku?”
Hyura hanya mengangguk.
“Cha, duduklah disini dan makan bersama. Aku
tadi membuatnya didapur hotel ini. Khusus untukmu.”Sehun menepuk-nepuk sofa
agar Hyura segera duduk.
“Cha, makanlah.”aku bermaksud menyuapinya tapi
dia menggeleng lalu menarik sendok yang aku pegang.
“Aku makan sendiri. Makan saja milikmu.”
“Geurrae, makanlah yang banyak.”Aku mengusap
rambutnya pelan.
“Hyura~ya, punyaku sudah habis. Tapi aku masih lapar. Maukah kau
menyuapiku satu sendok saja milikmu?”
Hyura memberikan mangkuknya untukku. “Makanlah, aku sudah kenyang.”
Ucapnya datar.
“Hyura~ya… kau masih marah?”
“Ani. Sudah tidak.” Hyura menempatkan dirinya di ranjang.
Sebenarnya aku juga sudah kenyang Hyura, tapi aku hanya ingin kau
menyuapiku. Tapi ternyata kau masih marah. Ucapku dalam hati.
“Ah, aku juga sudah mengantuk.”Aku menyusul Hyura tidur. Tanganku
memeluk pinggang Hyura seperti biasa, tapi kali ini beda. Hyura menggeser
tubuhnya ketika tahu aku memeluk pinggangnnya.
“Hyura~ya.” aku menatap punggungnya sendu.
“Tidurlah, bukankah kita besok akan berangkat pagi? Aku tidak ingin
tertinggal pesawat..”
“Ne,” aku membalikkan tubuhku dan berusaha tidur.
“Mianhae Hyura” kata-kata itulah yang menjadi pembuka tidurku malam
ini.
*****
Toktoktoktok..
“Chagi, kau teruskan dulu
ne beres-beresnya aku mau melihat keluar sebentar, sepertinya ada yang mengetuk
pintu.”
Hyura hanya mengangguk.
Cekrekk..
“Ye, nugu…”
“Sehun~ah.”Ternyata
yang mengetuk pintu kamar Sehun adalah Raeina.
Ketika mengetahui bahwa
yang datang adalah Raeina Sehun langsung menutup pintunya kembali, tapi sayang
Raeina menahan pintunya sehingga pintu masih tetap saja terbuka. Sehun menutup
pintu dan menggeret Raeina menjauh dari mulut pintu.
“Ada apa lagi kau
menemuiku?”
“Sehun~ah, izinkan aku
menemuimu untuk terakhir kalinya. Bukankah kau akan kembali ke Korea hari
ini?”Raeina bermaksud menggenggam tangan Sehun tapi Sehun menjauhkannya dari
Raeina.
“Lalu apa maumu?”Sehun
bertanya dengan ketus.
“Izinkan aku
memelukmu.”Raeina semakin mendekat kearah Sehun
Sehun menepis tangan
Raeina. “Mianhae, istriku menunggu didalam. Aku tidak mau membuatnya menunggu.
Memang hari ini aku dan istriku akan kembali ke Korea tapi bukan berarti hari
ini hari terakhir kau menemuiku bukan?
Jika kau menemuiku kau bisa datang ke Korea eoh?”
“Sehun~ah, benarkah aku
boleh menemuimu kapanpun?” Raeina memeluk pinggang Sehun.
Sehun menurunkan tangan
Raeina di pinggangnya. “Itu hakmu untuk menemuiku, tapi apa kau tidak malu
terus menemui dan terus mengharapkan laki-laki yang sudah beristri?”Sehun masuk
kedalam kamarnya.
“Hyura~ah, kau sudah
selesai?”
Hyura hanya mengangguk.
“Cha, kajja!! Kita
segera ke bandara. Nanti kita tertinggal pesawat. Kajja! Istriku.”Sehun
menghampiri Hyura dan merangkulnya.
“Sehun~ah, bisakah kau
turunkan tanganmu? Aku sedkit tidak nyaman.”
“Jinja? Ne, mianhae
chagi.”
Tittit Sehun menekan
tombol lift. Lift terbuka. Tidak sesuai harapan Sehun yang berharap jika hanya
dia dan Hyura yang ada didalam lift. Tapi saat ini dihadapan Hyura dan Sehun
ada Lay, yang otomatis akan sangat membuat Sehun kesal. Hyura dan Sehun masuk
kedalam lift. Suasana didalam lift canggung beberapa detik. Lay berusaha
mencairkannya dengan mengobrol bersama Hyura tanpa bermaksud mengajak Sehun
terlibat didalamnya.
“Hyura, dilihat dari
kopermu apa kau pulang ke korea hari ini?”
“Ne, Lay~ssi. Kau
benar, aku memang ingin pulang ke Korea. Wae? Apa kau mau ikut?”Jawab Hyura.
Lay menggeleng.
“Anniya, aku tidak ingin ikut. Jika aku ikut pulang bersamamu mungkin ada oknum
yang sangat membenciku nanti.”Lay mengeluarkan tawanya.
“Ya!! apa yang kau
maksud oknum itu adalah aku?” Sehun menyolot ucapan Lay.
“Ye? Kau merasa itu
kau? Ah, sebenarnya aku tidak mengatakan jika itu kau. Tapi jika kau
menginginkannya, ambilah. Aku tidak peduli.”Lay menjawab datar.
“Aiss, neo
jinja!!”Sehun hendak mengayunkan tonjokan kewajah Lay tapi Hyura
menghentikannya.
“Sehun~ah, apa kau
menyayangiku?”tanya Hyura.
“Tentu saja chagi.”
“lalu, apa kau
menghormatiku sebagai istrimu?”
“Ya!! kau kenapa eoh?
Tentu saja iya.”
“Jika iya, kau juga
harus menghormati temanku. Lay temanku. Dan jika kau menyayangiku tolong turuti
semua yang aku katakan, jangan melukai lay. Arasseo?”
“Ne, arasseo.”Sehun
menjawab pasrah.
“Hyura~ah, ini
untukmu.”Lay memberikan jepitan rambut yang sama persis dengan yang ia
pasangkan dikepala Hyura saat Hyura tertidur ditaman waktu itu.
“Woaa!! Neomu yeppeo
lay~ssi. Eoh, tunggu dulu. Sepertinya aku pernah melihat jepitan rambut ini
sebelumnya, tapi dimana?”Hyura berpikir keras lalu mencari sesuatu didalam
tasnya.
“Na, ini dia. Jepitan
ini sama persis. Apa jepitan ini juga darimu Lay~ssi?”
“Ne, mianhae aku
memasangkannya dirambutmu tanpa izin. Waktu itu aku risih dengan ponimu yang
menutupi mata saat kau tertidur ditaman, jadi aku menjepitnya.”Lay mengusap
lehernya malu.
“Eoh? Anniya. Gwenchana
Lay~ssi. Emm, gomawo ne karena telah menenangkan aku. Berkat kau, aku berhenti
menangis.” Mereka terus mengobrol satu sama lain tanpa menghiraukan Sehun yang
sedari tadi mengetuk-ngetuk dinding lift karena kesal.
“Bukan aku yang membuat
kau berhenti menangis. Tapi kau sendiri Hyura, dengan air matamu.”Lay lagi-lagi
tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang membuatnya semakin terlihat manis.
Toktoktok “Aiss, panas
sekali lift ini. Apa pemilik hotel ini tidak terfikir menambahkan AC didalam
lift eoh?”Sehun berteriak seperti orang gila.
Mendengar teriakan
Sehun Hyura dan Lay sontak menoleh kearah Sehun.
“Wae? Apa mengobrolnya
sudah eoh? Jika belum lanjutkan saja dan abaikan saja aku.”Sehun berpura-pura
panas dan mengipasi dirinya dengan tangan.
Mendengar pernyataan
Sehun Hyura dan Lay melanjutkan obrolan mereka tanpa menghiraukan Sehun yang
saat ini sedang memanas karena banyaknya api cemburu didalam tubuhnya.
Aiss,
Hyura aku tidak sebenarnya mengatakan itu, tapi kenapa kau benar-benar melakukannya?
Kau mengacuhkan aku Hyura, sebenarnya siapa yang suamimu ? aku ? atau namja
lubang pipi itu?Ucap Sehun dalam hati.
Zrttttt. Pintu lift
terbuka.
Dengan cepat Sehun
meraih kopernya dan menarik lengan Hyura segera pergi menjauh dari Lay.\
“Lay~ssi, aku pergi ne.
jangan rindukan aku. Hahaha, annyeong?”Hyura melambaikan tangannya pada Lay.
Lay yang melihat itu
hanya menatap Hyura yang semakin menjauh dan tersenyum manis.
“Apa
aku masih bisa bertemu denganmu lagi Hyura? Kuharap masih bisa. Sehun, jaga
Hyura baik-baik. Dia yeoja istimewa sehun~ah.”Ucap
Lay dalam hati.
“Hyura~ah, aku
cemburu.”Ujar Sehun dengan polosnya.
“Jinja? Eoh, baguslah.
Itu berarti kau sayang padaku.”Jawab Hyura singkat.
Sehun mengangguk.
“Hyura~ah, sampai kapan kau dingin padaku eoh? Aku sudah tidak tahan
Hyura.”Sehun mengeluarkan aegyeonya.
“Ye? Tidak tahan? Apa
karena dingin? Jika iya, pakai mantel satu lagi agar hangat.”Hyura berjalan
mendahului Sehun.
“Huhhh.”Sehun menarik
nafas kasar.
“Ya!! kau mau kemana
eoh?”
“Tentu saja mencari
taksi.” Jawab Hyura singkat.
Sehun~ah,
bukan kau saja yang cemburu. Aku juga cemburu Sehun. Dengan mataku sendiri aku
melihatmu dipeluk yeoja lain. Bukankah itu lebih parah dari yang aku lakukan?Hyura
tersenyum sinis.
“Kau kenapa
senyum-senyum sendiri chagi? Apa ada yang lucu?”
“anniya, eobseoyo.”
@Bandara
Hyura dan Sehun duduk
di kursi tunggu bandara, sudah hampir 1 jam mereka duduk menunggu tanpa bicara satu patah kata pun. Suasana canggung
menyelimuti mereka berdua. Sebenarnya Sehun sangat ingin memulai pembicaraan
dengan istrinya itu tapi ia takut istrinya akan semakin dingin padanya. Baru
saja Sehun membuka mulutnya dan belum sempat mengeluarkan suara , Hyura sudah
berdiri dari tempat duduknya.
“Sehun~ah, aku ke
toilet sebentar.”
Hmm. Sehun mengangguk.
Ketika Hyura akan
melangkah pergi Sehun menarik tangannya dan dengan takut-takut Sehun bertanya
pada Hyura. “Kau akan kembali kan?”
“Tentu saja. Mana
mungkin aku tetap disini sedangkan kau sudah kembali ke korea.” Hyura
mengacak-ngacak rambut Sehun. “jangan takut, aku tidak akan seperti waktu itu.
Aku akan segera kembali.”
Hyura POV
Sudah dari kurang lebih
satu jam tadi aku menahan kencing. Suhu yang dingin membuatku bertambah ingin
segera ke toilet. Sebenarnya aku menahannya karena aku takut meninggalkan Sehun
sendirian, bagaimana jika yeoja setan itu kembali dan menggodanya? Ahh,
sudahlah sepertinya ini lebih penting. Aku harus segera ke toilet.
SKIP
“Ah, akhirnya aku bisa
bernafas dengan lega tanpa menahan apapun.”
Aku membasuh wajahku
dengan air di washtafle. Suara seorang yeoja yang memanggilku membuatku
benar-benar terkejut.
“Hyura~ssi.”
Panggilnya.
Aku belum menoleh
kearahnya, aku melirik yeoja itu di kaca. Ah, kenapa harus yeoja itu.
“Wae?”tanyaku ketus
tanpa memandangnya.
Yeoja itu mengulurkan
tangannya. “Chukkae.”
TBC